KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Mendung Di Benteng Otanaha Bab 19

    Mendung Di Benteng Otanaha Bab 19

    BY 10 Sep 2024 Dilihat: 153 kali
    Mendung Di Benteng Otanaha Bab 19_alineaku

    PERNYATAAN CINTA UNTUK PUTRI SALJU

    Airina mengenakan gaun terbaiknya untuk menghadiri resepsi pernikahan kakaknya. Gadis itu keluar dari kamar, bertemu dengan ke-dua orang tuanya yang juga sementara siap berangkat.

    “Aduuuhhh… anak Mama… bukan main…” puji Azkiya yang kini mengenakan khimar khusus ke pesta.

    “Gimana Ma?” tanya Airina sambil berputar-putar. “Cantik, kan?”

    “Tentu saja! Gaun apapun akan terlihat selaras ditubuhmu.” sahut Azkiya dengan senyum.

    “Benarkah?” seru Airina dengan senang. “Makasih, Ma…”

    Kenzie menyela. “Kamu pergi sendiri?”

    “Iya… pakai motornya, Kakak.” Jawab Airina dengan santai. Kenzie tertawa membayangkan gadis itu mengendarai Honda CB19 V5 milik Sandiaga sambil mengenakan gaun. 

    “Nggak usah deh, ikut bareng kami saja.” usul lelaki parobaya itu menawarkan.

    “Nggak ah, nanti malah mengganggu kemesraan Mama dan Papa.” tolak Airina dengan cemberut. “Aku nggak mau jadi penjaga nyamuk.”

    Kenzie hanya tertawa mendengar jawaban putrinya sementara Azkiya menyunggingkan senyum seringai ginsulnya sejenak kepada suaminya kemudian menatapi putrinya pula dan mengingatkan.

    “HADIJA…” pesan Azkiya.

    “Iya, Ma…” sahut Airina langsung pergi lewat beranda samping. Disana, motor gede bertenaga elektromagnetik itu terparkir. Airina baru saja hendak menekan mesin ignis tipe fingerprint ketika terdengar panggilan untuknya. Airina menegakkan wajahnya. 

    Didepannya beberapa meter, berdiri Faris dengan tampilan kerennya, pakaian serba hitam yang kerahnya sedikit membuka. Penam-pilannya terkesan maskulin dan mempesona. Airina tak jadi menyalakan mesin motor Honda CB19 V5 itu, justru melangkah mendekati Faris dan berdiri dihadapannya. Tatapan gadis itu mengamati dari atas hingga bawah.

    “Ada yang aneh? Kamu seperti kamera pengintai.” olok Faris sambil tersenyum dan menegakkan tubuhnya dan mengembangkan tangan.

    “Nggak…” sanggah Airina. “Hanya kaget saja…”

    “Kau terkesan?” pancing Faris mengembangkan tangannya.

    “Nggak…” jawab gadis itu dengan datar dan dingin.

    “Kau benar-benar boneka salju.” sindir Faris lagi.

    “Terserah…” ujar Airina hendak berbalik namun dipanggil lagi. Gadis itu berhenti dan kembali menatap Faris.

    “Ikut aku saja.” usul Faris. “Aku bawa mobil…”

    Airina tersenyum datar. “Sewanya dimana?” oloknya.

    “Ada saja…” jawab Faris tersenyum. “Naik yuk?” ajaknya.

    “Pergilah dengan mobilmu…” suruh Airina lagi.

    “Yuki… mengalahlah sedikit.” pinta Faris memelas. “Kita sama-sama naik mobil ke pesta. Bukankah kita sama-sama di-undang?”

    “Beda!” tandas Airina. “Aku kan bagian dari keluarga mempelai.” ujarnya dengan kukuh.

    “Tapi tujuan perjalanan kita kan sama.” tangkis Faris lagi.

    Airina lama terdiam lalu akhirnya mengangguk. “Baiklah…”

    Keduanya lalu melangkah meninggalkan halaman menuju jalan. Disana terparkir sebuah sedan. Faris mempersilahkannya. Airina me-milih membuka pintu bagian belakang.

