KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Menebus Rasa Bersalah

    Menebus Rasa Bersalah

    BY 14 Jun 2024 Dilihat: 122 kali
    Menebus rasa bersalah_alineaku

    Pagi masih sangat dingin, membuat beberapa makhluk hidup enggan untuk beranjak dari peraduannya ditambah lagi hari ini hari libur makin sempurnalah untuk bermalas – malasan. Begitu juga dengan diriku walau mata sudah tidak mau diajak tidur tapi badan belum mau diajak bangkit meninggalkan tempat tidur.

    Gobrak prang !!!

    Tiba – tiba ada suara barang jatuh dan pecah, pagi – pagi sudah ada keributan didapurku. Dengan segera rasa malasku hilang, bangkitlah aku dari tempat tidur dengan hati yang berdebar – debar.

    “Maaf ma…” suara anakku

    “Ada apa dik?” setelah kutahu yang didapur anakku yang bungsu

    “Adik tidak apa – apa to” tanyaku penuh rasa kuatir karena melihat pecahan gelas berserakan dimana – mana.

    “Maaf ma…” ulangnya lagi

    “Maksud adik mau membuatkan minuman teh panas untuk mama dan papa di pagi hari” lanjutnya

    “Ya sudah ….yang penting adik tidak terkena pecahan gelas ataupun air panas” jawabku

    Sembari menenangkan hati anakku yang gemetar takut karena telah melakukan kesalahan. Sesaat aku teringat dahulu sewaktu masih anak – anak jika aku memecahkan piring atau gelas tidak pernah sekalipun aku dimarahi oleh kedua orang tuaku, tetapi pasti orang tuaku selalu mengkhawatirkan diriku dan menyuruhku untuk besok lain kali aku lebih berhati – hati. Hal inilah yang membuat aku selalu berhati –hati dan hal yang sama aku lakukan untuk anak – anakku bila mereka memecahkan sesuatu.

    Akhirnya aku mendapat tambahan pekerjaan yaitu membersihkan pecahan gelas selain pekerjaan rutin aku kerjakan di dapur cuci piring, masak, cuci baju serta beberapa pekerjaan lain sebagai seorang ibu. 

    Beberapa saat kemudian selesai sudah pekerjaanku, kini tinggal duduk – duduk santai walau hanya sebentar.

    “Untung hari ini pas hari libur……….coba kalau pas hari masuk kerja…..wah pasti sangat merepotkan plus pasti terlambat kerja” batinku sambal kusruput teh panas buatan suami tersayang. 

    Tanpa kusadari disebelahku telah duduk si kecil ku ( walau sekarang sudah kelas 8 SMP dengan perawakan yang tinggi besar) tetap saja ku panggil “Adik”  Dengan sangat takut dia berkata bahwa ia siap dimarahi bahkan siap dihukum atas kesalahannya.

    “Mama kelihatan marahkah?” tanyaku sambil merangkul pundaknya

    “Tidaklah Dik.” Lanjutku

    Sebenarnya rasa kekuatiranku yang sangat besar terhadap anakku yang menyebabkan aku tadi berbicara bernada agak tinggi, hanya kuatir jika anakku terluka. Karena nada bicaraku yang tinggi inilah yang membuat anakku takut sekali, membuatnya tidak berani mendekatiku. Kupandangi wajah anakku yang masih ragu – ragu seakan tidak percaya kalau mamanya tidak marah setelah apa yang ia lakukan. Kemudian kupegang kepalanya dan aku dekatkan ke wajahku biar ia melihat wajah dan mataku.

    “Sekarang coba cerita….sayang” kataku dengan tersenyum, biar menghilangkan rasa takutnya.

    “Benar Ma…” tanyanya lagi seakan masih belum percaya. Lalu kujawab dengan posisi berdiri tegap sambil kedua jari kuangkat seperti orang yang mau diangkat sumpah oleh pejabat tinggi “SUER ….DEH” 

    Akhirnya anak bungsuku mulai bercerita dengan sangat antusias dan runtut :

    Pagi itu seperti biasa Brian diberi bekal makan siang oleh mamanya, pokoknya lengkap dari nasi, sayur, lauk dan buah walau kadang hanya buah pisang kecil, kadang juga diberi tambahan kerupuk sebagai pelengkap. Sebenarnya hari itu Brian malas membawa bekal nasi karena merasa barang bawaan hari ini sudah sangat banyak, mulai dari kaos dan training untuk pelajaran olah raga, laptop untuk nanti presentasi pelajaran PKN, kertas gambar beserta perlengkapannya untuk pelajaran seni rupa. Dengan bersungut – sungut dan sedikit jengkel akhirnya dibawa juga bekal nasi yang sudah disiapkan oleh mamanya. Sebenarnya tadi sudah sengaja ditinggal di meja makan, tetapi mamanya berlari – lari memanggil – manggilnya sampai ke depan pintu gerbang. Brian merasa tidak tega untuk tidak membawa bekal nasi tersebut.

