KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Mendung Di Benteng Otanaha Bab 27

    Mendung Di Benteng Otanaha Bab 27

    BY 21 Sep 2024 Dilihat: 109 kali
    Mendung Di Benteng Otanaha Bab 27_alineaku

    DUKA YANG DISEMBUNYIKAN

    Azkiya gemetar mendengar kabar kematian Takagi sekeluarga dari kabar yang dibawa oleh pengurus rumah tangga Keluarga Shigeno. Sandiaga sendiri tak bisa dihubungi. Kenzie tak menyangka, petaka kembali menimpa keluarga Mochizuki. Lelaki paruh baya itu hanya bisa mengencangkan rahang lalu memeluk istrinya lebih erat. 

    Azkiya tak bisa berbuat apa-apa selain menjerit sekuat tenaga melampiaskan emosi yang tak bisa lagi ditanggungnya. Kenzie pun telah basah matanya namun berupaya bersikap tenang dan membesarkan perasaan istrinya untuk menerima musibah itu dengan rela dan tabah.

    Airina yang baru tiba dari Dojo terkejut melihat kedua orang tuanya saling memeluk dan bertangisan. Gadis itu mendekati mereka. Setelah Kenzie menjelaskan segalanya, Airina langsung memeluk ibunya dan kembali menumpahkan tangis. Setelah emosinya sedikit reda, Azkiya berpesan kepada mereka berdua.

    “Jangan sampai Iyun dan keluarganya tahu.” Pesan Azkiya. “Dia pasti akan menyusul suaminya dan memaksanya kembali. Biarkan kesedihan ini hanya milik kita saja.”

    * * *

     

    Ketahanan fisik Sandiaga sangat prima. Meskipun tusukan pedang milik Chikaraishi merobek sekat, tendon dan urat-urat, untung-nya tidak sampai melukai organ dalam. Lelaki itu siuman mendapati diri-nya di Rumah Sakit Hanzomon menggunakan fasilitas VVIP yang ditanggung langsung Ryoma Hasegawa, Naikaku Shorin Daijin yang memiliki kekuasaan tertinggi dalam pemerintahan Jepang.

    Disana telah berdiri Ryoma Hasegawa, memunggunginya, memilih menatap hamparan lanskap kota Tokyo ketimbang menatapi pasien itu. Di sisi ranjang, duduk di kursi, Rosemary. Di belakang gadis itu berdiri kakak perempuannya, Kaede. Chikaraishi sendiri tidak hadir sebab langsung kembali ke pangkalan Angkatan Laut Atsugi di Samudra Pasifik, bertugas sebagaimana biasanya tanpa beban apapun.

    “Saburo…” panggil Rosemary dengan lega, namun takut mendekat.

    “Kau sudah bangun rupanya.” ujar Ryoma tanpa menoleh sedikit pun. Sandiaga hanya diam menatap pejabat itu.

    “Sekarang, kamu harus tunaikan kewajibanmu terhadap putriku.” pinta Ryoma dengan datar. “Jika kau menyanggupinya, maka segala masalahmu akan beres.”

    Sandiaga memejamkan matanya sejenak lalu memandang langit-langit ruangan. Ryoma akhirnya berbalik dan menatap lelaki yang ter-baring di ranjang. Tatapan jijiknya terarah ke rajahan irezumi yang meng-hiasi tubuh ectomorph lelaki itu. Ryoma paling tidak suka dengan orang-orang Genyosha.

    Bagaimanapun, kaum Genyosha pernah menunggangi Gerakan Otonomi dan Hak Rakyat dalam Insiden Osaka puluhan tahun silam yang berupaya menggulingkan Rezim Meiji dan bekerja sama dengan orang-orang Triad di Hangzhou, Tiongkok dalam rangka menggulingkan Rezim Dinasti Qin di negeri tersebut. Juga, tercatat bahwa organisasi klandestin itu menunggangi Gerakan Kaum Donghak di Korea. Golongan ini lalu menyusup ke pemerintahan Jepang, membentuk Partai Dai Nippon Seisantō.

    Meski pernah dibubarkan oleh otoritas Amerika Serikat pasca Perang Dunia II, warisan mereka, Organisasi Masyarakat Sungai Amur (Partai Naga Hitam) yang berlokasi di perbatasan Rusia hingga saat ini masih aktif. Begitu juga, kaum Genyosha kemudian mendirikan sindikat-sindikat kriminal yang lazim disebut yakuza untuk mengendalikan ruang ekonomi bawah tanah negeri tersebut.

    “Aku tak menyangka putriku malah jatuh cinta pada lelaki yang tak benar gaya kehidupannya.” desisnya lalu mendengus.

    “Aku bukan seorang genyosha…” sanggah Sandiaga dengan lirih. “Keluargaku mendidikku dengan sangat baik.”

    Pasca keributan di Tokyo pada tahun 2023, Keluarga Shigeno kemudian melepaskan diri dari pengaruh yakuza. Meskipun sempat terjadi kegemparan, namun golongan yakuza agaknya segan untuk mengganggu keluarga ini disebabkan oleh jaringan mereka yang kuat diantara para pengusaha dan pemerintah. Meskipun begitu, Ryoma Hasegawa yang berasal dari golongan yang tidak berafiliasi dengan yakuza tetap saja membenci dan menaruh antipati.