    “Lho? Kok dibelakang?” protes Faris lagi. “Aku kan bukan supir-mu. Aku ini temanmu.”

    “Sejak kapan kita jadi teman?’ tukas Airina.

    “Aku lebih tua darimu.” kilah Faris lagi. “Berlakulah sopan pada-ku. Duduklah didepan.” pintanya.

    Airina menghela napas dan menutup pintu belakang lalu mem-buka pintu depan lalu masuk ke mobil. Dengan langkah senang, Faris memutari sedan itu lalu masuk lewat pintu depan sebelahnya.

    “Sekarang kamu puas?” pancing Airina.

    “Aku bohong jika menyangkal.” jawab Faris sembari menyalakan mesin dan memegang setir kemudi. “Tapi aku berterima kasih, kamu mau mengikuti keiinginanku.” ujarnya.

    Entah kenapa saat itu Airina Yuki justru tersenyum teduh. Faris yang melihatnya pun ikut tersenyum. “Terima kasih telah mengijinkan aku menyaksikan senyummu itu…”

    Airina menggelengkan kepalanya. “Aku bisa gemuk karena makan pujian.” sindirnya. Kendaraan itu mulai bergerak meninggalkan kedia-man Lasantu dan melaju dijalanan.

    “Kamu punya pacar?” tanya Faris tiba-tiba.

    “Kenapa menanyakan hal itu?” balas Airina.

    “Sekedar mau tahu saja.” kilah Faris. “nggak boleh ya?”

    “Aku dilarang pacaran…” jawab Airina datar.

    “Lalu, bagaimana caramu menemukan jodohmu?” pancing Faris sejenak mengerling ke arah gadis disisinya kemudian kembali memper-hatikan lalu lintas.

    “Aku nggak tahu…” balas Airna tetap datar.

    “Lalu, bagaimana aku bisa mendekatimu?” pancing Faris lagi, namun kali ini, dia sengaja tak menoleh malah mengawasi Airina Yuki dengan sisi peripheral matanya.

    “Sampaikan kepada orang tuaku. Jika mereka berkenan, aku akan meruntuhkan tembokku sendiri.” jawab Airina dengan santai. Faris sejenak mengangguk-angguk lalu tiba-tiba terlonjak sendiri. 

    “Ah, aku punya sesuatu untukmu.” katanya. “Bisakah kau ambil? Ada disaku kemejaku.”

    Airina menatap Faris, “Ara? Kenapa aku harus merogoh saku kemejamu? Jangan berpikiran mesum ya?!” sergahnya mengerutkan alisnya. Faris mendesah.

    “Yuki, aku sementara mengemudikan mobil. Kalau aku merogoh saku tentu saja konsentrasiku berkurang. Kamu nggak mau kan kita kenapa-kenapa diperjalanan?” kilah Faris dengan datar. Airina Yuki terdiam. Gadis itu mengalah dan merogoh saku kemeja lelaki itu dan mengeluarkan sebuah kotak kecil. 

    “Apa ini?” tanya gadis itu.

    “Bukalah…” pinta Faris sambil terus mengemudikan mobilnya. Airina membuka kotak itu, menemukan sebuah cincin yang dihias sebuah akik bernama biru bergaris merah semu.

    “Pakailah… itu untukmu.” kata Faris. Gadis itu mendengus.

    “Aku nggak mau…” tolak Airina.

    “Pakailah… itu tanda persahabatan kita…” kilah Faris membujuk gadis itu. Airina Yuki menghela napas panjang dan mengeluarkan cincin itu lalu memasangkannya dijemari manis kirinya. Faris tersenyum. 

    “Batu itu, kunamai… Lazuardi Cinta…” ujarnya langsung membuat Airina tersenyum. 

    “Setinggi angan-angan yang membentang bagai warna fajar diufuk timur.” sindirnya. Faris tak menanggapi sindiran gadis itu. dia memilih terus mengemudikan mobil menyusuri rute.

