Penulis : Diyonisius Roch Ediyanto (Member KMO Alineaku)
Sering kita menggunakan istilah lingkungan hidup untuk menyebut segala sesuatu yang berpengaruh terhadap kelangsungan hidup segenap makhluk hidup di bumi. Menurut Undang-undang No. 23 Tahun 1997, lingkungan hidup adalah kesatuan ruang dengan semua benda dan kesatuan makhluk hidup termasuk di dalamnya manusia dan perilakunya yang melangsungkan perikehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya. Unsur-unsur lingkungan hidup dapat dibedakan menjadi tiga yakni unsur hayati (biotik), unsur fisik (abiotik), dan unsur sosial budaya.
Lingkungan hidup itu sangat penting bagi kehidupan. Kehidupan merupakan suatu sistem yang melibatkan ketergantungan di antara unsur-unsur yang membentuk suatu lingkungan hidup. Kehidupan masyarakat yang tenang, aman, damai, dan sejahtera tidak hanya ditentukan oleh unsur manusia sebagai anggota masyarakat. Tetapi juga ditentukan oleh keadaan unsur hayati maupun unsur fisik lain yang mendukung kelangsungan hidup.
Di sekitar kita lingkungan hidup banyak yang mengalami kerusakan. Bahkan kerusakan itu sangat mengkhawatirkan. Di mana-mana ada pencemaran air dan udara, ada tanah longsor, dan berbagai bencana alam lainnya. Salah satu faktor penyebabnya adalah kurangnya kepedulian masyarakat terhadap lingkungan hidup. Andaikan seluruh anggota masyarakat mencintai lingkungan hidup, peduli, dan ikut menjaga serta melestarikannya, tentu kerusakan lingkungan hidup pasti dapat dicegah. Merusak dan menghabiskan sumber daya alam yang ada di lingkungan hidup kita tanpa menyisakan untuk anak cucu kita, generasi selanjutnya merupakan tindakan yang tidak bermoral.
Dengan adanya kerusakan lingkungan hidup ini pemerintah negara-negara pecinta lingkungan memperhatikannya secara serius. Di berbagai negara diadakan berbagai seminar mengenai pentingnya mencintai dan melestarikan alam lingkungan hidup. Meskipun secara global dampak nyata belum terasa, tetapi langkah-langkah untuk mengubah kebijakan-kebijakan dalam mempergunakan sumber daya alam itu telah banyak diambil, baik di kalangan negara-negara maju seperti Amerika, Eropa maupun negara-negara berkembang, seperti Indonesia.
Negara-negara tersebut berusaha mencintai dan melestarikan lingkungan hidup. Mereka berusaha bersama untuk menjaga agar alam dan lingkungan tetap hidup dan memberi kehidupan, tetap lestari asri, tetap memberikan bahan-bahan yang dibutuhkan orang untuk hidup. Misalnya; air, udara, daratan, hutan, gunung, danau, lautan tidak menjadi rusak atau membahayakan orang setelah hasilnya diambil demi kepentingan orang itu sendiri.
Kita sebagai orang beriman, melestarikan alam lingkungan menjadi tugas dan panggilan dari Tuhan sendiri. Ketika Tuhan selesai menciptakan manusia di atas bumi ini, Ia memberi tugas kepadanya untuk memelihara, mengolah, dan melestarikannya. Pelestarian alam dan keseimbangan lingkungan hidup menjadi tanggung jawab kita semua demi kesejahteraan umat manusia sekarang dan di masa yang akan datang.
Kitab Suci mengajarkan kepada kita bahwa manusia mempunyai tugas khusus dari Allah yakni mengusahakan dan memelihara Taman Eden. ”Tuhan Allah mengambil manusia itu dan menempatkannya dalam taman Eden untuk mengusahakan dan memelihara taman itu.” (Kejadian 2: 15). Tugas ini tidak selesai dengan diusirnya manusia dari taman tersebut, sama halnya kekuasaan manusia atas alam tidak berakhir dengan keluarnya manusia dari taman itu. ”Allah memberkati mereka, lalu Allah berfirman kepada mereka: Beranak cuculah dan bertambah banyak; penuhilah bumi dan taklukkanlah itu, berkuasalah atas ikan-ikan di laut dan burung-burung di udara dan atas segala binatang yang merayap di bumi.” (Kejadian 1: 28). Sayangnya banyak di antara kita yang lebih sering mengingat Kejadian 1: 28 dan melupakan Kejadian 2: 15, khususnya tugas untuk memelihara lingkungan kita.
