Harus kompak dalam memuliakan tamu-tamu khususnya keluarga. Jika keluarga suami datang ke rumah maka aku sebagai pendamping hidup suami yang harus bersikap welcome banget, gembira, ramah, dan penuh perhatian yang tulus. Begitu pula sebaliknya. Kalau keluarga besarku, baik yang dari luar kota maupun luar pulau (Ambon) datang ke rumah atau bahkan sampai bermalam sekali pun, maka suamiku yang harus bersikap welcome banget menyambut kehadiran mereka.
Maka, agar tamu-tamu, khususnya keluarga tidak pekewuh atau sungkan, kami harus tulus sepenuh hati dalam menyambut kedatangan mereka di rumah kami. Bagi kami, kehadiran para tamu dalam rumah kami adalah karunia yang wajib disyukuri. Agama mengajarkan bahwa kita wajib memuliakan tamu dalam 3 hari. Jika tamu harus bermalam di rumah kita lebih dari 3 hari dan kita tetap memuliakannya, maka itu menjadi amal sedekah kita.
Semua ini kami lakukan, yang utama adalah perintah Allah dan teladan Rasulullah, selebihnya karena kami mengingat pesan Mamak yang pernah disampaikan pada kami.
“Kalau ada keluarga atau tamu yang datang ke rumah, apalagi yang dari kampung muliakan, perlakukan dengan baik. Kalau kita memuliakan tamu terutama keluarga nanti kalau tamu keluarga kita itu pulang, cerita yang dibawa kembali ke kampung adalah cerita yang baik-baik tentang sikap kita dalam memperlakukan mereka. Kebaikan kita akan didengar orang sekampung. Sebaliknya, kalau kita tidak memuliakan dan memperlakukan dengan baik, maka kabarnya juga akan didengar orang sekampung,” ucap Mamak dengan sungguh-sungguh.
Nasihat Mamak ini kami renungkan dan sangat kami perhatikan. Benar adanya, jika tamu kita nyaman dan puas bertamu ke rumah kita, maka dengan sendirinya lisan itu dapat berucap kepada siapa saja sebagai ekspresi hati yang puas dan senang. Sebaliknya, jika tamu kita tidak merasa nyaman dan puas, bahkan jika sampai ‘kapok’ untuk datang ke rumah kita lagi … maka lisan itu pun tak dapat dikunci. Perlakuan kita akan menjadi buah bibir seantero negeri di kampung. Benar juga kata pepatah, barang siapa menanam maka ia yang akan menuai. Bertanam kebaikan, insyaa Allah beroleh pahala dan akan menuai kebaikan pula. Bertanam keburukan, jauh dari rahmat Allah dan keburukan pula yang akan dituainya.
Semua berpulang pada pribadi masing-masing, ya. Namun, aku yakin, siapa yang bervisi akhirat, maka ia akan bersegera dalam kebaikan, sekecil atau sesederhana apapun. Terlebih hal tamu ini bukan perkara remeh temeh ya. Pasti kawan semua akan berusaha memuliakan para tamu yang Allah hadirkan dalam rumah kita karena Allah akan berikan ridho-Nya, limpahan rahmat-Nya, ganti untuk kita dengan rezeki yang lebih baik dan penuh keberkahan, serta membersihkan rumah kita dari keburukan dan bala’. Hayyooo, Siapa yang nggak pengen dapat seperti ini??? Pastinya, semua kepengen ya. Hayyuk, ambil kesempatan baik ini dan jangan sia-siakan, kawans!
Kreator : Maryam Damayanti Payapo
Comment Closed: Memuliakan Tamu
Sorry, comment are closed for this post.