    Perjalanan itu berakhir. Mereka tiba dilokasi pesta. Keduanya keluar. Faris berinisiatif menggenggam jemari Airina dan menggandeng-nya sambil melangkah. Gadis itu sempat kaget namun tak kuasa meronta. Ketika mereka memasuki kawasan pesta, terdengar suara pembawa acara.

    “Ya, undangan kita kali ini tiba… ya, silahkan… Bapak Inspektur Dua Faris Bulotio, S.IK bersama pasangannya…wah!!!” seru pembawa acara itu dengan kaget dan memelantangkan suaranya. 

    “Inspektur Dua Faris Bulotio, S.IK bersama pasangannya, Nona Airina Yuki Lasantu, S.E ….” Serunya makin lantang.

    Semua tamu undangan membuang pandang ke arah gerbang. Airina Yuki semakin dibuat malu, membuatnya menundukkan wajahnya. Faris menegur gadis itu. 

    “Tegakkan kepalamu… jangan rusak suasana ini.” tegur opsir polisi tersebut. Airina Yuki mendesah pelan dan menyahut.

    “Orang tuaku, Abah sama Umma…Tatah sama Kakak juga memandangku…” jawab Airina dengan lirih. Faris menerjang pandang ke arah para tamu undangan lalu kembali menatapi Airina. 

    “Ayo kita jalan… tegakkan langkahmu.” pinta Faris dengan lembut. Airina akhirnya menegakkan wajah meskipun dirasainya itu adalah hal terberat yang dilakuinya. Keduanya kembali melangkah. 

    Faris memasukkan amplop putih kedalam toples lalu keduanya mendekati meja prasmanan. Faris hanya mengambil semangkuk es krim, begitu juga dengan Airina. Keduanya duduk dideretan kursi undangan. Para undangan itu terdiri dari handai taulan, para relasi bisnis dan karyawan PT. Buana Asparaga, Tbk dan rekan-rekan sejawat dari Polda Gorontalo. Sementara menyaksikan acara hiburan yang berlangsung, Faris mencondongkan wajahnya kepada Airina. 

    “Ini mungkin hal paling nyeleneh menurutmu…” bisik Faris, “Tapi tidak bagiku… haruskah aku menyatakannya?” pancing lelaki itu. Airina hanya diam menunduk.

    “Airina Yuki Lasantu… aku mencintaimu!” bisik Faris dengan pelan disertai senyum yang menawan.

    Airina tak bisa berkata lagi saat Faris mengungkapkan perasa-annya. Tatapannya hanya terhujam ke tanah dan bibirnya merapat bungkam, entah tersinggung atau tersanjung dengan pernyataan terang-terangan sang perwira. Faris menatap gadis itu lalu menyentuh jemari lentiknya.

    “Halo? Yuki?” panggil Faris. Airina gelagapan menatap Faris. 

    “Ah ya? Maaf… kenapa?” tanya Airina. Faris menggelengkan kepala dan mendesah lirih. 

    “Kamu belum pernah mendengar pernyataan cinta sebelum-nya?” selidik lelaki itu.

    “Ada… banyak malah…sudah 99 kali… semuanya terkesan pamer saja.” jawab Airina lalu menyeruput es krim itu. Gadis itu menatap ke depan. “Bisa kita bicara hal yang lain saja?” pintanya.

    “Sejujurnya, aku nggak punya topik lain…” ungkap Faris dengan jujur. Ditempat pelaminan, Sandiaga menatap pasangan itu dengan tajam. Inayah langsung menggenggam jemari suaminya.

    “Biarakan saja mereka.” kata Inayah. “Ayank tak perlu me-lindunginya lagi.”

    “Kamu yakin?” gumam Sandiaga. “Aku tahu siapa ayahnya…”

    “Yang jelas, lelaki itu seorang yang baik…” jawab Inayah lalu tersenyum. “Meski nggak sepertimu…”

    Airina merasakan sesuatu yang ganjil menyelimuti hatinya. Selama ini setiap lelaki yang berusaha mendekatinya selalu berhasil dibuatnya mundur. Terakhir kali, Eddy Rumampow yang juga dibuatnya tak berkutik. Namun kini dihadapan Faris, justru Airina mulai tak mampu menguatkan hatinya, mulai tak sanggup mengeraskan hatinya. Justru dia mulai merasakan kehangatan yang menyelubungi permukaan jantung-nya yang mulai berdetak tak karuan setiap mendengar suara lelaki itu. 