Selain itu, tanggung jawab untuk berkuasa atas seluruh alam dan segala isinya yang telah diberikan Allah kepada kita, tidaklah berarti bahwa kita boleh berbuat semaunya. Kitab Suci mengajarkan kepada kita bahwa semua yang Allah ciptakan itu adalah baik dan diberkati oleh Allah, (bdk Kejadian 1). Jelaslah apa yang baik bagi Allah tidak boleh dianggap buruk oleh manusia. Apa lagi Allah juga digambarkan dalam Kitab Suci sebagai Allah yang bekerja: menanam dan memelihara seluruh ciptaan. ”Telah Kauambil pohon anggur dari Mesir, telah Kauhalo bangsa-bangsa, lalu Kautanam pohon itu. Engkau telah menyediakan tempat bagi dia, maka berakarlah ia dalam-dalam dan memenuhi negeri; gunung-gunung terlindung oleh bayang-bayangnya, dan pohon-pohon aras Allah oleh cabang-cabangnya;” (Mazmur 80: 9 – 11).
Menurut Rasul Paulus kita ini adalah kawan sekerja Allah (bdk 1 Korintus 3: 9). Diri kita masing-masing mempunyai tugas untuk ikut serta mencintai dan memelihara lingkungan hidup kita. Manusia sebagai Citra Allah dengan akal budinya pantas bersyukur karena kasih Allah itu. Seperti yang dikisahkan dalam Mazmur 104: 10 – 23.
Kita sudah banyak berbicara tentang mencintai dan melestarikan alam. Mulai dari seminar, diskusi, dialog, dan sebagainya, namun tanpa usaha yang nyata, semua itu akan sia-sia saja. Marilah kita mencintai lingkungan hidup dengan tindakan nyata sekalipun sangat sederhana. Bagaimana caranya? Berikut ini hal-hal sederhana yang bisa kita lakukan:
- Menghemat pemakaian air bersih di rumah. Kita mandi menggunakan air secukupnya dan tidak perlu menghambur-hamburkan air bersih.
- Menghemat pemakaian gas atau bahan bakar apa saja. Kita bisa menggunakan sepeda atau jalan kaki untuk mengunjungi tempat-tempat yang tidak terlalu jauh.
- Menghemat pemakaian kertas. misalnya menulis atau mencetak (print out) pada kedua sisi kertas agar lebih hemat.
- Menanam pohon di halaman yang kosong. Selain menyejukkan udara di sekitar rumah, pohon juga baik untuk pelestarian air.
- Menggunakan pembersih rumah yang ramah lingkungan. Kita usahakan agar limbah dari kebersihan itu tidak mematikan makhluk hidup di dalam tanah.
- Menciptakan habitat satwa liar di halaman belakang rumah. Jika kita mempunya halaman yang kosong di bagian belakang rumah, kita jadikan habitat bagi satwa liar dengan cara menanam pohon-pohon agar menjadi tempat hidup bagi burung, kupu-kupu, cicak, dan sebagainya.
- Memperbaiki produk-produk seperti kamera, kulkas, kompor, dan lain-lain. Hal ini akan lebih baik daripada membeli yang baru. Tindakan ini akan menghemat keuangan rumah tangga kita.
- Jangan menggunakan hairspray! Hal ini menyebabkan lapisan ozon menipis dan berdampak buruk bagi pemakainya.
- Gunakan lagi botol air, handuk, gelas, dan lain-lain yang sudah ada dan masih layak dipakai. Tindakan sederhana ini akan menghemat keuangan rumah tangga kita.
- Daur ulang barang-barang yang lama menjadi sesuatu yang baru dan bermanfaat untuk digunakan kembali.
Kiranya masih banyak cara kreatif untuk mencintai dan melestarikan lingkungan hidup. Yang terpenting adalah adanya kemauan untuk berbuat secara nyata. Tidak sulit untuk mencintai dan melestarikan lingkungan hidup, bukan? Selamat mencoba mencintai dan melestarikan lingkungan hidup dengan tindakan nyata.
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”
Comment Closed: Mencintai Lingkungan Hidup
Sorry, comment are closed for this post.