Chapter DESEMBER
Part 2 (akhir)
Perempuan tidak bercerita,, dia hanya prengat prengut, cemberut, emosian tak berkesudahan, galau dan marah marah seharian. Tiba-tiba mencari drama korea dari aktor kesayangan. Tiba-tiba pula menyanyi lagu Ambyar dari Mas Denny Caknan, namun tiba-tiba pula dia jadi punya karya dalam aksara.
Buku pertamanya terbit di akhir tahun 2024. Bagaimana dia tidak bahagia, itu salah satu impiannya sejak dulu kala. Selamat atas pencapaianmu, wahai Jihan Maria Ulfa. Sudah siapkah dengan tantangan di tahun 2025? Semua harus kamu jemput dengan perasaan tenang dan bahagia, ya.
Part ini akan jadi cerita akhir dari buku ini. Tak terasa, tiga puluh lima bagian sudah ku selesaikan. Tantangan yang mengharuskanku konsisten menulis setiap hari di sela-sela pekerjaan. Dan, ternyata aku bisa menaklukkannya. Proud of me,, kamu hebat, Jihan.
Setelah ini rasanya aku butuh jeda. Butuh waktu untuk beristirahat sebentar dari kegiatan menulisku ini. Semoga tidak berlangsung lama. Tapi, maaf, ceritaku mungkin sudah tak terekam di platform manapun, pun di dua akun instagramku, ataupun facebook ku. Karena aku hanya akan menuliskannya di diary untuk merangkum cerita di tahun ini. Yang mudah-mudahan jika masih ada umurku, akan kuceritakan di tahun depan, di buku solo keduaku
Aku butuh spasi untuk mengembalikan mood untuk menulis lagi. Tidak untuk berhenti seperti titik di akhir kalimat. Aku hanya butuh tanda koma dan spasi untukku beristirahat. Mudah-mudahan nanti setelah semua ku mulai lagi, teman-teman masih berkenan membaca cerita-cerita random-ku, yaa.
Sedikit bercerita. Aku pernah membuat cerita yang terangkum melalui penjabaran huruf sesuai tanggal aku menulis. Aku juga pernah merangkai semua cerita dalam sebuah tema “It’s My Journey, Life Begins at Forty.” Karena hampir semua cerita adalah perjalananku menuju usia kepala empat di tahun 2023.
Hujan yang turun di luar malam ini semakin membuatku berintrospeksi. Bahwa untuk mencapai tujuan yang aku ingin, aku harus terus berlari. Namun, jika di antaranya ada duri, aku harus sejenak berhenti. Mengambil nafas, kemudian harus segera bangkit lagi. Aku berusaha memahami bahwa, terkadang hujan sengaja turun, agar aku berteduh dan berhenti mengejar sesuatu yang tidak perlu. Terkadang perlu koma dalam pekerjaan alias cuti agar pikiran fresh lagi. Seperti tulisan yang butuh koma dan spasi untuk mencapai titik dari sebuah kalimat, aku butuh jeda untuk membuat cerita yang lebih menarik lagi. Hari ini aku pamit sejenak dari menulis buku solo pertamaku tahun ini. Insyaa Allah jumpa lagi bulan atau tahun depan atau entah kapan ya, dengan konsep yang lebih matang dan ceria.
Kreator : Jihan Maria Ulfa
Comment Closed: Me in My Forty Part 35
Sorry, comment are closed for this post.