    Pertanda apakah ini?

    “Yuki… maukah ikut denganku?” tanya Faris tiba-tiba.

    “Mau apa?” balas Airina.

    “Aku mau menembangkan lagu untuk mereka.” kata Faris menganggukkan kepala kearah dua mempelai. “Lagunya sudah ku-persiapkan sejak lama.”

    “Lagu?’ tukas Airina.

    “Ya… ini lagu khusus… berkisah tentang malam pengantin.” ujar Faris membuat Airina tiba-tiba merasai seluruh wajahnya menghangat.

    “Kita duet…” ajak Faris. “Aku ingin tahu reaksi mereka…”

    “Uhm… sudah pasti sebuah kegemparan yang akan muncul.” tukas Airina setengah menyindir, namun opsir lelaki disisinya tak mem-perdulikannya.

    “Kita coba yuk?” ajak Faris dengan senyum nakal.

    “Memang lagunya siapa sih?” tanya Airina.

    “Peter Carera… I wanna take forever toninght…” jawab Faris.

    Airina semakin merasai, sekarang tubuhnya yang menghangat sebab gadis itu tahu lirik lagunya. Sementara panitia mulai menyeleng-garakan berbagai acara dalam resepsi itu seperti pernyataan ijin membuat keramaian, sesi foto bersama, dan tibalah pada sesi hiburan. Dari jauh, anggota Coyote Cobrone mengamati Faris dan Airina.

    “Mereka serasi ya?’ ujar Heru.

    “Mirip lirik lagunya Michael Jackson…” timpal Anton.

    “Maksudnya? Lagu yang mana nih?” tanya Heru dengan bengong.

    “Black or white… tapi diganti jadi brown and white…” jawab Anton dengan tenang. Teman-temannya tertawa.

    “Pakaian mereka juga terlihat serasi…” komentar Emil.

    “Setidaknya mereka terlihat seperti pasangan pangeran dan putri…” sahut Heru. Anton tertawa.

    “Ya… Pangeran Batu, dan Putri Salju…” jawab lelaki itu dibarengi tawa teman-temannya.

    Pembawa acara membuka peluang bagi undangan yang ingin menembangkan lagu untuk mempelai. Faris langsung bangkit dan menyeret Airina tanpa ijin. Azkiya sejenak terkejut melihat putrinya langsung ikut tanpa menolak. Biasanya Airina tidak begitu dihadapan laki-laki. Pasangan itu tiba diatas panggung. Faris langsung meraih pelantang dan bersuara. 

    “Lagu ini saya persembahkan kepada kedua mempelai, kami berdua akan menyanyikan lagu ini dengan duet.” ujarnya.

    Faris kemudian memberitahu judul lagu itu kepada para pemusik. Mereka mengangguk-angguk paham. Tak lama melantunlah sebuah nada-nada beraroma romantis. Faris mulai menembangkan liriknya.

    Feel you breath in my shoulder

    And I know we couldn’t get any closer…

    I don’t wanna act thought,

    I just wanna fall in love as we move…

    In to the night…

     

    Airina menyela, I go crazy, thinking how it’s gonna be with you baby…

    I don’t wanna play rough

    I’ve been loving you enough… ooo.. baby…

     

    Sontak para tamu undangan sebagian besarnya terutama dari rekan sejawat Faris langsung bangkit dan melakukan standing applause karena tak menyangka lelaki itu tahu juga bersikap romantis dihadapan perempuan. Faris dan Airina Yuki lalu sama-sama berduet.

