Chapter MARET
Part 3
Flashback pada Maret 2018 ..
Pernah ngalamin kehilangan sesuatu, dan kita merasa sangat sedih? Tapi kemudian, Allah memberi kita ganti yang ternyata lebih baik? Aku pernah. Seperti yang aku ceritakan pada bagian 7 buku ini. 2018 adalah tahun kesedihan bagiku.
Berawal dari pertengahan Maret aku kehilangan janin diikuti dengan bertubi masalah keluarga. Aku kehilangan dua orang yang sempat memberi warna dalam hidup. Satu memberi warna kelam yaitu mantan suamiku dan satu lagi belum sempat menorehkan indahnya warna dalam kehidupanku. Janinku, yang luruh, dan kembali kepada Allah, saat 10 minggu berada di rahimku. Tapi di akhir tahun Allah dengan cepat memberi ganti nikmat berlipat di waktu yang tepat. Menjadi ASN di penghujung batas usia.
Jadi, apa yang harus kita lakukan dan ajarkan pada diri sendiri ketika kita kehilangan? Yup, kita harus move on. Kalau mengurung diri dalam kesedihan, kita akan putus asa dan kehilangan tujuan hidup. Memang saat berbicara kesannya mudah. Tapi saat kesedihan itu datang, kadang terasa sulit.
Laa tahzan Innallaha Ma’ana,,,
Jangan bersedih, sesungguhnya Allah bersama kita,,,
Yang ku rasakan juga tak jauh beda. Sulit pada awalnya, butuh banyak bilangan hari untuk mengobatinya, namun keyakinan pada Allah bahwa DIA tak mungkin salah memilih pundak, juga jiwa yang kuat untuk diberi beban dan cobaan, ku coba perlahan bangkit untuk melewatinya.
Butuh banyak darah dan air mata untuk melaluinya. Butuh malam panjang nan gelap dan kelam untuk menyendiri dan bercengkrama dengan Sang Pencipta.
Ikhlas tidak ada yang instan, Semua perlu perjuangan yang melelahkan. Ikhlas butuh kesadaran, Diri harus belajar menerima, bahwa kenyataan harus dihadapi bukan dijauhi agar tidak menanggung pedih yang mengiris hati. Ikhlas butuh hati yang lapang, memaafkan diri dan menerima apa pun yang terjadi.
Wahai hati,, ajari aku untuk tidak iri pada apa yang tidak aku miliki,,
Ajari aku untuk ikhlas. Apa yang bukan hakku harus ku lepas. Mensyukuri segala nikmat yang telah Allah beri dengan hati yang luas.
Pada akhirnya semua akan terbiasa dan kembali membaik seperti sebelumnya. Semua yang sakit akan pulih. Saat ini adalah saat dimana aku sudah berada level pasrah, sepasrah-pasrahnya. Menerima luka lama dan berusaha mengobatinya. Saat dimana aku harus memberikan keputusan terbaik untuk kehidupanku selanjutnya. Mengikhlaskan, dan memaafkan semua yang pernah menyakiti hati. Menjalani kehidupan baru di kota kecil ini.
Namun jika aku boleh aku meminta, kepada semua yang telah menyakitiku aku ingin berkata
“Pinjamlah hati orang yang kau sakiti dan kau ambil haknya agar kau tahu betapa sabar dan ikhlas itu berat rasanya.”
Kini,,, aku terus mencoba mengerti bahwa semua berawal dari mimpi yang diperjuangkan dan semua keputusan terbaik harus diambil dengan melibatkan DIA. Jadi ingat quote yang selalu berulang kubaca ketika dalam kondisi jatuh,,
Allah always answers your request. May be not with a yes. But always with the best.
Kreator : Jihan Maria Ulfa
Comment Closed: Me in My Forty Part 9
Sorry, comment are closed for this post.