    Ryoma hanya tersenyum sinis mendengar jawaban pemuda itu. Sandiaga juga balas tersenyum sinis, mengolok gaya senyum yang dipamerkan Sang Perdana Menteri tersebut. 

    “Sekarang, irezumi tidak identik lagi dengan kaum genyosha. Seni rajahan ini kini murni kembali ke habitatnya sebagai sebuah seni.” jawabnya. Ryoma kembali mendengus. 

    “Aku sudah tak perduli lagi apakah kau bagian dari mereka atau tidak…” tukasnya. “Yang penting sekarang adalah bagaimana caramu bertanggung jawab terhadap putriku!” lelaki itu mengeluarkan sebatang testpack dan secarik surat manipulatif tentang status kehamilan Rosemary. Sandiaga melengos. 

    “Aku tak pernah menyentuhnya.” sanggahnya. 

    Ryoma melangkah lalu mencondongkan tubuhnya mendekati Sandiaga. Jemarinya mencengkram rahang lelaki itu, memaksa Sandiaga menatapi wajah garang yang dipertontonkan Ryoma Hasegawa. 

    “Dua bukti ini sudah cukup untuk menyeretmu ke dalam hukuman mati karena menolak putriku!” ancam lelaki tersebut lalu melepaskan cengkramannya. Sandiaga memicingkan mata dan menuntut.

    “Kenapa anda menyuruh mereka membunuh keluargaku?” tuntut Sandiaga dengan geram. “Mereka tak ada kaitannya denganku! Jika ini menyangkut martabat keluargamu, maka lakukanlah dengan baik! Bukan dengan cara menculik dan memaksa! Kau pikir, aku seorang teroris atau pengkhianat negara?!”

    “Aku tak punya pilihan lain…” kilah Ryoma.

    “Kalau begitu, aku meminta keadilan.” tuntut Sandiaga.

    Ryoma tertawa dan menegakkan tubuhnya, menatap Sandiaga dengan sinis. “Apa yang ingin kau tuntut?”

    “Pertemukan aku dengan Heiwa Tenno…” pinta Sandiaga.

    “Aku tidak akan mengabulkannya.” tolak Ryoma.

    “Berarti Rosemary tidak akan menikahiku!” balas Sandiaga, mengancam lelaki tersebut. Semua anggota keluarga Hasegawa terkejut. Rosemary menatap ayahnya. Ryoma mengencangkan rahangnya. 

    “Kamu mencoba berjudi denganku?!” tukasnya memasang wajah bengis. Sandiaga tersenyum. 

    “Kabulkan, atau tidak?” todongnya.

    * * *

     

    Faris tak memahami mengapa wajah kekasihnya begitu muram. Namun Airina tak pernah memberitahukan alasan kemuramannya. Setiap kali perwira itu menanyakannya, wakil presdir PT. Buana Asparaga, Tbk. itu hanya menanggapinya dengan senyuman sendu.

    “Jangan mendesakku, Bang.” pinta Airina, lalu merubah topik pembicaraan. “Lama aku tak mendengar kabarmu. Abang kemana saja?” tanya gadis itu. Keduanya sekarang berada di taman kota, di belakang GELORA Nani Wartabone, duduk di salah satu hamparan kursi taman.

    “Aku sibuk menyelidiki kasus terorisme di Pohuwato. Seminggu aku sibuk, makanya tak kasih kabar. Maaf, ya.” jawab Faris. Airina hanya mengangguk.

    DRRRRTTTT…. DRRRTTTT… DRRRTTT…

    Gawai di saku jas Airina bergetar. Gadis itu merogoh dan mengeluarkannya lalu menjawab panggilan.

    “Ya?” sahutnya.

    “Bu, ada kunjungan kantor cabang dari Sumatra, Ibu Deni Tanjung,” lapor Dewinta. “Beliau sekarang berada di ruang direksi.”

    “Oh ya, saya segera kesana.” tanggap Airina lalu menutup pembicaraan seluler dan menatap Faris.

    “Bang, aku balik ngantor dulu ya? Ada kunjungan cabang perusahaan…” tuturnya. Faris mengangguk saja. Airina pamit dan menaiki Lexus LM 566H dan melaju meninggalkan Faris yang hanya diam termangu. 

    Airina tiba di kantor, langsung menuju lift khusus dan memasukinya. Lift itu meluncur menuju lantai puncak. Airina lalu melangkah menyusuri lorong dan tiba di ruangannya. Deni Tanjung duduk disofa ditemani Dewinta Basumbul.

    Kedatangan Airina membuat Deni Tanjung dan Dewinta Ba-sumbul berdiri. Sekretaris itu sekalian pamit meninggalkan ruangan. Airina maju memberi dirut keuangan PT Buana Asparaga, Tbk, itu dengan pelukan hangat.