    I wanna take forever to night,

    Wanna stay in this moment forever…

    I’am gonna give you all the love that I’ve got…

    I wanna take forever tonight…

     

    Faris menyela, fill you up…

    Arina menimpali, fill you up…

    Keduanya duet lagi, with looovee…

    Faris menyahuti, when we close the door all I need…

    Keduanya berduet lagi. In your eyes… oooo… I wanna take forever tonight…

    Melodi lagu kembali melantun dan beberapa rekan polisi malah bersuit-suit menggoda. Faris lalu menunjuk bibirnya membuat Airina kembali bersemu merah. Lelaki tersenyum nakal sambil menembang lirik berikutnya.

    Touch my lip, I’m on fire…

    You’re the only one I’ll ever desire…

    Turn the light down low,

    Make the world go slow…

    When I’m holding you… tonight…

     

    Airina menimpali, It’s so easy…

    Nothing move me like you do when you tease me…

     And to rush would be a crime…

     I just wanna spend some time with you baby…

     

    Keduanya berduet lagi. 

    I wanna take forever tonight

    Wanna stay in this moment foever

    I’m gonna give you all the love that I’ve got…

    I wanna take forever tonight… fill you up…

     

    Airina menyahut, fill you up…

    Keduanya berduet lagi, give you all my love tonight…

    Faris menimpali, when we close the door all I need…

    Keduanya berduet lagi, in your eyes…ooo… I wanna take forever tonight…

    Faris mendekatkan dirinya sedikit mendempeti Airina lalu menembangkan lirik berikutnya, and when I’m here beside you,

    I wanna see why drives you out of your mind…

    Airina menimpali, ooo… baby…

    I never wanna leave…

    I only wanna be with you ‘cause I love…

    Keduanya berduet lagi, how you feel… in love is so real…

    Airina menyahuti, oh, I know…

    Keduanya berduet lagi, I wanna take forever tonight…

    I wanna stay in this moment forever…

    Faris menyela dalam lirik, moment forever…

    Keduanya berduet lagi, I’m gonna give you all the love that I’ve got…

     I wanna take forever tonight…

     Wanna stay in this moment forever…

    Airina menyela dalam lirik, moment forever…

    Mereka berduet lagi, I’m gonna give you all the love that I’ve got…

    Faris mengakhiri lirik, cause I can’t live without you…

    Melodi kembali mengalun makin syahdu. Tanpa sadar keduanya mendekatkan diri, dan entah kegilaan apa yang menulari Airina mem-buat dia menyambut kecupan bibir Faris. Rekan-rekan polisi langsung melakukan lagi standing applause melihat pertunjukan itu.

    Sandiaga menganga takjub, sedang Inayah membekap mulutnya sendiri. Trias langsung terduduk lemas dan segera dikipasi oleh Saripah. Sementara Kenzie dan Azkiya hanya menatap pasangan itu dengan tatapan datar, tanpa senyum sama sekali.

    Begitu irama berhenti mengalun, keduanya tersadar lagi dan langsung menarik wajah dan berdiri dengan canggung. Airina begitu pias wajahnya saat menatap wajah kedua orang tuanya. Faris langsung berinisiatif menarik Airina menuruni panggung dan melangkah me-ninggalkan kerumunan pesta diiringi sorak-sorai rekan-rekan sejawat-nya. Mereka berlari meninggalkan tempat itu menuju mobil. 

    Tak lama sedan yang dikemudikan Faris melaju meninggalkan lokasi pesta. Kendaraan itu menyusuri jalanan hingga berhenti di Taman Taruna Remaja. Disana nampak juga beberapa pasangan yang mojok, memadu kasih. Faris mengajak Airina keluar dan mereka memasuki taman lalu duduk tempat duduk beton, menghembuskan napas dengan pelan.

    “Yuki…” panggil Faris.

    Airina hanya menatap ke depan tanpa ekspresi.

    “Yuki…” panggil Faris lagi. Airina perlahan menatapi lelaki disampingnya. Tatapannya kembali mendatar dan dingin.

    “Kita sudah melakukan perbuatan yang salah dimata orang-orang…” tukas gadis itu.

    “Salah? Apanya yang salah?” tanya Faris mengerutkan alis.

