KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Me in My Forty Part 9

    Me in My Forty Part 9

    BY 25 Des 2024 Dilihat: 135 kali
    Me in My Forty Part 9_alineaku

    Chapter MARET

    Part 3

    Flashback pada Maret 2018 ..

    Pernah ngalamin kehilangan sesuatu, dan kita merasa sangat sedih? Tapi kemudian, Allah memberi kita ganti yang ternyata lebih baik? Aku pernah. Seperti yang aku ceritakan pada bagian 7 buku ini. 2018 adalah tahun kesedihan bagiku. 

    Berawal dari pertengahan Maret aku kehilangan janin diikuti dengan bertubi masalah keluarga. Aku kehilangan dua orang yang sempat memberi warna dalam hidup. Satu memberi warna kelam yaitu mantan suamiku dan satu lagi belum sempat menorehkan indahnya warna dalam kehidupanku. Janinku, yang luruh, dan kembali kepada Allah, saat 10 minggu berada di rahimku. Tapi di akhir tahun Allah dengan cepat memberi ganti nikmat berlipat di waktu yang tepat. Menjadi ASN di penghujung batas usia. 

    Jadi, apa yang harus kita lakukan dan ajarkan pada diri sendiri ketika kita kehilangan? Yup, kita harus move on. Kalau mengurung diri dalam kesedihan, kita akan putus asa dan kehilangan tujuan hidup. Memang saat berbicara kesannya mudah. Tapi saat kesedihan itu datang, kadang terasa sulit.

    Laa tahzan Innallaha Ma’ana,,, 

    Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita,,,

    Yang ku rasakan juga tak jauh beda. Sulit pada awalnya, butuh banyak bilangan hari untuk mengobatinya, namun keyakinan pada Allah bahwa DIA tak mungkin salah memilih pundak, juga jiwa yang kuat untuk diberi beban dan cobaan, ku coba perlahan bangkit untuk melewatinya. 

    Butuh banyak darah dan air mata untuk melaluinya. Butuh malam panjang nan gelap dan kelam untuk menyendiri dan bercengkrama dengan Sang Pencipta.

    Ikhlas tidak ada yang instan, Semua perlu perjuangan yang melelahkan. Ikhlas butuh kesadaran, Diri harus belajar menerima, bahwa kenyataan harus dihadapi bukan dijauhi agar tidak menanggung pedih yang mengiris hati. Ikhlas butuh hati yang lapang, memaafkan diri dan menerima apa pun yang terjadi. 

    Wahai hati,, ajari aku untuk tidak iri pada apa yang tidak aku miliki,,

    Ajari aku untuk ikhlas. Apa yang bukan hakku harus ku lepas. Mensyukuri segala nikmat yang telah Allah beri dengan hati yang luas.

    Pada akhirnya semua akan terbiasa dan kembali membaik seperti sebelumnya. Semua yang sakit akan pulih. Saat ini adalah saat dimana aku sudah berada level pasrah, sepasrah-pasrahnya. Menerima luka lama dan berusaha mengobatinya. Saat dimana aku harus memberikan keputusan terbaik untuk kehidupanku selanjutnya. Mengikhlaskan, dan memaafkan semua yang pernah menyakiti hati. Menjalani kehidupan baru di kota kecil ini.

    Namun jika aku boleh aku meminta, kepada semua yang telah menyakitiku aku ingin berkata

    “Pinjamlah hati orang yang kau sakiti dan kau ambil haknya agar kau tahu betapa sabar dan ikhlas itu berat rasanya.”

    Kini,,, aku terus mencoba mengerti bahwa semua berawal dari mimpi yang diperjuangkan dan semua keputusan terbaik harus diambil dengan melibatkan DIA. Jadi ingat quote yang selalu berulang kubaca ketika dalam kondisi jatuh,, 

    Allah always answers your request. May be not with a yes. But always with the best.

     

     

    Kreator : Jihan Maria Ulfa

    Bagikan ke

    Comment Closed: Me in My Forty Part 9

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021