KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Membangun potensi siswa Bab 1

    Membangun potensi siswa Bab 1

    BY 05 Sep 2025 Dilihat: 22 kali
    Membangun potensi siswa_alineaku

    BAB 1. 

    URGENSI MEMBANGUN POTENSI SISWA

    A. Mengapa potensi siswa perlu  dikembangkan? 

     

             Potensi menurut KBBI ( Kamus Besar Bahasa indonesia ) adalah kemampuan atau  kesanggupan yang ada pada seseorang atau sesuatu yang masih tersembunyi dan dapat dikembangkan menjadi kemampuan yang nyata  di masa depan. 

    Selanjutnya dalam UU Sisdiknas tahun 2003 pada pasal 3 disebutkan bahwa Tujuan pendidikan di Indonesia adalah untuk mengembangkan kemampuan dan membentuk watak serta peradaban bangsa yang bermartabat.

    Dari kedua kutipan di atas bisa diambil sebuah catatan penting bahwa potensi seseorang bersifat resesif (tersimpan) bukan dominan (kelihatan) sehingga tidak akan pernah muncul jika tidak digali dan dikembangkan. Potensi yang hebat akan tetap redup manakala pemantik cahayanya tidak kunjung dihidupkan. 

    Oleh karena itu, perlu pemantik yang tepat agar potensi yang terpendam tadi bisa menyemburkan cahayanya sehingga bisa menerangi diri dan dunia di sekelilingnya. Pertanyaannya, siapa sang pemantik tersebut? Jawabannya adalah orang tua, guru dan komunitas yang ada di sekitarnya. Merekalah orang-orang hebat yang diharapkan menjadi cemeti dalam menggali dan mengembangkan potensi yang dimiliki seseorang, teristimewa para siswa-siswi  di sekolah sebagai generasi penerus bangsa kelak.

     Karena ini  merupakan sebuah keniscayaan yang mutlak harus dikerjakan, maka kita harus melihat persoalan ini dari sudut pandang yang lebih luas dan terintegrasi, yaitu masa depan bangsa.

    Mengapa demikian? Coba bayangkan, di tahun 2030 Indonesia akan mengalami satu masa yang disebut dengan Bonus Demography. Dan, pada tahun 2045 kita memasuki satu fase yang disebut tahun Indonesia Emas. Kedua momen berharga tersebut berhasil atau tidaknya tergantung pada aktor utamanya, yaitu anak-anak muda. Dan mereka yang berhasil membawa negara ini ke masa keemasannya pastilah bukan anak-anak muda yang punya daya saing rendah. 

    Maka dari itulah dunia pendidikan kita diharapkan segera bergerak cepat dengan segala kewenangannya untuk lebih fokus mengeksplor bakat dan potensi siswa di sekolah-sekolah. Membekali guru dengan pengetahuan yang relevan dan menyiapkan fasilitas-fasilitas sebagai kanalisasi bagi anak untuk berkreasi sesuai dengan bakat dan potensi yang mereka miliki. Memang perlu kerja keras dan kerja sama dari semua pihak. Namun, kita percaya, inilah cara paling tepat untuk menemukan bakat dan potensi terpendam  anak bangsa.

    Andai ini berhasil, pastilah bonus demografi tahun 2030 yang akan datang tetap menjadi bonus dan bukan menjadi bencana demografi.

     

    B. Dampak positif pengembangan potensi siswa  bagi individu, sekolah dan masyarakat

    Tidak diragukan lagi anak yang potensi dirinya memperoleh kanalisasi yang tepat untuk berkembang pasti akan memberikan vibrasi positif baik kepada  dirinya sendiri maupun dengan lingkungan sekitar. Sebagai contoh untuk diri pribadinya terhindar dari sifat inferiority complex ( rasa rendah diri ), supel, mandiri, tidak sombong dan punya jati diri sehingga  tidak menjadi beban sosial bagi masyarakat.

    Selain daripada itu, anak-anak potensial ini juga bakal menjadi role model, bukan hanya sumber inspirasi bagi teman-temannya di sekolah akan tetapi juga berimbas pada grade atau peringkat sekolah  dimana dia menuntut ilmu.