    “Kamu tak melihat tatapan empat orang tua dideretan kursi keluarga mempelai?” tukas Airina lagi dengan ketus, menatap lelaki itu.

    “Justru itu, aku berinisisatif melarikanmu kesini.” sahut Faris dengan wajah serius.

    “Kau… kau telah memperdayaku!” tukas Airina lagi dengan sorot mata dingin dan sinis. Kedua bola matanya langsung berubah warna dari coklat ke biru pucat keabu-abuan. Gadis itu mengaktifkan jurus karasu Tengu no Shisen. Alis lelaki itu sejenak bertaut melihat perubahan warna kornea mata Airina. Dia pernah melihat kemampuan itu dari Inayah. Polwan tersebut merupakan murid langsung dari Azkiya. 

    Cara satu-satunya untuk menghadapi jurus Karasu Tengu no Shisen adalah memiliki tenaga dalam yang sama kuatnya dengan pemilik jurus genjutsu itu, atau lebih tinggi. Dengan itu, pemilik tatapan aneh itu tak akan bisa mempengaruhi jiwa korbannya.

    “Baik, aku akui aku salah…” ujar Faris, seakan tak terpengaruh oleh kekuatan hipnosis pengubah jiwa yang dipancarkan Airina melalui tatapannya. Lelaki itu tetap saja bicara. 

    “Aku terhanyut dalam suasana lagu dan tanpa sadar men-ciummu. Aku minta maaf untuk itu.” sambungnya.

    Faris langsung mendekap Airina. Kedua kornea mata Airina ber-ubah warna kembali ke coklat tua. Gadis itu menangis sesenggukan.

    “Kau jahat! Kau memanfaatkan kepolosanku! Kau meman-faatkan keluguanku!” tukas Airina disela tangisnya. “Dasar perayu!!!!”

    “Aku nggak merayu atau memanfaatkanmu! Aku mencintaimu!” tandas Faris. Lelaki itu kemudian melepaskan dekapannya dan meme-gang wajah Airina. 

    “Aku jatuh cinta padamu! Aku jatuh cinta padamu!’ ulang Faris dua kali. Airina hanya menatap lelaki itu. Faris memberanikan diri menempelkan dahinya dikening Airina. 

    “Apakah… kau juga mencintaiku?” bisiknya.

    * * *

     

    Dikamarnya, Airina tenggelam dalam meditasinya. Kedua mata-nya terkatup dan kedua belah bibir ranumnya menutup. Hanya hembus-an napas pelan keluar masuk dengan teratur melalui lubang hidungnya. Malam kini merayap menuju pagi, namun pikiran subsconsiusnya terus mencari-cari hingga diujung batas pemikiran. 

    “Aku tak memaksakan perasaan ini padamu…” kata Faris. “Aku tahu, kamu terkejut, syok, karena pernyataanku ini… kau terlihat seperti terhempas dalam kebingungan yang sangat tidak kau pahami.” Lelaki itu tersenyum. 

    “Tapi aku akan menunggu hingga kamu benar-benar siap meng-gapaiku menuju keseriusan dari sebuah hubungan.” pungkasnya.

    Setelah pernyataan cinta itu, Airina didera rasa yang aneh tentang Faris. Ketika lelaki itu melambai dari dalam mobilnya, Airina tanpa sadar balas melambaikan tangannya. Biasanya dia tak begitu. Beberapa saat kemudian Airina kembali tersadar dan tiba-tiba berlari menuju gerbang, dimana dia mencari-cari jejak mobil milik Faris yang menghilang dalam kegelapan malam. 

    Hatinya kemudian terasa sakit bagaikan ada sesuatu dalam diri-nya yang direnggut paksa, namun gadis itu tak mampu merumuskan apa yang dirasainya. Malam makin larut dan tak terasa suara kokok ayam bersahut-sahutan membelah keheningan pagi buta. Gadis itu masih tenggelam meditasinya. []

     

     

    Kreator : Kartono

    Bagikan ke

    Comment Closed: Mendung Di Benteng Otanaha Bab 19

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021