KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » MEMBEDAH 5 KARAKTER YANG DITANAMAKAN PADA ANAK UNTUK MENGHADAPI ERA SOCIETY 5.0

    MEMBEDAH 5 KARAKTER YANG DITANAMAKAN PADA ANAK UNTUK MENGHADAPI ERA SOCIETY 5.0

    BY 15 Mar 2023 Dilihat: 150 kali

    oleh : I Gusti Agung Gede Agung Sanjaya, ST.,M.M



    Secara garis besar Era Society 5.0 adalah masa di mana teknologi-teknologi menjadi bagian dari manusia dengan kata lain, society 5.0 ini lebih mengarahkan bagaimana kita menggunakan teknologi itu sendiri. Society 5.0 akan menuntut kita untuk semakin berkembang mengikuti zaman yang mengarah ke era serba digital. Begitu juga dalam hal pendidikan anak penerapan literasi lama (membaca, menulis dan menghitung) “Calistung” perlu dipadukan dengan literasi baru diantaranya literasi data, literasi teknologi serta literasi manusia. Dalam mendukung literasi data, literasi teknologi dan literasi manusia dibutuhkan pendidikan karakter. Pendidikan karakter pertama kali harus dilaksanakan di dalam lingkungan keluarga karena keluarga merupakan sumber utama dan pertama bagi anak untuk memperoleh dan membentuk serta mengembangkan karakter. Ot Logo - Orang Tua Group Logo, HD Png Download - kindpng


    Dalam sebuah keluarga, orang tua bertanggung jawab untuk memberikan pendidikan karakter kepada anak. Artikel ini akan membedah bagaimana pendidikan karakter dalam keluarga dapat mencetak generasi yang siap menghadapi era society 5.0.

    Karakter-karakter yang dapat ditanamkan kepada anak untuk menghadapi era society 5.0 antara lain: 

    1. Sikap berpikir kritis (critical thinking)

    Di era society 5.0, semua orang akan terhubung melalui IoT (Internet of Things) sehingga mudah untuk mengakses berbagai informasi dari berbagai sumber di belahan dunia manapun, serta mudah untuk saling bertukar informasi. Untuk memperoleh informasi yang berkualitas dan kredibel, diperlukan sikap berpikir kritis. Seorang anak dapat dilatih untuk berpikir kritis mulai dari lingkungan keluarga dengan cara:

    a. Orang tua tidak menjadi micromanager bagi anak, artinya orang tua tidak perlu mengawasi anak secara berlebihan. Ketika anak mengerjakan sesuatu, orang tua tidak perlu terjun untuk memperbaikinya atau mendemonstrasikan cara yang benar, karena dikhawatirkan dapat membatasi anak untuk berpikir secara mendalam mengenai apa yang mereka kerjakan.

    b. Orang tua membangun kepercayaan kepada anak bahwa mereka bisa menemukan jalan perjuangan mereka sendiri. Semakin sering mereka mengalami masalah, mencoba solusi, dan menemukan hasil yang sukses, maka semakin efisien jalan perjuangan tersebut.

    d. Ketika anak mengeluh, sebaiknya orang tua memberikan simpati terlebih dahulu tanpa menanggapi dengan solusi. Dengan simpati, diharapkan anak dapat melepaskan emosionalnya sehingga otak mampu mengakses bagian rasionalnya untuk menemukan solusi atas masalah yang dihadapi.

    e. Orang tua sebaiknya tidak memberikan penjelasan yang panjang mengenai sesuatu, karena meskipun itu benar, tidak memberikan pengaruh apapun untuk perkembangan otak anak.

    f. Orang tua mengajukan pertanyaan tentang apa yang terjadi sehingga anak dapat memikirkan pilihan dan tindakan mereka terkait masalah yang terjadi. 

    1. Rasa ingin tahu yang tinggi (curiosity)

    Rasa ingin tahu selalu terlihat pada diri seseorang ketika berada dalam masa kanak-kanak. Rasa ingin tahu tersebut harus dikembangkan sehingga ketika anak tumbuh dewasa, rasa ingin tahu tersebut tetap tertanam dalam dirinya. Hal-hal yang bisa dilakukan orang tua untuk mengembangkan rasa ingin tahu anak antara lain:

    a. Orang  tua  bisa menjadi role model yang baik bagi anak. Ketika sebuah pertanyaan muncul di kepala orang tua, maka diharapkan orang tua bisa mengucapkannya dengan keras, kemudian mengajak anak untuk bersama-sama mencari jawaban.

    b. Ketika anak bertanya, orang tua harus memberikan jawaban atau penjelasan kemudian mendiskusikannya. Jika orang tua tidak bisa menjawab, maka sebaiknya berkata jujur dan mengajak anak untuk mencari jawaban bersama.

    c. Orang tua mendorong ketertarikan anak pada suatu hal sehingga anak bisa belajar lebih tentang ketertarikannya itu.

