KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Mengawal mimpi di ujung negeri

    Mengawal mimpi di ujung negeri

    BY 20 Nov 2024 Dilihat: 218 kali
    Mengawal mimpi di ujung negeri_alineaku

    Pagi itu, matahari baru saja muncul di balik perbukitan, memecahkan kesunyian desa yang jauh dari hiruk pikuk kota. Aku memulai perjalananku sebagai pengawas sekolah, menelusuri jalan yang berliku dan berbatu menuju sebuah sekolah di pelosok, tempat anak-anak desa belajar untuk menanam mimpi mereka. Meski terpencil dan sederhana, semangat mereka selalu menjadi pengingat bagiku, bahwa pendidikan adalah cahaya yang harus diperjuangkan di manapun berada.

    Sekolah itu berjarak sekitar 30 kilometer dari pusat kecamatan. Perjalanan menuju ke sana tak mudah, apalagi jalan yang harus kulewati masih berupa batu-batu kasar dan berlumpur, penuh tanjakan dan penurunan perbukitan. Beberapa jembatan menjadi penanda perjalanan, mulai dari jembatan gantung yang bergoyang saat kulewati hingga jembatan beton yang lebih kokoh. Sepanjang jalan, suara aliran sungai deras seolah menjadi irama yang menemani perjalananku. Airnya jernih, berkilauan di bawah sinar matahari, posisinya selalu bergantian apabila perbukitan di sebelah kanan sisiku dan sungai berada di sebelah kiri sisiku begitu sebaliknya. Kondisi ini sedikit uji nyali juga karena keberadaan aliran sungai jauh berada di tebing jalan, bila tidak hati-hati motor yang ditumpangi bisa terjatuh dan terjun indah ke dasar sungai.

    Setelah melewati berbagai tantangan di sepanjang perjalanan, akhirnya aku tiba di sekolah yang merupakan salah satu sekolah binaanku. Letaknya cukup terpencil, di pinggiran sawah dan perbukitan. Bangunan sekolah itu berdiri sederhana, di belakangnya terdapat hamparan hijau padi yang bergoyang pelan tertiup angin. Sementara di depannya terdapat perbukitan yang menjulang, seolah menjadi pelindung alami bagi sekolah kecil ini. Suara alam gemercik air dari sungai kecil yang mengalir di pinggir sawah, angin yang bertiup di sela-sela daun dan kicauan burung mengiringi suasana tenang, namun penuh harapan. Meski jauh dari hiruk pikuk kota, tempat ini menjadi ruang di mana mimpi-mimpi kecil mulai tumbuh.

    Sekolah ini hanya  dihuni kurang dari seratus siswa dan 12 orang guru dan tenaga kependidikan. Meskipun kecil, sekolah ini memiliki ruang kelas yang cukup, memberikan kenyamanan bagi anak-anak untuk belajar. Di tengah kesederhanaannya perpustakaan sekolah tampak menonjol. Dengan rak-rak penuh buku tertata rapi dan teradministrasi dengan baik. Perpustakaan itu menjadi jendela pengetahuan bagi para siswa yang haus akan ilmu. Halaman sekolah memang kecil, terbatas oleh letaknya yang berada di kaki bukit dan setiap hari siswa disuguhi pemandangan menakjubkan saat mereka menghadap bukit yang menjulang di hadapan mereka. Tempat ini seolah menjadi perpaduan sempurna antara alam dan pendidikan, dimana anak-anak belajar dalam dekapan alam yang begitu tenang.

    Sebagai seorang pengawas, tugasku di sini bukan hanya untuk memantau, tapi juga menjadi mitra kerja bagi kepala sekolah. Setiap kunjungan, kami duduk bersama, menyusun program sekolah yang terarah dan sesuai dengan kebutuhan siswa. Kami berusaha menerapkan strategi-strategi yang mampu meningkatkan efektivitas pembelajaran. Bersama, kami terus mencari cara untuk melakukan pembaharuan dalam bidang pendidikan, mulai dari metode pengajaran hingga pengelolaan sekolah. Semua ini demi satu tujuan: mewujudkan pelayanan pendidikan yang optimal bagi siswa-siswa di sini. Harapan kami sederhana namun besar, yaitu mutu pendidikan di sekolah ini bisa meningkat, sehingga para siswa memiliki kesempatan yang sama seperti mereka yang berada di kota. Di tengah keterbatasan, kami berusaha  memberikan yang terbaik, dengan keyakinan bahwa pendidikan adalah jembatan menuju masa depan yang lebih cerah.

    Menjadi seorang pengawas di daerah terpencil bukanlah pekerjaan yang mudah. Setiap langkah penuh dengan tantangan dan rintangan, mulai dari akses yang sulit hingga berbagai keterbatasan sarana dan prasarana. Namun di balik itu, ada kepuasan tersendiri dalam melihat perubahan yang perlahan terwujud. Melalui pendampingan yang intensif, saya berharap dapat membentuk guru-guru yang berkarakter dan berdedikasi, karena merekalah pilar utama pendidikan. Pada akhirnya, semua usaha ini bukan hanya tentang memenuhi kewajiban, tetapi tentang merajut masa depan bangsa. Anak-anak yang hari ini belajar di ruang-ruang sederhana ini, suatu saat akan menjadi harapan dan pemimpin masa depan. Pekerjaan seorang pengawas memang penuh tantangan, tetapi keyakinan akan pentingnya pendidikan menjadikan setiap rintangan itu layak dihadapi. Karena di ujung jalan ini, ada harapan besar untuk masa depan yang lebih baik.

     

     

    Kreator : Mardianis

    Bagikan ke

    Comment Closed: Mengawal mimpi di ujung negeri

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021