KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Mencari Hidup Bahagia

    Mencari Hidup Bahagia

    BY 07 Des 2022 Dilihat: 315 kali

    Penulis : Sukri (Member KMO Alineaku)

    Suatu  ketika, seorang wanita  terkaya  di  Prancis,  yang  bernama  Caroline  Onassis,  pernah ditanya  oleh  seorang wartawan :

    “Apakah  anda  merasa  bahwa  anda  wanita  terkaya? 

    Dia  menjawab. “Ya, Saya  adalah wanita  terkaya. Tapi  saya  juga  adalah wanita  yang  paling  sengsara”.  

    Tentunya Jawabannya Caroline Onassis ini menimbulkan pertanyaan, kaya kok sengsara? Ada apa ini? kenapa hidupnya sengsara sementara dia adalah orang yang paling kaya? Ternyata memang  benar hidupnya sengsara, setelah  dia menikah  dengan  4  orang pria  dari  4  negara  yang  berbeda-beda, hidupnya  dalam  kegelisahan  dan  keraguan, hingga  akhirnya  dia  ditemukan  tewas  di  sebuah  apartemen  di  Argentina  tanpa  diketahui  pasti  sebab  kematiannya.

    Ini  adalah  sepenggal  cerita,  tentang bagaimana  seorang manusia berusaha  mengartikan   kebahagiaan  dan  berusaha untuk mencarinya. Dalam  sebuah  perjalanan  panjang  yang  melelahkan, Caroline  Onassis baru  bisa  memahami,  bahwa  harta, popularitas, jabatan, dan  segala  pernak  pernik  dunia  lainnya,  ternyata  bukanlah  makna  kebahagiaan  itu  sendiri. Ada  makna  yang  lebih  mendalam tentang  kehidupan  dan  kebahagiaan  yang  tidak  dapat  diukur  dengan  materi.

    Pandangan  tentang  kebahagiaan,  sangat  dipengaruhi  oleh  pemahaman  kita tentang  hakikat  kehidupan. Memaknai  kehidupan  hanya  sebatas  mencapai  materi  maka akan  membuat  orang  akan mengejar materi  dan  meletakkannya  sebagai  cita-cita  tertinggi meskipun harus dilakukan  dengan  berbagai macam  cara untuk mendapatkannya, yang kadang-kadang tidak peduli apakah itu halal atau haram.

    Seandainya kekayaan dapat membuat orang bahagia, tentunya Adolf Merckle orang terkaya dari Jerman tidak akan menabrakkan tubuhnya ke kereta api.

    Seandainya kekuasaan bisa membuat orang bahagia, tentunya George Vargas presiden Brazil tidak akan menembak jantungnya sendiri.

    Seandainya kecantikan dapat membuat orang bahagia, tentunya Marlyn Monroe, artis cantik dari USA tidak akan meminum alkohol dan obat depresi hingga overdosis.

    Seandainya ketenaran bisa membuat orang bahagia, tentunya Michael Jackson, penyanyi legendaris terkenal di USA tidak akan meminum obat tidur hingga overdosis.

    Seandainya kesehatan dapat membuat orang bahagia, tentunya Thierry Costa, dokter terkenal dari Prancis tidak akan bunuh diri, akibat sebuah acara di stasiun televisi.

    Ternyata, bahagia atau tidaknya hidup seseorang bukanlah ditentukan oleh seberapa banyak kekayaannya, seberapa tinggi kekuasaannya, seberapa cantiknya, seberapa tenarnya, seberapa sehatnya atau seberapa sukses hidupnya, tapi  kebahagiaan seseorang itu ditentukan oleh  seberapa besar hatinya bisa menerima semua ketentuan yang telah ditetapkan  oleh Allah kepadanya.

    Harta itu bukanlah jaminan kebahagiaan di dunia, apalagi di akhirat, harta itu cuma untuk kesenangan bukan untuk kebahagiaan, kalaulah kebahagiaan itu Allah letakkan pada harta, maka di dunia ini yang bisa bahagia hanyalah orang kaya saja, kenapa? karena orang kaya akan membeli kebahagiaan itu, dan kita akan sulit untuk mendapatkannya, karena sudah diborong oleh orang-orang yang kaya. 

    Kalaulah Allah letakkan kebahagiaan itu pada rumah mewah dan mobil mewah, maka yang bisa bahagia itu hanyalah para pejabat dan pengusaha saja, kenapa? Karena yang punya rumah mewah dan mobil mewah itu kebanyakan adalah para pejabat dan pengusaha. 

    Kalaulah kebahagiaan itu ada di suatu tempat, maka pastilah akan ada belahan bumi ini yang kosong, karena semua orang akan pergi ke belahan bumi yang kebahagiaan itu ada di sana, tapi ternyata tidak, Allah letakkan kebahagiaan itu di dalam hati manusia, di dalam hati orang-orang yang selalu dipenuhi rasa syukur dan sabar terhadap setiap ketetapannya.

    Dengan harta kita bisa membangun rumah sakit, tapi tidak akan pernah bisa membeli kesehatan, dengan harta kita bisa membangun madrasah dan masjid, tapi tidak akan bisa membeli ilmu dan iman, dengan harta kita bisa membeli jam tangan yang mahal, tapi tidak akan pernah bisa membeli waktu, dengan harta juga kita bisa membayar pengawal untuk melindungi kita tapi tidak akan pernah bisa membeli keselamatan, dan dengan harta kita bisa membeli kesenangan, tapi tidak akan pernah bisa membeli kebahagiaan.

