KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Cerpen » Menemukan Yang Hilang

    Menemukan Yang Hilang

    BY 24 Okt 2022 Dilihat: 170 kali

    By. Sariayu Sibarani

    Saya adalah seseorang yang tidak mengenal sosok ibu, yang tidak sempat memanggil ibu. Sejak usia kurang lebih 2 tahun, ibu saya telah meninggal dunia. Kala itu saya belum memahami makna kehilangan. Seiring bergulirnya waktu, bertambahnya usiaku membuatku memahami arti kehilangan. Sejak aku memahami makna kehilangan, hidupku serasa bak layangan putus. Hari-hari bergulir demikian tanpa merasa bahwa ada yang kuperjuangkan.

    Hingga akhirnya aku bertemu sosok pria yakni yang menjadi suamiku, aku merasa hidup itu berwarna. Pertama kali mengenalnya adalah dijembati oleh abangnya (iparku sekarang) yang notabenenya adalah seniorku disaat study S1 dan juniorku disaat study S2. Tak butuh waktu lama bagi kami untuk saling memahami satu sama lain. Awalnya dia (suamiku/ yang pada saat itu masih pacarku) bekerja di kota Bogor dan saya bekerja di kota Medan. Hingga akhirnya dia memutuskan pulang kekampung halamannya dan bertemu dengan ku di kota Medan. Surprise pastinya iya, bahagia sudah pasti. Sejak saat itu, hubungan kami semakin serius. Tak butuh waktunya lama bagi kami untuk melangkah kepelaminan. Saat itu hubungan kami kurang lebih masih 1 tahun, tetapi kami memutuskan untuk menikah dan tentunya karena ridho Tuhan, sehingga mempersatukan kami dalam ikatan suci pernikahan.

     Walau banyak rintangan dari pihak keluarga angkatku, yang notabenenya tak merestui pernikahan kami karena alasan klasik semata. Saat dia melamarku pada orangtuaku, aku menyadari keseriusannya sungguh sudah bulat, akhirnya sayapun merespon dengan kesunguhan hati dan meminta agar dia juga melamarku ke orangtua angkatku setelah  melamarku keorangtua kandungku. Singkat cerita, karena begitu besar cintanya dan keseriusannya padaku, diapun melaksanakan permintaanku. Sesampai dirumah orangtua angkatku, lamarannya ditolak. Pedih? pasti, kecewa? Sangat. Tapi apa daya, pemikiran orangtua angkatku masih sebatas itu.

    Namun niat kami tak urung, kami tetap melanjutkan pernikahan dengan dihadiri oleh orangtua kandungku dan sanak saudaraku yang pro padaku. Dalam masa masa pelik seperti itu, dia (suamiku) yang senantiasa memberiku semangat, dukungan dan motivasi serta keberanian menghadapi dunia dan masalah. Dia selalu berkata, Ketika kamu benar maka tak satu halpun yang perlu kamu takutkan.

    Pernikahan kami berjalan dengan baik dan lancar. Puji Tuhan mertuaku bagaikan ibu dan ayah bagiku, mereka begitu baik dan menganggapku seperti anak kandung mereka. Dan yang lebih menggembirakan adalah iparku semua menganggapku bagaikan saudara kandung. Merekalah tempatku bercerita dan berbagi.

    Suamiku adalah sosok yang tidak romantis, demikian juga denganku. Hanya saja jiwa manja wanitaku meronta ronta setiap kali melihat suami orang lain begitu romantis hehehe. Bukan tidak bersyukur, tapi alangkah perlunya keromantisan itu dilakukan disaat saat tertentu guna menjaga keharmonisan rumah tangga. Hal inilah yang sedang kulatih dalam diriku. Semoga berhasil

     

    Sejak aku bertemu dengan suamiku, sejak itu aku merasa bagaikan menemukan yang hilang selama ini dalam diriku. Dia mampu menenangkanku disaat aku khawatir, dia menguatkanku disaat aku lemah dan dialah menjadi sumber keberanianku dalam menghadapi pergolakan hidup.

     

    Sebait puisi untuk kekasih hatiku, suamiku

    Suamiku,

    Terimakasih buat kasih sayangmu, ketulusanmu dan dukungamu

    Engkau bagaikan air yang sejuk, menyirami dahagaku

    Kau bagai alunan musik, yang menemani tidurku

    Dan engkaulah tempatku pulang

     

    Suamiku,

    Jika kelak aku lalai, jika aku lupa

    Ingatkan aku akan masa masa yang tlah kita lalui bersama

    Ingatkan aku akan banyak hal yang kita perjuangkan

    Hingga nanti memutih rambutku, hanya namamulah yang bertahta dihatiku

     

    Suamiku,

    Bilamana aku lupa akan janji suci kita

    Gengam erat tanganku, pandang dalam mataku

    Ingatkan aku akan masa suka duka yang kita arungi bersama

    Hingga tiada satu hal yang mampu menggoyahkan janji suci kita

    (By. Istrimu, sariayu sibarani)

     

    Kini, aku tlah menemukan bagian yang hilang dari diriku yaitu kamu suamiku. Sejak bertemu denganmu, aku merasa menemukan yang hilang dari diriku. Tetaplah menjadi suami yang kukenal, yang menerimaku apa adanya, dan yang senantiasa setia hingga hitam rambutku telah menjadi uban, dan keriput tangan tak dapat ditutupi.

     –        SEKIAN    –

    Sariayu Sibarani

    Mau jadi penulis Sebariskata dan berpeluang gajian ?
    Sangat terbuka untuk penulis umum

    Bagikan ke

    2 Komentar Pada Menemukan Yang Hilang

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021