Penulis : Dhien Novita Sani (Member KMO Alineaku)
Keluarga adalah sebuah lembaga sakral yang dibangun atas dasar kasih sayang dan pernikahan yang sah, dengan tujuan untuk memperoleh menggapai ridha Allah SWT, memperoleh keturunan dan membangun kekeluargaan dari kedua keluarga suami dan istri. (QS: al-Furqan:54)
Keluarga merupakan faktor yang sangat penting dalam upaya menanamkan nilai-nilai Islam, karakter dan kepribadian pada seorang anak. Keluarga yang mendasarkan aktivitasnya pada prinsip- prinsip Islam dalam mendidik anak (Abd al-Rahman al-Nahlawī, 2015).
Menurut UU RI Nomor 52 Tahun 2009, tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, Keluarga adalah unit terkecil dalam masyarakat yang terdiri dari: Suami-isteri, atau Suami, isteri, dan anaknya, atau Ayah dan anaknya, atau Ibu dan anaknya. Keluarga merupakan pilar pembangunan bangsa. Keluarga merupakan lingkungan pertama dan utama yang mempunyai peranan penting dalam memenuhi kebutuhan “asah, asih, dan asuh“.
Keluarga merupakan tumpuan untuk menumbuh kembangkan dan menyalurkan potensi setiap anggota keluarga. Asuh yakni memenuhi kebutuhan nutrisi dan gizi, imunisasi, kebersihan diri dan lingkungan, pengobatan, bermain; Asih menciptakan rasa aman, nyaman, mendapatkan perlindungan dari pengaruh yang kurang baik dan tindak kekerasan dan Asah yakni melakukan stimulasi (rangsangan dini) pada semua aspek perkembangan
Keluarga sehat merupakan suatu keadaan baik secara menyeluruh termasuk kondisi fisik, mental dan sosial yang memungkinkan keluarga yang terdiri dari individu-individu yang dikepalai oleh seorang kepala keluarga yang tinggal dalam satu lingkungan atau rumah dapat hidup produktif secara sosial dan ekonomis (Kemenkes, 2015).
Salah satu kebutuhan esensial manusia adalah kesehatan, baik kesehatan jasmani maupun rohani. Dengan memiliki kesehatan yang prima, manusia dapat melakukan berbagai aktifitas baik aktifitas yang berkaitan dengan masalah atau urusan duniawi maupun masalah atau urusan ukhrowi. Meski kesehatan begitu urgen, namun sebagian manusia sering kali tidak mengindahkan kesehatannya sendiri..
Salah satu contoh adalah ketika tubuh kita memberikan “sinyal-sinyal” adanya penyakit atau keletihan, biasanya kita mengabaikannya dengan tidak memberikannya waktu istirahat atau memeriksakannya ke dokter. Kita baru melakukan tindakan atau pemeriksaan justru setelah kondisinya betul- betul jatuh sakit dan kritis.
Itulah sebabnya, Islam sangat menganjurkan umatnya untuk lebih memperhatikan kesehatan karena kesehatan diri merupakan prasarat meraih kebahagiaan hidup di dunia maupun dan akherat nantinya. Kesehatan yang harus diperhatikan dalam pandangan Islam meliputi kesehatan fisiologis, psikologis, sosiologis dan rohani.
Keempat kriteria tersebut dapat terwujud dalam setiap manusia manakala dimulai dari unit keluarga. Mengingat keluarga adalah merupakan ujung tombak dalam membangun dan membina umat. Membina ummat tidak bisa dilepaskan dari membina kesehatan ummat. Dalam hal ini Rasulullah mengingatkan bahwa keluarga merupakan lembaga pendidikan pertama dan utama. Sabda Beliau:
“Tiada seorang anak yang dilahirkan kecuali dalam keadaan fitrah(potensi),lantas kedua orang tuanyalah yang akan membuat anak itu menjadi orang yahudi, nasrani ataupun majusi“.3
Hadis tersebut mengisyaratkan bahwa berawal dari binaan, pembelajaran, bimbingan dan arahan keluargalah kunci kesuksesan dalam mewujudkan misi Islam tentang prinsip hidup yang sehat secara paripurna. Tentunya hal ini sudah menjadi kesadaran setiap keluarga muslim. Karena dengan kondisi kesehatan yang prima, seorang muslim dapat melakukan apa saja yang menjadi keinginannya termasuk melaksanakan panggilan agama sehingga dapat meraih prestasi spiritualnya..
4 Kriteria Membangun keluarga sehat sesuai ajaran islam, dapat di jabarkan sebagai berikut
- Membangun dan Membina Kesehatan Fisik, dengan cara menjaga kesehatan fisik (olah raga), memakan makanan yang halal, menjauhkan diri dari makanan yak layak konsumsi, tidur yang cukup dan segera berobat jika sakit
- Membangun dan Membina Kesehatan Jiwa, dengan cara memelihara dan menjaga diri agar tetap tenang dan tentram, memiliki rasa tanggung jawab yang tinggi, kemampuan menerima keberadaan diri dan orang lain sebagaimana adanya dan membangun hubungan sosial yang baik dan membina hubungan saling percaya
- Membangun dan Membina Kesehatan Sosial, dengan cara menunjukkan sikap yang ramah kepada orang, berbicara yang sopan, peduli dengan sesama, saling menolong, dan mendoakan, menjenguk orang sakit dan melayat orang meninggal
- Membangun dan Membina Kesehatan Spritual, dengan cara selalu memperbaiki keimanan, keislaman, keikhlasan dan akhlak, kemampuan hamba yang shalih dalam mengaplikasikan ibadah dengan tulus ikhlas bahwa ibadah merupakan kebutuhan primer dan makanan rohaninya
Dengan menanamkan dan menegakkan prinsip prinsip kesehatan islami dimaksud kepada seluruh generasi muslim, sehingga keluarga menjadi prioritas pilihan utama dan pertama menjadi sentrum penanaman dan penumbuhkembangan nilai nilai tersebut serta aplikasinya menjadi landasan dan tradisi kesehariannya oleh para orang tua dan anggota keluarganya.
Bila nilai nilai kesehatan islami tersebut suatu saat telah menjadi acuan setiap keluarga beserta anggotanya , maka tidak mustahil umat islam dimasa mendatang akan menjadi umat yang benar benar sehat, tangguh dan kuat secara utuh bersemayam dalam diri kepribadiannya, yang mampu melaksanakan amanah di dunia dan diakherat nantinya dan ia menjadi orang yang berjiwa taqwa.
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”
Comment Closed: Membangun Keluarga Sehat, Idaman setiap keluarga
Sorry, comment are closed for this post.