    Sesampai di sekolah jam pertama pelajaran  PKN dimana kelompok Brian bertugas untuk presentasi hasil diskusi dengan menggunakan laptop. Presentasi berjalan lancar dan teman – teman sangat antusias dalam menanggapi semua yang dipaparkan oleh Brian. Tak terasa sudah tiga jam pelajaran sehingga selesailah pelajaran PKN, pelajaran berikutnya adalah olahraga. Pelajaran olah raga sekarang dengan materi  permainan bola besar yaitu sepak bola. Semua murid laki – laki sangat senang sekali bermain, tak terkecuali Brian.

    Sehabis pelajaran olahraga semua makan dan minum di kelas karena hari ini kantin tidak buka penjaga kantin sedang sakit. Brian melihat Adi hanya diam saja tidak makan ataupun minum. Kemudian Brian mendekatinya “Kok tidak makan”. “Tidak” jawab Adi sangat singkat.

    “Kenapa…….emang mama kamu tidak menyiapkan?” selidik Brian

    “Iya….Beberapa minggu ini mamaku sakit” dengan wajah sedih Adi menjawab

    “Di rumah sakitkah?” selidik Brian

    “Sudah pulang dua hari yang lalu. Tapi belum begitu sehat”

    “Oooh…”jawab Brian yang mulai ikut merasakan kesedihan hati sahabatnya..

    “Kamu senang punya orang tua sehat semua” lanjut Adi

    Kalau dipikir pikir iya sih kedua orang tua Brian diberi kesehatan yang baik oleh Tuhan, kalaupun sakit mungkin hanya sakit yang ringan seperti masuk angin, kelelahan, flu atau batuk. “Terima kasih Tuhan untuk kesehatan yang baik yang Engkau berikan kepada orangtuaku”. Sebersit doa Brian untuk kedua orangtuanya. Jika ada satu anggota keluarga ada yang sakit terasa semua sakit, semua repot.

    “Kamu sudah sarapan belum”

    “Belum” jawab Adi singkat

    Tanpa berpikir lagi Brian pergi ke tempat duduknya untuk mengambil bekal yang ia bawa tadi. “Yuk ini kita makan berdua” kata Brian sambil menyodorkan bekalnya ke arah Adi.

    “Nggak terima kasih, kasihan kamu nanti masih lapar, khan tidak ada kantin yang buka” jawab Adi karena ia merasatidak hati dengan Brian, walau sebenarnya ia sangat – sangat lapar, maklumlah sejak pagi tadi perutnya belum terisi sama sekali, ditambah ia sehabis olah raga sepak bola.

    “ Ayolah ga pa pa, kebetulan mamaku hari ini menyiapkan porsi super jumbo, nih lihat.” Sambil berbicara begitu Brian menunjukkan bekalnya ke Adi.

    “Hari ini paket komplit ada buahnya he…he…he…..walau hanya buah pepaya hasil kebun, Pokoknya mamaku Is The Best lah.” Puji Brian untuk mamanya. Hal ini Brian lakukan agar Adi tidak merasa sungkan untuk mengambil nasi sehingga dapat makan bersamanya.

    Setelah dibujuk bujuk terus oleh Brian akhirnya Adi mau juga makan satu wadah berdua dengan lahapnya. Adi sangat bersyukur siang itu hingga berkali kali mengucapkan terima kasih. “Udahlah santai saja.” Jawab Brian dengan tersenyum. Memang tidak membuat kenyang tapi cukuplah untuk tenaga sampai sore hari.

    Sepanjang jam pelajaran hati Brian tidak tenang, ia gelisah ada rasa bersalah yang bergelayut di dalam hatinya. Wajah dari mamanya terus terlintas , ada rasa menyesal atas apa yang ia lakukan tadi pagi. Ia sungguh menyesal karena sudah berniat tidak baik yaitu ia enggan membawa bekal yang sudah dipersiapkan, ia berniat dengan sengaja meninggalkan bekal itu. Sungguh keterlaluan. Pikirannya. Brian ingin cepat – cepat pulang dan meminta maaf pada mamanya.

    Tanpa terasa bell tanda pulang sekolah sudah berbunyi, bergegaslah seluruh anak – anak berkemas – kemas .

    Sesampai di rumah Brian langsung mencari mamanya. “Sore mamaku cantik.” Sapa Brian dengan manja.

    “Tumben ini langsung pulang.” Sahut mamanya Ya sudah menjadi kebiasaan Brian selalu tidak langsung pulang sehabis jam pelajaran berakhir pasti ada saja kegiatan di sore hari, volley, kadang main tenis meja, kadang juga melatih baris – berbaris adik kelas atau kerja kelompok. Mendengar jawaban mamanya Brian hanya senyum saja.

    ………..

    Jadi begitulah Ma, cerita sebenarnya, Brian ingin menebus rasa bersalah ke mama….tapi malah menambah pekerjaan mama. “Maafkan Brian ya mamaku sayang.”

    Tanpa berkata sepatah katapun , ia hanya tersenyum dan mengelus kepala Brian. Dalam hati mama bersyukur mempunyai seorang anak yang sangat baik. Terima kasih Tuhan.

     

    Kreator : Bekti kristaliningsih

    Bagikan ke

    Comment Closed: Menebus Rasa Bersalah

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021