    Contoh lain  yang bisa kita lihat adalah Andrea Hirata, penulis novel Laskar Pelangi. Meski hidup pas-pasan dan sekolah di tempat yang jauh dari kata layak, namun dengan kepiawaian guru-gurunya memotivasi dan membangkitkan potensi dirinya, Andrea akhirnya berhasil mengejar mimpinya belajar ke luar negeri dan menjadi penulis terkenal. 

    Akibatnya, Sekolah tempatnya belajar menjadi dikenal dan daerah dimana dia dilahirkan menjadi lirikan banyak mata sehingga menjadi destinasi wisata bukan hanya domestik bahkan sampai mancanegara.

    Sekali lagi, hal ini menguatkan argumen kita bahwa tidak ada anak yang bodoh. Semua punya kelebihan masing-masing. Tinggal bagaimana mencari dan memolesnya agar bisa tumbuh dan berkembang sesuai apa yang diharapkan.

    Selain itu, keberhasilan sekolah dalam menyingkap dan memoles bakat dan potensi siswa  dalam skala makro akan melahirkan komunitas-komunitas pembelajar yang orientasi berpikirnya adalah bagaimana memberikan kontribusi terbaik bagi keluarga, lingkungan, bangsa dan negaranya.

     Ini tentu sinyal positif bagi kita semua  sebab  orang tua tidak perlu lagi dipusingkan dengan tingkah polah anaknya yang aneh-aneh, seperti : kecanduan main game, tawuran, pergaulan bebas sampai terjerat kasus kriminal. Sementara komunitas masyarakat bisa hidup tenang lantaran kefahaman anak-anak muda saat bersosialisasi di tengah-tengah mereka yang mengambil peran sebagai problem solver bukan  sebagai problem maker

     

    C. Peran sekolah dan komunitas dalam pengembangan potensi siswa

     

    c.1. Peran sekolah

    Sebelum lanjut kepada peran sekolah dalam pengembangan potensi siswa terlebih dahulu perlu dipahami definisi  kata Pengembangan dan Membangun. Menurut Siagian ( 2012)  Pengembangan ( development ) berarti  mencakup kesempatan belajar untuk meningkatkan pengetahuan dan keahlian yang diperlukan dalam pekerjaan, serta difokuskan untuk jangka panjang

    Sedangkan kata Membangun bermakna proses perubahan menuju kondisi yang lebih baik dalam masyarakat, yang bertujuan meningkatkan kualitas hidup dan menciptakan kesejahteraan ( Ida Suryani Wijaya,2015). Jadi baik kata pengembangan maupun membangun secara substansi memiliki persamaan dan perbedaan. Persamaannya terletak pada proses menuju ke arah perbaikan kualitas sumber daya manusia sedangkan perbedaannya terletak pada Fokus dan metodenya. Membangun potensi lebih bermakna pada menciptakan dasar dan potensi sedangkan pengembangan potensi lebih fokus pada memperluas dan menyempurnakan potensi yang sudah ada.

          Karena sekolah merupakan center of knowledge and information bagi mereka yang menuntut ilmu dan sudah memiliki pondasi, maka lembaga ini pastilah memiliki peran krusial dalam pengembangan potensi siswa. Selain berfungsi sebagai penyampai ilmu pengetahuan sekolah juga berfungsi membantu siswa dalam mengembangkan kepribadian, minat, bakat dan keterampilan mereka.Ini dilakukan melalui berbagai cara, termasuk pembelajaran di dalam kelas, kegiatan ekstra kurikuler dan dukungan dari guru dan staff sekolah.

    Selain daripada itu untuk mendukung keberhasilan penggalian potensi siswa sekolah juga harus memiliki Folder Prestasi, yang memuat catatan, data diri  serta prestasi siswa per individu yang akurat dan terperinci. Tujuannya untuk memudahkan sekolah dalam memetakan potensi,  bakat, dan minat siswa sehingga proses perkembangannya bisa terus dipantau dan dievaluasi.

    Untuk lebih detailnya berikut adalah beberapa peran sekolah dalam pengembangan potensi siswa :

    a. Memfasilitasi pembelajaran yang berpusat pada siswa

    Siswa sebagai objek dalam proses pembelajaran tidak selamanya harus diposisikan seperti itu. Diam dan pasif. Ada kalanya mereka harus diberi kebebasan untuk mengemukakan pendapat atau bahkan menjadi seorang pemberi gagasan dalam proyek pembelajaran. Metode ini lazim disebut dengan metode inkuiri.

