Dering handphone yang cukup keras sedikit mengejutkan aku saat aku melihat-lihat dan membaca sepintas cover buku-buku cerita anak Islami yang tersebar di atas meja mungil bercat pink salem, di Pojok Baca di sudut ruang tunggu VIP stasiun kereta kota yang sejuk.
Segera kutarik hp ROG yang cukup besar dan berat terselip di saku celana jeansku. Agak seret menariknya. Pikiranku bertanya-tanya siapa gerangan yang bertelepon. Biasanya ada urusan urgen, Maka kuhentikan sejenak aktivitaskku di tempat itu.
Tampak dilayar hp panggilan telpon dan pilihan jawab warna hijau dan tolak warna merah menyala. Sejenak aku berpikir, jawab atau tidak. Di layar hapeku tampak nama seseorang yang aku kenal. Dan dia orang hebat, motivator, public speaker, trainer terutama bisnis, human development, dan ahli dalam berbisnis.
Akhirnya, “ Halo, selamat siang, “ sapaku mengawali pembicaraan. Dan di seberang sana, membalas dengan sapaan hangat juga.
Pesan intinya, Pak Berli mengharap bisa bertemu saya di kantornya. Harapannya, dalam waktu cepat. Karena saat ini beliau merasa benar-benar sedang membutuhkan. Setelah tawar menawar hari akhirnya, Pak Berli menutup pembicaraan, “ Sampai bertemu nanti di kantor,” tugasnya.
Sepanjang perjalanan hamparan sawah yang menghijau dan bukit-bukit kecil yang terlihat hanya, pertanyaan, yang terus -menerus menyelinap di pikiranku, “ Ada keperluan apa, ya, Pak Berli. Kok, tidak biasanya. Tiba-tiba ingin bertemu aku di kantornya.”
Sesekali lamunanku ambyar karena suara klakson kereta yang membahana di pintu perlintasan dan derit roda kereta yang bergeser rel berpindah jalur atau saat kereta melewati jembatan. Sore itu aku dan istriku dalam perjalanan ke Jakarta untuk bertemu cucu kesayangan.
Dan kembali lamunanku mengalir bagaikan air sungai mengalir menuju samudera ketika perjalanan kereta kembali tenang. Saat itu, lamunanku semakin panjang dan melayang-layang tapi mengasyikkan karena ingat seseorang murid yang luar biasa.
Raut wajahnya dengan rambut hitam mengkilat layaknya Monalisa, lukisan terkenal karya Leonardo Da Vinci. Perawakan tinggi dan selalu berpenampilan bersih dan rapi.
Sikap disiplin, tanggung jawab, dan keseriusan dalam belajarnya tidak tanggung-tanggung terutama dalam pelajaran Bahasa Indonesia. Tidak mengherankan dalam setiap tes pelajaran tersebut selalu dapat nilai sempurna.
Tapi rupanya sikap kesungguhan dalam belajar sering menempatkan dirinya pada rangking satu di kelasnya. Jumlah nilai rapornya selalu tertinggi. Memang dia anak berbakat selain berdisiplin dan mendapat dukungan penuh dari orang tua terutama dalam hal belajar.
Buat saya yang paling mengesankan adalah ketika saya memastikan bahwa dalam berbahasa Indonesia , baik dalam berbicara maupun menulis, anak-anak harus memperhatikan penggunaan Ejaan Yang Disempurnakan ( EYD). Apalagi pada pada kertas kerja yang berisi jawaban-jawaban ulangan atau pada tugas-tugas yang wajib dikerjakan dan ada penilaian. Misalnya, tugas mengarang.
Saking seriusnya saya menanamkan sikap disiplin dalam berbahasa Indonesia yang baik dan benar berbasis EYD dan tatabahasa, hasil-hasil tes anak-anak kadang menjadi berkurang banyak oleh karena pengurangan akibat kesalahan-kesalahan dalam penggunaan EYD. Misalnya penulisan huruf besar di awal kalimat. Penggunaan tanda baca misalnya tanda hubung. Anak-anak kadangkala mau sesuka dia menulis. Contoh, menulis rumah-rumah, mereka tulis seenaknya, rumahX. Nama diri, nama geografis menggunakan huruf kecil. Di situlah bagian terbanyak kesalahan yang sering dilakukan anak-anak selain tanda baca titik di akhir kalimat dan tanda koma di tengah-tengah.
