KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Melayang Tinggi di Awan

    Melayang Tinggi di Awan

    BY 12 Apr 2025 Dilihat: 76 kali
    Melayang Tinggi di Awan_alineaku

    Sebuah perumpamaan dalam meraih cita-cita bagaikan melayang tinggi di awan.  Awan di langit yang tinggi. Bahkan pepatah mengatakan, “Gantungkan cita-citamu setinggi langit”. Kisah inspiratif ini mengupas sekilas pengalamanku. Cita-cita menjadi guru mungkin sangat sederhana bagi sebagian orang, tapi tidak bagiku. Cita-cita mulia yang kuyakini hingga kini. Bahkan tak pernah aku menyinggung atau menjejalkan asa ini untuk putriku. Namun, dia memutuskan sendiri mengikuti jejak langkahku, meskipun sedang berproses dalam studinya.

    Cita-cita menjadi seorang pendidik berawal ketika pilihan melanjutkan Perguruan Tinggi dan akhirnya diterima pada sebuah PTN (Perguruan Tinggi Negeri) yang bertajuk IKIP (Institut Keguruan dan Ilmu Pendidikan). Begitu namanya waktu itu.

    Kali pertama mengajar pada sebuah event yang disebut PPL (Praktik Pengalaman Lapangan). Aku mendapat tugas mengajar pada sebuah Sekolah Menengah Pertama Negeri 30 Semarang. Dengan bimbingan seorang guru yang bernama Bapak Sutikno, S.Pd. Guru yang berwibawa, tampan, juga baik hati. Berkat Beliaulah aku mendapat arahan sebagai guru PPL. Ketelatenan dan kesabaran beliau membuat aku semakin semangat membulatkan tekad menjadi guru. Figur orang baik di sekitar kita memang dapat menjadi inspirator.

    “Selamat pagi, Bu Guru! Assalamu’alaikum.” sapaan hangat dari muridku yang bernama Ridwan di teras sekolah depan ruang guru.

    “Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh. Selamat pagi juga, Wan!” jawabku dengan senyuman pula.

    “Bu Dwi, nanti siang ada jam pelajaran Ibu di kelasku lho!” lanjut Ridwan.

    “Iya. Sampai bertemu kembali di kelas, ya.” sahutku.

    Begitulah sapaan sederhana yang menyemangatiku. Aku merasa bahagia mendapat sambutan murid-muridku, mereka mengharapkanku hadir di kelas. Ini baru salah satu sepenggal kisah menjadi calon guru.

    Sampai akhirnya aku menjadi guru sesungguhnya pada sebuah Sekolah Menengah Pertama di Kota Semarang. Beriringan pula dengan aku mendapat pinangan dari seorang Pak guru. Lika-liku menjadi guru sangat erat dengan dunia pendidikan. Dunia yang tak akan pernah runtuh oleh gilasan zaman. Bahkan sepanjang zaman akan selalu ada pendidikan. Salah satu unsurnya guru yang tak akan pernah tergantikan.

    Semua tapak kaki kehidupanku menjadi guru, Alhamdulillah terwarnai dengan jejak yang lurus saja. Aku mengukir karya menjadi guru kelas dilanjut mendapat kepercayaan menjadi wali kelas. Tak selang berapa lama tahun kelima mendapat tugas tambahan sebagai Kepala Bidang Kurikulum. Tugas itu aku emban selama dua periode kurang lebih enam tahun. Tahun berikutnya aku dipercaya menjadi Wakil Kepala Sekolah mendampingi Kepala Sekolah. Begitulah struktur organisasi yang diberlakukan waktu itu.

    Akhirnya pada Tahun Pelajaran 2013/2014 aku terseleksi menjadi Kepala Sekolah. Boleh jadi, tidak terlintas dalam pikiranku pun tidak tergores dalam catatan cita-citaku untuk menjadi pemimpin sebuah satuan pendidikan atau sekolah. Tuhan menakdirkan aku dan mengujiku untuk menjadi pimpinan sekolah. Meskipun belajar secara otodidak. Namun, ada pula kesempatan bagiku untuk mengikuti Pendidikan dan Pelatihan Kepala Sekolah hingga aku pun dipercaya menjadi Kepala Sekolah selama dua periode atau delapan tahun lamanya.

    Perjuangan dan pengabdian yang tak akan pernah usai karena sejatinya hidup ini adalah untuk berjuang dan mengabdi. Kemahakuasaan Tuhan yang menuntunku terus berjuang di jalan-Nya. Usai tugas menjadi Kepala Sekolah, aku menjadi guru biasa tapi dengan tugas tambahan di kelembagaan untuk membidangi Sumber Daya Manusia atau sebagai HRD (Human Resources Development).

    Aku selalu bersyukur atas titah-Nya. Aku juga bukan siapa-siapa, aku bukan orang yang pintar dan hebat. Aku hanya menyandarkan pada hati nurani dan pikiran positif. Semoga Tuhan Yang Maha Esa selalu menjagaku dan melindungiku. Ya Robbi, beri aku kesempatan untuk selalu belajar serta bersyukur dan melakukan yang terbaik dalam berbagai kebaikan. Bimbing aku melayang tinggi di awan meraih harapan yang tak akan pernah surut dengan berbagai cobaan dan ujian.

    Tidak semua cobaan dan ujian mudah untuk dihadapi. Namun, pilihan hidup untuk sebuah pengabdian menjadikan pemantik bahwa semua dapat terlampaui dengan keyakinan. Tuhan tidak akan membebani manusia kecuali sesuai dengan kesanggupannya. Marilah tetap bermimpi dan berharap untuk dapat meraih bintang-bintang di langit. Tetap bisa melayang tinggi di awan.

     

     

    Kreator : Dwi Astuti

    Bagikan ke

    Comment Closed: Melayang Tinggi di Awan

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021