KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Mengamati terjadinya Longsor

    Mengamati terjadinya Longsor

    BY 22 Des 2022 Dilihat: 174 kali

    Oleh : Nyi Ai Tita

    Hari kedua peserta didik belajar mengenai manfaat menanam. Mereka diajak ke kebun sekolah. Di sana

    mereka memperhatikan bagaimana gunung atau bukit yang tidak memiliki tanaman.

    Tiba-tiba datang hujan apalagi hujannya besar disertai kilat. Tanah yang tadinya kokoh sedikit-sedikit

    tanah tersebut turun ke bawah. Karena tidak ada penahan, maka terjadilah longsor. Apalagi kalau di kaki

    gunung tersebut ada rumah. Tak terbayangkan pastinya duka melanda.

    Untuk menghindari itu semua. Mulai sekarang harus rajin menanam. Begitu juga gunung tidak boleh

    ditebang pohonnya. Untuk menghindari terjadinya bencana alam.

    Setelah praktik anak-anak diajak komunikasi lewat tanya jawab. Mereka antusias sekali. Bisa memahami

    bagaimana kalau dataran tinggi tidak ada pohonnya terutama ketika datang musim hujan.

    Setelah praktek mereka masuk ke kelas masing-masing dengan membawa pengalaman melihat dan

    merasakan pembelajaran tersebut. Tidak lupa mencuci tangan dan merapikan sandal yang barusan

    dipakai.

    Mereka diberi kesempatan untuk minum. Setelah istirahat sejenak melanjutkan kegiatan berikutnya yaitu

    merefleksi apa yang mereka lihat dan mereka lakukan melalui menggambar.

    Apa yang dilakukan ternyata sangat menyenangkan. Ketika diberi waktu untuk menggambar dengan

    suka ria mereka bilang, “Asyiik menggambar!”

    Ada juga yang bertanya, “Bu guru, gunungnya gundul yah?”

    “Becul-becul!” jawabku sambil senyum dan memberikan jempol.

    Namanya peserta didik kelas satu, tentu dari segi gaya bicara harus mengikuti gaya mereka. Apresiasi

    harus terus diberikan untuk menumbuhkan semangat belajar lebih baik walau hanya lewat kata-kata

    atau acungan jempol.

    Ada beberapa pertanyaan lucu, “Bu Guru gunungnya besar atau kecil, gunungnya satu atau dua?”

    “He he gunungnya boleh satu, boleh dua, atau boleh baanyak!” jawabku sambil senyum.

    “Bu guru gambar aku bagus tidak?” tanya Nindi.

    “Wow, bagus-bagus!” ucapku sambil memberkan jempolku.

    “Ah bu guru, yang bener bagus tidak?” tanya Nindi lagi.

    “Betul sayaaang, apalagi kalau diberi warna waah pasti tambah bagus!” jawabku terus memuji dan

    memotivasi.

    Di pojok Raja lagi menggambar sambil kuriwel-kuriwel pencil. Kucoba menghampirinya. Memperhatikan

    apa yang dia kerjakan. Kemudian menanyakan, “bagaimana Raja bisa menggambarnya?”

    “Bisa Bu Guru, tidak apa-apa yah gambarku jelek?”ungkap Raja sambil memperlihatkan gamabrnya.

    “Kata siapa jelek, kata bu guru mah bagus ko?” ucapku.

    “He he bener bu guru?” tanyanya lagi sambil kelihatan merasa bahagia.

    “Betul, kita kan lagi belajar. Kurang bagus mah wajar. Kalau sudah bagus ngapain belajar, he he. Betul

    kan, Raja?” ungkapku kepada anak kecil yang lucu.

    Begitulah suasana belajar menerapkan P5 di kelas satu. Semoga anak-anak senang. Mungkin masih

    banyak kekurangan bagiku dalam proses ini. Kalaupun demikian sangat wajar karena baru pertama kali

    menerapkan.

    Semoga apa yang dilakukan sekarang, sebagai bahan evaluasi untuk memperbaiki proses ke depannya.

    Dari pada tidak mencoba menerapkannya. Berusaha mencoba, ada bahan evaluasi untuk perbaikan.

    Kalau tidak mencoba, apa yang bisa dievaluasi.

    Bagikan ke

    Comment Closed: Mengamati terjadinya Longsor

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo memiliki peran sangat penting dalam pembentukan dasar negara Indonesia. Dalam sidang BPUPKI, Mr. Soepomo menjelaskan gagasan ini dengan jelas, menekankan pentingnya persatuan dan keadilan sosial. Dengan demikian, fokusnya pada teori negara integralistik membantu menyatukan pemerintah dan rakyat dalam satu kesatuan. Lebih lanjut, gagasan ini tidak hanya membentuk […]

      Okt 21, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021