    Lamo mande idak main kasini.” sindir Airina, “Mentang-mentang da di negeri sendiri, lupa saudara di Gorontalo…”

    Deni Tanjung tertawa lalu melepas pelukan. “Maaf, Uni bukan lupa, hanya sibuk kerja saja.” kilahnya. “Adiek kan tahu, Uni macam apa orangnya.”

    Airina tersenyum dan mempersilahkan direktur cabang Sumatra itu duduk. Mereka lalu duduk disofa saling bersalin keakraban. 

    “Kedatangan Uni sendiri untuk apa?” tanya Airina pada akhirnya.

    Deni Tanjung langsung tanggap membuka tas kerjanya dan mengeluarkan secarik amplop kaku dan menyerahkannya kepada Airina. Gadis itu menerima dengan heran. Nampak logo resmi perusahaan MLT. Group tercetak di sisi kertas itu.

    Apo ni Uni???” tanya Airina.

    “Dibuka saja, Dek…” pinta Deni Tanjung.

    Airina membuka amplop, mengeluarkan secarik kertas berisi kalimat-kalimat verbal. alis gadis itu seketika mencuat melihat tanda tangan si pengirim surat. Dia mendengus kesal.

    “Dasar Kumbang Air!” gerutu Airina. “Kenapa sih dia bikin saya kesal terus?!” deputi direktur kantor pusat itu menatap Deni Tanjung. 

    “Ngapain dia kirim undangan segala? Kan bisa hubungi lewat telpon?!” sambung Airina Yuki dengan wajah jutek.

    “Katanya adiek selalu sajo menutup telpon darinyo.” jawab Deni Tanjung. “Makanya inyo kirim surat penting.”

    “Kan bisa, Uni yang berhadapan dengannya… kenapa harus denai?” todong Airina. Deni Tanjung menghela nafas panjang.

    “Pak Akram hanya menginginkan pertemuan dengan adiek, bukan dengan denai.” jawab Deni Tanjung. Pimpinan cabang Buana Asparaga di Sumatera Barat itu kembali menyambung.

    “Berapa kali pun denai berupaya menjelaskan dan membuat beberapa alasan, beliau bersikukuh… Dirut kantor pusat PT. Buana Asparaga, Tbk harus menghadap kepadanya…” pungkasnya membuat gadis itu terdiam. Airina kembali mendengus dan membaca kembali surat itu. Deni Tanjung lalu menyentuh lutut gadis itu. 

    “Mohon dihiraukan, Bu.” pinta Dirut Cabang PT. Buana Asparaga, Tbk Sumatra itu. “Takutnya nanti berdampak pada perusahaan…”

    Airina mengerling menatap Deni Tanjung yang kemudian me-nyambung, “Mengingat keluarga Williams dan al-Katiri termasuk keluarga terpandang disana…”

    “Keluargaku juga termasuk golongan terpandang disini, Bu…” balas Airina sewot membuat Deni Tanjung tersenyum. Gadis itu membuang nafas dengan keras lalu menatap wanita di depannya.

    “Kapan Uni balik ke Padang?” tanya Airina.

    “Besok, Insya Allah…” jawab Deni Tanjung.

    “Ya sudah, kita besok pakai jet perusahaan langsung ke kantor MLT. Group dan menghadap bersama-sama.” ujar Airina. “Aku mau tahu, apa maunya si kumbang air itu.”

    Deni Tanjung tertawa sejenak. “Beliau nggak mau ketemuan di kantor. Alasannya terlalu formal dan bisa canggung nantinya.”

    “Terus? Ketemuan dimana dong?” tanya Airina dengan heran.

    “Kediaman al-Katiri…” jawab Deni Tanjung.

    Airina langsung mengencangkan rahangnya menahan marah. Pemuda itu pasti punya rencana yang tak terbaca olehnya.

    * * *

     

    Shiga, wilayah bagian tengah Jepang…

    Sandiaga menatap deretan nisan-nisan tinggi di tanah pekuburan keluarganya. Takagi sekeluarga kini berkumpul bersama kakek-neneknya yang terlebih dulu mendekam di hamparan tanah ini. Lelaki itu menghela nafas lalu menatapi cakrawala biru diatas sana yang diarungi gumpalan awan kelabu.

    Tatsuya dan seluruh anggota Klan Shigeno menyampaikan belasungkawa. Pernyataan tersebut dilayangkan secara tertulis melalui Pengurus Rumah Tangga Klan yang diterima langsung oleh pengurus Kediaman Izumo no Kami Shimoyashiki dan disampaikan langsung kepada Sandiaga.

    Lelaki itu mengenakan seragam gakuran putih, sebagai per-lambangan duka. Lelaki itu meminta ijin melaksanakan upacara shou-shiki menurut syari’at Islam kepada Ryoma Hasegawa. 

    Naikaku Shorin Daijin tersebut memperkenankan masa per-kabungan selama tujuh hari, sesuai permintaan Sandiaga. Setelah masa perkabungan selesai, lelaki itu akan menikahi Rosemary di Kuil Asakusa, yang dekat dengan wilayah Chiyoda. []

     

     

    Kreator : Kartono

    Bagikan ke

    Comment Closed: Mendung Di Benteng Otanaha Bab 27

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021