Hal ini menyebabkan berakhirnya abad pertengahan dan perubahan radikal dalam sejarah dunia. Mohammed II, juga dikenal sebagai Mehmed sang Penakluk, lahir pada tahun 1432 dan sejak awal menunjukkan tekad dan ambisi yang luar biasa. Keinginan terdalamnya adalah menaklukkan Konstantinopel, ibu kota Kekaisaran Bizantium, dan mengubahnya menjadi permata kerajaan Ottoman barunya.
Ayah Mehmed, Murad II, telah beberapa kali berupaya merebut Konstantinopel, namun selalu menghadapi perlawanan hebat dari tembok kota dan kecerdikan para pembelanya. Meski demikian, Mehmed bertekad tak mengulangi kesalahan pendahulunya. Ia mempelajari taktik militer, sejarah Perang Salib, dan kelemahan Konstantinopel. Ia tahu bahwa kunci kemenangan adalah kombinasi strategi, kesabaran, dan teknologi.
Salah satu keputusan pertama Mehmed ll adalah menugaskan pembangunan meriam raksasa, yang dirancang khusus untuk merobohkan tembok Konstantinopel. Di bawah arahan insinyur Hongaria Orban, sebuah artileri raksasa diciptakan, mampu meluncurkan proyektil dengan berat lebih dari 600 kilogram pada jarak yang jauh.
Pada tahun 1453, Mehmed mengumpulkan lebih dari 100.000 tentara dan berbaris menuju gerbang Konstantinopel. Para pembela kota, di bawah komando Kaisar Konstantinus XI, berjumlah lebih kecil dari jumlah tentara Utsmaniyah, namun memiliki keunggulan karena tembok kota yang kokoh dan posisinya yang strategis antara Eropa dan Asia.
Pertempuran Konstantinopel berlangsung lebih dari 50 hari. Terlepas dari keunggulan jumlah Ottoman, tembok kota tetap bertahan dengan gagah berani. Meski begitu, Mehmed ll tidak patah semangat. Dia memerintahkan pasukannya untuk menggali terowongan di bawah tembok dan mengisinya dengan bahan peledak. Pada saat yang sama, kapal-kapalnya memblokir Selat Bosphorus, memutus kemungkinan bala bantuan atau pasokan bagi para pembela kota.
Akhirnya, pada tanggal 29 Mei 1453, setelah pengepungan selama berminggu-minggu, tembok Konstantinopel digantikan oleh meriam dan taktik pengepungan Mehmed ll yang kuat. Pasukan Utsmaniyah menyerbu kota tersebut, menandai berakhirnya Kesultanan Byzantium dan dimulainya era baru Kesultanan Utsmaniyah.
Dengan direbutnya Konstantinopel, Mehmed ll mengkonsolidasikan kekuasaannya di wilayah tersebut dan mengubah jalannya sejarah. Dia mengganti nama kota menjadi Istanbul dan menjadikannya ibu kota Kesultanan Ottoman. Selain itu, ia menetapkan kebijakan toleransi beragama, memungkinkan umat Kristen dan Yahudi untuk hidup dan menjalankan agama mereka dengan damai.
Penaklukan Konstantinopel oleh Mehmed II tidak hanya mengubah peta politik Eropa dan Asia, tetapi juga menandai dimulainya era baru dalam sejarah dunia. Warisan Mehmed ll masih hidup hingga saat ini, dan Istanbul berfungsi sebagai jembatan dinamis antara Timur dan Barat.
Kreator : Nadya Putri
Comment Closed: Mehmed ll, Sang Penakluk
Sorry, comment are closed for this post.