Maka, supaya proses pembelajaran EYD ini efektif dan berdampak, saya mewajibkan anak-anak memiliki buku Buku Pedoman Umum Ejaan Yang Disempurnakan ( BPUEYD) yang harganya murah. Bagi yang kesulitan, saya membantu memberi pinjaman.
Ada keyakinan dalam diri saya sebagai guru, bahwa bersikap disiplin dalam penggunaan Bahasa yang baik dan benar adalah salah satu cara untuk menggembleng kedisiplinan siswa. Siswa yang memiliki sikap disiplin dalam berbahasa yang baik, harapannya akan berdisiplin juga dalam perilaku sehari-hari, yang kelak akan menjadi habit hidup berdisiplin dalam berbagai hal.
Sebegitu dikontrolnya dalam berbahasa, kenyataan masih seringkali muncul perkataan siswa kepada guru, “ Soal bagian B dikerjain nggak, Pak,” . Kata dikerjain sebagai Bahasa pergaulan tidak masalah. Akan tetapi dalam situasi resmi sebagai Bahasa pengantar pembelajaran, hal itu sebuah kesalahan berbahasa.
Ada kelas yang pengurus kelasnya memberi dukungan penuh, bahwa setiap anak di kelas wajib berbahasa Indonesia yang baik dan benar dengan bersepakat, yang omong salah atau tidak berbahasa baik dan benar, denda seribu rupiah. Uang denda langsung masuk menjadi uang kas kelas. Maka, setiap pelajaran Bahasa Indonesia, kas kelas mendapat pemasukan yang cukup besar akibat kesalahan anak-anak. Bagusnya, cara tersebut disepakati dengan kesadaran sehingga ketika mendapat sanksi anak-anak tidak sakit hati dan protes. Hal yang menggembirakan untuk pengurus kelas. Biasanya uang kas kelas digunakan untuk membiayai kegiatan-kegiatan kelas, misalnya mendukung lomba antar kelas untuk membeli konsumsi atau material yang diperlukan untuk lomba. Atau untuk membantu temannya yang kesulitan memiliki buku PUEYD.
Yang bergembira dan bersemangat dengan cara itu ialah Deby yang merasa tidak bermasalah dengan penerapan disiplin berbahasa. Kebetulan dia juga bendahara kelas. Jadi, setiap pelajaran Bahasa Indonesia, siap-siap mengeluarkan buku kas untuk mencatat pemasukan. “ Asyikk, hari dapat dua puluh lima ribu, “ celoteh yang sering terdengar setelah pelajaran Bahasa Indonesia berlalu. Walaupun dia yang paling baik dalam berbahasa, Deby tetap rendah hati, misalnya ada yang salah berbahasa, bukan Deby yang lapor ke guru melainkan temannya yang lain yang sering mendapat sanksi.
Deby menyadari bahwa teman-temannya suka seenaknya berbahasa dan memang untuk bisa berbahasa yang baik dan benar harus terus belajar dan berusaha berhati-hati atau berdisiplin .
Semua konsep atau gambaran siswa yang saya maui dalam pembelajaran Bahasa Indonesia, tampak ada dalam diri Deby. Terakhir, kesan yang luar biasa yang membuktikan Kedisiplinannya adalah hasil ujian akhirnya, khususnya mata pelajaran Bahasa Indonesia, dia memperoleh nilai tertinggi se kota. Kata orang bijak, hasil tidak membohongi proses dan usaha.
Sudah sangat lama saya tidak berjumpa dengan Deby. Sudah lama pula kehilangan kontak dengannya. Kuliah di mana. Kalau kuliah sudah selesai, bekerja di mana dan apa pekerjaannya. Sudah menikah atau belum. Kalau sudah menikah dengan pria mana yang beruntung dapat meminangnya. Dan segala macam kekepoan saya yang berkecamuk dalam ingatan saya saat malam tiba di kediaman keluarga kecil saya di Jakarta, menjelang tidur malam. Saya benar-benar telah kehilangan jejak.
Namun, suatu kali ada peristiwa yang sangat mengejutkan bercampur bangga dalam diri saya. Pada acara seminar motivasi di sekolahku gabungan peserta guru-guru dan karyawan dari TK hingga SMA dengan narasumber Pak Berli. Pak Berli mengundang saya ke depan di ruang pertemuan tersebut. Perasaan bangga hati saya menyeruak ke wajah saya karena rekan-rekan sejawat memberi aplaus luar biasa.
