Namaku Sugeng aku pernah sakit parah, alhamdulillah bisa sembuh terus emak kasih nama tambahan, namaku jadi Sugeng Pangestu aku punya dua adik satu perempuan namanya Anteng Rahayu, yang satunya laki namanya Relabakti.Bapakku namanya pa Karso, emakku namanya Tini. Bapakku petani miskin yg hanya mempunyai sebidang sawah dan sebaris tegalan, bapak suka cari kerjaan sampingan jadi suruhan pa Carik dan pa Carik punya anak gadis seusia adikku namanya Siti. Aku hanya lulus SR/SD Pada waktu itu jarang anak-anak yg melanjutkan sekolah, karena orang tua mereka berpikir sekolah itu nggak bermanfaat, hanya buang-buang waktu dan uang. Menjelang maghrib anak-anak belajar mengaji di langgar yg letaknya agak jauh dari rumah, jadi dalam hal agama aku hanya bisa membaca Al Qur’an sedikit- sedikit kalau sholat biasa kulakukan. Aku tinggal di sebuah desa.yg berjarak cukup jauh dari kota, tapi rumahku dekat jalan raya jalur menuju Jogyakarta, dibelakang rumah kira jarak 500 m ada jalur kereta api.. Indahnya kehidupan yg masih terasa sampai sekarang yaitu gemerecik air kali, gesekan bambu yg kena tiupan angin, suara emak yg menyapu halaman dengan sapu lidi, lenguh sapi dan kerbau yg akan dipakai membajak sawah , anak penggembala yg memukulkan pecutnya di udara kosong dan sekali kali dipukulkan pada. pelepah daun pisang dengan suara khas, juga kicau burung di pepohonan, semua kutinggalkan karena aku ingin segera membantu bapak dan emak yg sudah mulai kerepotan dengan adik adikku yang semakin besar.Aku pergi meninggalkan kampungku hanya bermodalkan ijazah SR , sedikit ilmu agama..dan tak lupa pesan pa Dalang yg selalu bilang kepada Sang Patih.”Yo wis kono enggal mangkat ojo wedi kangelan (ya.sudah sana cepat pergi jangan takut menghadapi kesulitan)”. Aku pergi ke kota. Ikut pa Jono adik emak yg sudah lama tinggal di kota.Pa Jono sehari- hari bekerja sebagai supir angkot.
Nggak perlu waktu lama aku di suruh kerja jadi tukang parkir di depan sebuah bank. Tapi pegawai bank.yg laki maupun perempuan suka nyuruhku beli apa aja ada yg suruh beli makanan,baso,rujak atau minuman,termasuk bapak kepala kantor bank yg baik hati.. Sehari dua hari sebulan dua bulan..aku kerja disitu sampai pada suatu.pagi bapak kepala bank bilang…Kamu kerja jadi tukang parkir tapi sering disuruh suruh pegawai saya…kamu mau nggak kerja di kantor bapak ya untuk jadi pesuruh ..untuk menggantikan pa Poniman yg kebetulan bulan depan mau pensiun..kan kamu kemarin bilang cuma punya ijazah SD. Aku langsung menerima tawaran itu, meskipun penghasilan jadi tukang parkir mungkin lebih besar dari pesuruh kantor,cuma aku pikir akan lebih terhormat untuk jadi pegawai kantoran paling tidak kalau dilihat dari pakaian seragamnya. Seminggu sudah aku kerja jadi pesuruh,kerjanya nggak berat-berat amat sih,nyiapin air minum, membersihkan.ruangan dan nganterin surat juga kerja biasa disuruh suruh beli makanan maupun jajanan .Disela waktu senggang aku belajar mengetik bila kebetulan mesin tik nya lagi nganggur.Dengan begitu sekarang dah lancar tapi kerjaanku jadi tambah suka disuruh ngetik kerjaan kantor. Tiga tahun sudah aku kerja disini dan sudah diangkat sebagai Pesurus dengan gol.,1a.. Dulu jam kerja itu hanya sampai jam 2 siang jadi pulang kerja suka jadi kenek angkat nemenen paman Jono. Tapi paman bilang nggak usah bantuin paman kalau ada waktu dan ada biaya udah saja kamu sekolah lagi. Aku ikuti pendapat paman dan tiga tahun sudah aku tamat SMP..pangkatku juga sudah disesuaikan.. Aku lanjutkan lagi ke SMA, setamat SMA.pangkatku juga dah disesuaikan dengan ijazah SMA. Dan kini aku sudah memiliki ijazah S1 dengan pangkat dan jabatan di kantor yg lumayan untuk menopang. hidup dan bisa membantu bapak emak dan adik2 di.kampung. Tak lupa kepada paman ku ucapkan banyak terima kasih yg selalu mendorong semangatku dalam meraih cita- cita seorang anak petani miskin yang alhamdulilah bisa mukul duwur mendem jero.
Kreator : Sudarsono
Comment Closed: MENGEJAR CITA
Sorry, comment are closed for this post.