    d. Orang tua membekali anak dengan kemampuan untuk mengejar hal-hal yang ingin ia ketahui serta mengajak anak untuk melakukan observasi

    g. Orang tua membolehkan anak melakukan kesalahan, sehingga anak bisa mencari cara untuk bangkit dan bergerak maju lagi. Hal ini penting bagi anak agar tetap mengembangkan rasa ingin tahu dan menjadi tangguh.

    h. Orang tua tidak menamai kegiatan atau situasi tertentu sebagai sesuatu yang membosankan agar anak tidak berpikir bahwa bosan adalah hal yang wajar. Jika anak tidak terstimulasi, maka dorong anak untuk menemukan sesuatu yang menarik.

    1. Berpikir terbuka (open minded)

    Ketika seseorang mengedepankan berpikir terbuka, maka ia akan bersikap obyektif dalam menanggapi segala gangguan yang muncul, sehingga dapat berpikir secara jernih dalam pengambilan keputusan. Orang yang berpikir terbuka juga cenderung mudah untuk memprioritaskan kepentingan umum, sehingga hal ini sesuai dengan misi dari era society 5.0 yang mengutamakan kesejahteraan manusia.

    Dalam lingkungan keluarga, orang tua bisa melatih anak untuk berpikir terbuka. Strategi yang dapat digunakan antara lain sebagai berikut:

    a. Orang tua membiasakan anak untuk berinteraksi lintas budaya.

    b. Orang tua mengarahkan anak untuk menghindari stereotyping, prasangka dan generalisasi berlebih.

    c. Orang tua mengajak anak untuk mempelajari budaya lain.

    d. Orang tua mengajarkan kebiasaan memandang sesuatu dari berbagai perspektif yang berbeda.



    1. Kreatif

    Masyarakat yang hidup di era society 5.0 dituntut untuk kreatif agar tidak terlibas oleh kemajuan zaman. Hal-hal yang dapat dilakukan orang tua terhadap anak antara lain: 

    a. Memperbanyak waktu bermain anak; 

    b Memberikan ruang untuk berkreasi tanpa batas; 

    c. Membiarkan anak berkreasi meskipun mengakibatkan kekacauan; 

    d. Tidak takut bosan; 

    e. Mengizinkan anak untuk menjadi berbeda; 

    f. Menyelesaikan masalah bersama anak;

    g. Lebih menekankan proses daripada hasil;

    h. Mendorong rasa ingin tahu; 

    i. Memfasilitasi tetapi tidak mengontrol; 

    j. Menghargai kreativitas anak; dan 

    k. Mendorong anak untuk memainkan berbagai macam permainan kreatif

    1. Menjadi problem solver

    Di era society 5.0, kemampuan problem solving ini sangat dibutuhkan untuk mengidentifikasi masalah di antara berbagai disrupsi yang terjadi dan mampu memberikan beberapa pilihan solusi sehingga diperoleh solusi yang terbaik. Kemampuan problem solving ini tidak tiba-tiba muncul pada diri seseorang, melainkan memerlukan latihan dan pembiasaan sehingga bisa menjadi terampil. Kemampuan problem solving bisa dilatih mulai dari lingkungan keluarga. Hal-hal yang bisa dilakukan orang tua untuk mendorong anak menjadi problem solver antara lain: 

    1. Mengubah permintaan anak menjadi masalah untuk mereka selesaikan; 

    2. Ketika anak datang dengan suatu masalah, orang tua mengajukan pertanyaan untuk mendorong pemecahan masalah; 

    3. Melatih anak melalui masalah dan rasa khawatir; 

    4. Berdiskusi dengan anak dalam rangka bersiap jika terjadi situasi beresiko pada anak; 

    5. Menunjukkan sedikit keyakinan; dan 

    6. Memberikan tepuk tangan (tidak menjadikan masalah) atas kesalahan dan hal-hal lainnya.


    Persiapan menyambut era society 5.0 dapat dimulai dari lingkup terkecil dalam kehidupan, yaitu lingkungan keluarga. Persiapan tersebut melibatkan para anggota keluarga melalui penanaman karakter dalam format pendidikan keluarga. Menghadapi era society 5.0 ini dibutuhkan kemampuan  literasi dasar seperti literasi data yaitu kemampuan untuk membaca, analisis, dan menggunakan informasi (big data) di dunia digital. Kemudian literasi teknologi, memahami cara kerja mesin, aplikasi teknologi (coding, artificial intelli-gence, machine learning, engineering principles, biotech). Dan terakhir adalah literasi manusia yaitu humanities, komunikasi & desain.

    Bagikan ke

    Comment Closed: MEMBEDAH 5 KARAKTER YANG DITANAMAKAN PADA ANAK UNTUK MENGHADAPI ERA SOCIETY 5.0

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021