    Prof. Dr. Hamruni, M.Si dalam bukunya Strategi Pembelajaran menulis sistem pembelajaran yang berpusat pada siswa disebut dengan sistem pembelajaran tak langsung  dimana peran guru bergeser dari seorang penceramah menjadi fasilitator. Dengan sistem ini, siswa akan didorong untuk lebih aktif mengembangkan keterampilan interpersonal, memecahkan masalah, berdiskusi sampai kepada mempresentasikan hasil kerjanya.

    Meskipun memiliki kelemahan karena membutuhkan durasi waktu yang panjang tapi sisi positifnya sangat bagus untuk perkembangan potensi diri anak. Di samping  guru juga bisa mengamati kemudian memetakan siswa ini bakatnya apa dan potensinya cenderung kemana. 

     

    b. Mengembangkan minat dan bakat

    Setelah guru mengidentifikasi bakat dan potensi siswa, maka langkah berikutnya adalah pengembangan minat dan bakat anak tersebut. Dengan cara sekolah berupaya menyediakan berbagai sarana eksplorasi seperti : lapangan olahraga, ruang seni, ruang musik, laboratorium sains, perpustakaan, dll.

    Selain itu, sekolah juga perlu menyediakan program bimbingan dan konseling, kurikulum yang fleksibel serta lingkungan belajar yang kondusif.

     

    c. Kerjasama dengan orang tua 

         Karena orang tua merupakan mitra utama dari sekolah dalam proses keberlangsungan pendidikan, maka sekolah dituntut untuk memiliki hubungan yang harmonis dengan semua orang tua siswa. Terlebih lagi orang tua merupakan sumber utama informasi terkait potensi, bakat dan minat yang dimiliki anak. Dengan pertemuan rutin yang terjadwal  berbagai kendala atau progres akademik yang berhubungan dengan siswa akan bisa diselesaikan dengan baik.

         Dalam bukunya yang berjudul Anda Harus Pergi ke Sekolah, Anda Guru, Renee Rosenblum-Lowden dan Felicia Lowden Kimmel membagikan berbagai tips penting tentang bagaimana cara menjalin interaksi yang baik antara guru dan orang tua siswa. Di antaranya :

    • Membuat jadwal pertemuan yang teratur
    • Memberikan informasi siswa sejak dini dan berkala
    • Melibatkan orang tua dalam kegiatan sekolah ( parenting )
    • Meakinkan orang tua tentang potensi yang dimiliki   anak.

     

    C.2. Peran Komunitas

    Menurut Koentjaraningrat Komunitas adalah suatu kelompok sosial yang memiliki hubungan yang kuat dan intim, serta memiliki nilai dan norma yang sama, dan yang tinggal di suatu wilayah yang sama, serta memiliki kesadaran akan identitas bersama.

        Berdasarkan definisi di atas,  keberadaan komunitas-komunitas  yang beririsan dengan dunia pendidikan seperti : Komunitas literasi, komunitas pecinta alam, komunitas seni, dan lain sebagainya tentu merupakan energi tambahan bagi tumbuh kembang potensi anak. Sebab jika diibaratkan dengan sebuah mobil, keterlibatan mereka dalam sebuah komunitas yang selaras dengan potensi  dirinya akan membuat mobil tersebut akan  melaju kencang melampaui segala rintangan yang ada untuk bisa sampai ke tujuan dengan cepat dan selamat.

    Mengapa demikian? Karena peran komunitas terkadang bisa melewati apa yang  bisa diberikan oleh sekolah seperti jaringan yang lebih luas, pelatihan-pelatihan, mentoring, konseling, kenyamanan berinteraksi, penguatan karakter, sampai kepada penggalangan dana dari donatur untuk beasiswa anak yang kurang mampu.

    Dengan segala kelebihan tersebut wajar jika sekolah diharapkan melibatkan komunitas sebagai mitra aktif dalam menciptakan lingkungan yang kondusif bagi siswa untuk berkembang secara akademik, emosional, sosial dan keterampilan hidup. Karena  kolaborasi yang berjalan baik antara sekolah dan komunitas diyakini akan memperkaya pengalaman belajar siswa dan akan berdampak pada percepatan pencapaian potensi maksimal mereka.

     

     

    Kreator : Paridul,S.Pd ( Paridul Azwar, S.Pd )

    Bagikan ke

    Comment Closed: Membangun potensi siswa Bab 1

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021