KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Memberi Kesaksian

    Memberi Kesaksian

    BY 30 Okt 2024 Dilihat: 89 kali
    Memberi Kesaksian_alineaku

    Pada suatu pagi yang cerah, Anastasia duduk termenung di sudut kelas sambil menatap teman-temannya yang bercengkerama. Walaupun wajahnya ceria, dalam hatinya ia merasa ada yang mengganjal. Sebagai salah seorang siswi yang rajin berdoa dan aktif dalam kegiatan rohani sekolah, Anastasia sering merasa kesepian. “Apakah aku satu-satunya yang memikirkan hal-hal spiritual di sini?” pikirnya. Namun, di tengah keraguan itu, sebuah insiden kecil di sekolah hari itu mengubah pandangannya.

    Pada hari itu, ada tugas kelompok untuk mengumpulkan donasi untuk membantu mereka yang membutuhkan di sekitar sekolah. Anastasia dan teman-temannya rencananya akan mengumpulkan sumbangan. Saat mendiskusikan rencana, salah satu teman Anastasia, Joshua, yang biasanya tidak begitu peduli dengan hal-hal semacam ini, tiba-tiba mengusulkan ide brilian. “Bagaimana kalau kita tidak hanya memberikan sumbangan, tapi juga berdoa bersama mereka?” kata Joshua. Anastasia terkejut mendengar usul itu. Dia tersenyum dan menyadari bahwa benih kebaikan yang ditanamnya selama ini rupanya mulai tumbuh di hati teman-temannya.

    Kisah ini mengingatkan kita pada Injil Lukas 9:7-9, dimana Herodes mendengar kabar tentang Yesus dan merasa cemas, bertanya-tanya siapakah sesungguhnya Yesus itu. Demikian juga dengan kita, dunia seringkali bertanya siapakah kita sebenarnya. Apakah kita hanya siswa biasa, ataukah kita adalah murid Kristus yang bercahaya dengan kasih dan perbuatan baik? Anastasia belajar bahwa kesaksian terbesar bukanlah perkataan, melainkan perbuatan yang mencerminkan cinta Allah.

    Dalam sebuah wawancara, Merry Riana pernah berkata, “Hidup ini bukan hanya tentang berapa banyak yang kita dapatkan, tetapi tentang berapa banyak yang dapat kita berikan kepada orang lain.” Ungkapan ini menjadi inspirasi bagi Anastasia untuk terus menjadi saksi kebaikan Allah di sekolah. Ia menyadari bahwa dengan berbagi kasih dan perhatian, dia dapat memotivasi teman-temannya untuk juga mengenal Allah lebih dekat.

    Kisah Anastasia mengajarkan kita semua bahwa meskipun kita merasa kecil atau tidak diperhatikan, Allah senantiasa melihat setiap upaya kita. Jadilah terang bagi dunia di sekitarmu. Dengan demikian, kamu akan menjadi saksi nyata kasih Allah di tengah kehidupan sehari-hari.

    “Saat kita merasa kecil dan tidak diperhatikan, ingatlah bahwa setiap tindakan kebaikan yang kita lakukan selalu dilihat dan dihargai oleh Tuhan.”

    Refleksi

    Seorang pemenang selalu melakukan refleksi diri untuk segera mendapatkan pembelajaran yang maksimal. Luangkan waktu dan tuliskan apa yang kamu pelajari.

    1. Pembelajaran terbesar saya hari ini adalah…
    2. Formula yang paling berkesan untuk saya adalah…
    3. Hari ini saya sangat bersyukur karena…

     

     

    Kreator : Silvianus

    Bagikan ke

    Comment Closed: Memberi Kesaksian

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021