KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Menabung (Bab 7)

    Menabung (Bab 7)

    BY 29 Jun 2025 Dilihat: 4 kali
    Menabung_alineaku

    Hari ini Bu Dini kembali mengingatkan anak-anak agar rajin menabung, baik di sekolah maupun di rumah. Anak-anak bisa menabung di sekolah kepada Bu Dini. Namun, uangnya baru bisa diambil ketika pengambilan rapor kenaikan kelas sehingga sudah terkumpul cukup banyak. Sedangkan di rumah anak-anak bisa menabung di celengan yang bisa dibeli di toko-toko. Bentuk dari celengan itu lucu-lucu. Ada yang berbentuk kodok, ayam, kucing, tabung dan masih banyak lagi. Ada yang terbuat dari plastik, dan ada juga yang terbuat dari kaleng. Semua ada dan murah harganya.

    Putri bosan mendengar nasehat Bu Dini agar rajin menabung. Jika uang jajannya ditabung, Putri tidak bisa makan kenyang di kantin. Lagipula, ia tidak melihat ada manfaatnya dari menabung. Sampai Putri menemani Ibu belanja di pasar.

    “Mainan barbie ini berapa harganya, Pak?” tanya seorang gadis kecil kepada penjual mainan. Anak itu pakaiannya lusuh dan beberapa sudah sobek.

    “Lima puluh ribu rupiah, Nak. Memangnya kamu sudah punya uang?” tanya Bapak Penjual Mainan.

    “Aku sudah menabung selama lima bulan. Kemarin aku ambil uangnya karena sudah cukup banyak. Ini uangnya, Pak. Terima kasih.” balas gadis kecil itu sambil menyodorkan uang yang digenggamnya kepada Bapak Penjual Mainan.

    ”Sama-sama, Nak. Jangan berhenti menabung, ya.” pesan Penjual Mainan.

    Putri yang berada di samping Ibu yang sedang memilih sayuran memperhatikan dengan heran pemandangan tersebut. Tadinya ia menyangka gadis kecil itu tidak akan jadi membeli mainan karena harganya cukup mahal. Tapi, ternyata dugaannya salah. Gadis itu punya cukup uang karena rajin menabung.

    Keluar dari pasar, Putri bertemu dengan Arum, teman sekolahnya yang sedang disuruh ibunya membeli telur ayam untuk membuat kue. Arum naik sepeda baru berwarna merah muda. Plastik pembungkus sepedanya belum dilepas semua.

    “Wah, sepeda baru ya, Rum? Bagus sekali.” puji Putri sambil menyalami sahabatnya itu.

    “Ya, nih. Baru dibelikan Ayah tadi.” jawab Arum bahagia.

    “Memangnya hari ini kamu ulang tahun? Aku kok tidak tahu, ya.” tanya Putri heran. Ia menduga sepeda itu hadiah dari Ayah Arum di hari ulang tahunnya.

    “Oh, tidak, tidak. Aku ulang tahun masih empat bulan lagi. Sepeda ini hasil dari tabunganku selama satu tahun lebih. Kemarin aku lihat ternyata sudah cukup untuk membeli sepeda yang sudah lama aku impikan. Jadi, langsung saja aku bongkar dan minta Ayah untuk membelikannya tadi.” jelas Arum dengan wajah berseri-seri. 

    ”Maaf ya, Putri. Aku harus pulang sekarang karena Ibu pasti sudah menungguku. Sampai bertemu lagi besok.” pamit Arum sambil berlalu pergi meninggalkan Putri yang kembali terpaku keheranan. Ibu yang tahu isi hati anak kesayangannya itu hanya tersenyum kecil. Putri sudah mulai memahami betapa bermanfaatnya jika kita rajin menabung.

    “Kita beli celengan ya, Bu. Aku akan rajin menabung seperti Arum dan gadis kecil tadi.” Bisik Putri malu-malu di hadapan Ibu. Ibu mengangguk setuju. Mereka lalu membeli celengan besar dari plastik berbentuk kelinci.

    Sesampainya di rumah, Putri ingin sekali memberitahu Ayah tentang celengan barunya namun belum sempat ia mengungkapkan maksudnya. Putri dan Ibu sudah dikejutkan dengan kehadiran mobil sedan baru berwarna putih yang terparkir di halaman rumah.

    “Ada tamu siapa, Yah? Sudah dari tadi?” tanya Ibu sambil meletakkan barang belanjaan di meja tamu. Ayah tersenyum penuh arti.

    “Tamu yang mana? Tidak ada siapa-siapa kok di sini. Ibu lihat sendiri, kan.” jawab Ayah kalem.

    “Lho, terus itu mobil siapa, Yah?” tanya Putri ikut penasaran.

    “Ehmm….begini. ceritanya tadi Ayah dari bank mau mengambil tabungan untuk memperbaiki rumah belakang yang rusak. Eh, ternyata Ayah menang undian dan hadiahnya mobil itu. Ayah sendiri sangat terkejut dan tidak menyangka bisa seberuntung ini.”jelas Ayah penuh semangat.

    “Jadi ini mobil kita, Ayah?”  seru Putri senang bukan main. Ayah mengangguk mantap. Ibu juga bahagia sekali sampai tidak bisa berkata-kata lagi.

    “Ayo kita masuk ke dalam mobil dan mencobanya. Enak apa tidak?”ajak Ayah dengan senyum yang tidak pernah lepas dari bibirnya.

    Ya begitulah hidup. Cerita itu diceritakan Putri setelah dewasa kepada anak-anaknya, Siapa suka menabung pasti beruntung.

    Renungan

    Berakit-rakit ke hulu berenang-renang ketepian, Bersakit-sakit dahulu bersenang-senang kemudian.

     

     

    Kreator : Kusniwati S.Pd

    Bagikan ke

    Comment Closed: Menabung (Bab 7)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021