    Apakah orang yang banyak harta hidupnya bahagia? Belum tentu, buktinya, Caroline Onassis wanita terkaya di Prancis justru hidupnya tidak bahagia, dan saat ini, betapa banyak kita mendengar dan melihat orang-orang kaya yang tidak bisa menikmati kekayaannya, karena dokter melarang mereka untuk makan makanan yang sangat mereka sukai, dokter melarang mereka untuk minum minuman yang sangat mereka idamkan,  karena adanya penyakit yang dideritanya. 

    Hari ini, betapa banyak orang kaya yang tidak tenang hidupnya, justru mereka tersiksa dengan kekayaannya, takut hartanya akan hilang atau dirampok. lalu apakah orang yang punya jabatan yang tinggi, punya ketenaran, punya kecantikan hidupnya bahagia? Juga belum tentu, lalu, apakah sesungguhnya kebahagiaan itu?       

    Kebahagiaan itu dalam bahasa yang sederhana bisa diartikan adalah kepuasan bathin,   hasil dari   apa yang sudah kita lakukan, bahagia tidak bisa dibahasakan, hanya bisa dirasakan, lalu bagaimanakah caranya untuk mendapatkan kebahagiaan itu? Ternyata, salah satu cara yang dapat kita lakukan untuk mendapatkan kebahagiaan itu adalah dengan cara memberikan  kebahagiaan kepada orang lain.

    Ketika kita memberikan kebahagiaan kepada orang lain, maka kita akan mendapatkan kebahagiaan bagi diri kita  sendiri. Dan semakin banyak kita memberi, maka akan semakin banyak kebahagiaan yang akan kita dapatkan, dan kita tidak akan pernah tahu bagaimana rasanya bahagia, ketika kita tidak pernah membahagiakan orang lain. 

    Dan salah satu cara memberikan kebahagiaan kepada orang lain itu adalah dengan cara memberi atau bersedekah, dan bersedekah ini tidak mesti dengan uang, tapi bisa dilakukan dengan tenaga, fikiran, benda, dan lain lain. 

    Berbicara masalah memberi atau bersedekah ini, Alhamdulillah, sekarang ini sudah banyak program  berbagi atau bersedekah ini, ada program sembako gratis untuk para fakir miskin, ada juga program jum’at berbagi makanan di masjid, ada juga yang langsung diantarkan ke rumah, dan lain-lain, baik yang dilakukan secara perorangan maupun berkelompok,  Dan Alhamdulillah kami sekarang di Rimba Melintang, sedang membuat program jum’at berbagi nasi bungkus kepada para fakir miskin dan anak-anak yatim, hanya dengan 10 ribu rupiah saja, kita sudah bisa ikut bersedekah nasi bungkus kepada para fakir miskin dan anak-anak yatim,  dan nasi ini langsung kita antarkan ke rumah  mereka sebelum sholat jum’at, dengan harapan, mereka sudah makan dan merasa kenyang, sebelum selesai sholat jum’at.

    Alhamdulilah, program ini sudah berjalan sekitar 4 bulan, pertama kalinya dimulai pada  tanggal 24 September 2021,  jum’at pertama kita hanya bisa membagikan 50 bungkus nasi, lalu kita sosialisasikan program ini kepada masyarakat, baik langsung maupun melalui media social seperti Facebook, What App, dan lain-lain, Alhamdulilah, program ini mendapat sambutan yang luar biasa dari masyarakat, ada yang memberi 1 bungkus, 2 bungkus, 5 bungkus, 10 bungkus, sampai 15 bungkus setiap jumatnya, dan yang bersedekah ini tidak hanya dari Rimba Melintang saja, ada yang dari Ujung Tanjung, dari Duri, Pekanbaru, bahkan pernah ada jama’ah yang datang dari Medan, yang pekerjaannya keliling menjual buku-buku islami,  ketika singgah melaksanakan sholat jum’at, dan mendengar adanya program ini, selesai jum’at langsung memberikan sedekah untuk 10 bungkus nasi, Subhanallah. 

    Lalu Jum’at  ke 2 meningkat menjadi 65 bungkus, jum’at ke 3 meningkat lagi menjadi 75 bungkus, jum’at ke 4 meningkat lagi menjadi 90 bungkus, masuk bulan kedua, sampai sekarang maret 2022 kita bisa membagikan 100-110 bungkus setiap jum’atnya. 

     Oleh karena itu, bagi yang punya kelapangan rezeki, mari kita sisihkan 10 ribu rupiah saja untuk sebungkus nasi setiap jumatnya, berbagi kepada para fakir miskin dan anak-anak yatim, dengan cara ikut dalam program jum’at berbagi ini, yang uangnya bisa dibayarkan langsung atau melalui transfer, atau bisa dengan cara memberikan langsung kepada mereka para fakir miskin dan anak-anak yatim yang ada di lingkungan kita. 

    Sepuluh ribu ini mungkin kecil bagi kita, tapi sangat besar dan sangat berarti bagi mereka, nasi bungkus senilai sepuluh ribu ini mungkin tidak bisa mengenyangkan mereka, tapi paling tidak bisa mengurangi rasa lapar mereka, dan ketika mereka merasa bahagia dengan apa yang sudah kita berikan maka kita akan mendapatkan kebahagiaan yang tiada ternilai harganya. Aamiin yaa Robbal ‘Aalamiin.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Mencari Hidup Bahagia

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021