“ Atas segala dedikasi Pak Syukur dalam mendidik dan mengajar di jenjang SMP Cahaya Kasih, atas nama saya dan istri saya tercinta, Deby, mempersembahkan sebuah buku yang saya tulis sendiri sebagai tanda terima kasih telah membentuk pribadi Deby menjadi seorang editor yang handal dan profesional, “ tutur Pak Berli sambil mengangkat sebuah buku bercover glossi bertuliskan angka 469 Ways to Multiply…
Belum habis saya keterkejutan saya dan tertegun, bingung, seakan tidak percaya, bercampur rasa bangga mendapat penghargaan dari seorang murid yang luar biasa, Pak Berli secepat itu menjulurkan tangannya memberikan selamat dengan hangat sembari menyerahkan sebuah buku yang dipegang di tangan kirinya.” Selamat ya, Pak. Sukses, sehat selalu, dan tetap semangat dalam mendidik anak-anak di sekolah ini, “ Pungkasnya dengan senyum gembira dan wajah sumringah yang diikuti pula Deby sambil menjulurkan tangannya memberikan ucapan selamat. Dan, kala itu dengan senyum gembiranya Deby telah menjawab setumpuk pertanyaan yang selama ini menggelayut di pikiran saya..
Dengan disambut gembira oleh semua rekan dengan tepuk riuh memenuhi ruang pertemuan aku benar-benar dengan rasa bangga mengucapkan terima kasih tak terhingga kepada Deby dan Pak Berli. “Semoga sukses dan bahagia selalu, “ tuturku lirih karena terharu dan bangga untuk mereka berdua.
Malam itu menjelang besok pagi bertemu Pak Berli, saya membolak balik dan membaca buku kenangan dari Deby. Buku sudah selesai saya baca beberapa waktu lalu tapi rasanya belum habis rasa bangga dan gembira yang terpancar dari buku itu sehingga buku itu say abaca beberapa kali. Buku itu berisi pengalaman Pak Berli tentang bagaimana ber-marketing agar sukses dalam berbisnis. Semula saya berpikir buku hanya cocok untuk para pengusaha atau yang ingin menjadi pebisnis, akan tetapi semakin dalam membaca ternyata buku ini sangat baik dibaca oleh siapapun profesi apapun, karena pada dasarnya hidup ini adalah bermarketing terutama di dunia pekerjaan. Pun dunia pendidikan.
Taka ada kata lain, pagi itu dalam perjumpaan dengan Pak Berli, di kantornya yang sejuk, wangi, dan bersih, hanya ada satu kata yang terucap yang meluncur dari mulut saya tanpa sadar, “ Terima kasih.”
Hati terdalam bersyukur, sesuai dengan nama diri saya, Syukur Sudarmono, saya diminta menjadi penulis artikel terkait produk perusahaan untuk diposting di website perusahaannya yang sudah bertaraf nasional dan akan merambah ke dunia internasional. “ Apakah saya akan bisa, “ pertanyaanku spontan terlontar ketika Pak Berli menyampaikan permintaannya. “ Karena basic saya dunia pendidikan, “ lanjut saya memastikan untuk meyakinkan Pak Berli.
“ Saya percaya Bapak akan bisa memenuhi harapan kami dan perusahaan, “ tukasnya sambil menyalami saya dengan perasaan gembira. “ Untuk tulisan yang pertama, silakan Bapak mau menulis tentang apa saja yang penting isinya mengedukasi masyarakat terkait produk perusahaan saya, “ pungkasnya meyakinkan saya
“ Terima kasih Tuhan, Engkau selalu menunjukkan jalan kepada hambanya yang percaya akan kuasa-Mu. Dan Engkau akan mengganjar hambanya dengan nikmat karunia bagi siappun yang mau bekerja ikhlas, bekerja keras, bekerja cerdas, dan bekerja tuntas dan bekerja selalu dalam nama-Nya, “ ucapan syukurku mengalir dan mengalir dari mulutku yang tak bisa dibendung bagaikan banjir bandang yang menghujam pemukiman penduduk.
Kreator : HanYa
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: Menapaki Jejak Langkah Sang Guru
Sorry, comment are closed for this post.