KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Mengenal Gangguan Belajar “Diskalkulia”

    Mengenal Gangguan Belajar “Diskalkulia”

    BY 25 Des 2024 Dilihat: 146 kali
    Mengenal Gangguan Belajar “Diskalkulia”_alineaku

    Seorang anak bingung ketika ditanya oleh guru matematika besar yang mana antara angka 10 dan 5. anak tersebut tidak bisa memahami konsep angka “lebih kecil atau lebih besar”. Berbeda dengan anak yang di kelas tadi, Budi mengalami kesulitan menghitung kembalian saat berbelanja di warung. Kemudian ada anak selalu salah membaca angka secara berulang, tidak bisa membedakan angka 6 dan angka 9. Beberapa  contoh kasus diatas sering disebut diskalkulia. 

    Jadi, diskalkulia adalah gangguan belajar spesifik yang mempengaruhi kemampuan seseorang untuk memahami, memproses, dan mengerjakan tugas-tugas yang melibatkan angka dan konsep matematika. Orang dengan diskalkulia sering kesulitan mengenali angka, melakukan operasi matematika dasar, atau memahami seperti waktu dan jarak, meskipun memiliki kecerdasan normal di bidang lainnya.

    Ciri-ciri diskalkulia antara lain :

    1. Kesulitan memahami angka dan simbol matematika seperti +,=,-,x dan :
    2. Lambat dalam melakukan perhitungan dasar seperti penjumlahan atau pengurangan.
    3. Sulit mengingat fakta matematika seperti tabel perkalian.
    4. Kesalahan konsisten dalam membaca angka, seperti mengacaukan angka 12 dengan 21.
    5. Kesulitan dalam mengukur atau membandingkan jumlah, objek atau angka
    6. Sulit memahami konsep waktu, seperti jadwal, durasi, atau urutan hari
    7. Kebingungan dengan pola atau urutan angka, seperti menghitung mundur atau menyebut angka berurutan.
    8. Frustasi atau cemas saat menghadapi tugas matematika

     

    Diskalkulia dapat disebabkan karena beberapa hal, diantaranya :

    1. Faktor genetik : Anak-anak dengan riwayat keluarga gangguan belajar lebih rentan terhadap diskalkulia.
    2. Gangguan neurologis : masalah di area otak yang bertanggung jawab atas pemrosesan angka, seperti lobus parietal.
    3. Kondisi perkembangan : gangguan seperti ADHD, autisme, atau gangguan bahasa dapat meningkatkan risiko diskalkulia.
    4. Trauma otak : cedera pada otak akibat kecelakaan atau penyakit dapat menyebabkan kesulitan dalam matematika.
    5. Kurangnya stimulasi awal : keterbatasan paparan angka atau konsep matematika. pada usia dini juga dapat mempengaruhi kemampuan anak.

     

    Meskipun diskalkulia sering kali tidak dapat dicegah karena faktor genetik dan neurologis, beberapa langkah berikut dapat membantu meminimalkan dampaknya :

    1. Stimulasi matematika dini. Kenalkan anak pada angka, pola, dan permainan matematika sejak kecil.
    2. Lingkungan yang mendukung. Sediakan suasana belajar yang menyenangkan dan bebas tekanan.
    3. Pemeriksaan dini. Jika ada tanda-tanda kesulitan belajar matematika, lakukan evaluasi perkembangan anak sesegera mungkin.
    4. Melibatan aktif orang tua. Orang tua dapat menggunakan alat bantu belajar sederhana seperti kartu angka, buku cerita matematika, atau aplikasi edukasi.

     

    Beberapa pengobatan diskalkulia antara lain :

    1. Pendekatan pendidikan khusus. Program intervensi yang dirancang untuk membantu anak memahami konsep matematika dengan metode yang berbeda, seperti pendekatan multisensori.
    2. Terapi kognitif. Membantu anak mengembangkan strategi untuk mengatasi kesulitan matematika.
    3. Penggunaan teknologi. Aplikasi atau perangkat lunak khusus, seperti kalkulator berbicara atau alat bantu belajar berbasis game, dapat membantu anak.
    4. Pendampingan intensif. Guru atau tutor yang terlatih dalam membantu anak dengan diskalkulia dapat memberikan pendekatan yang disesuaikan dengan kebutuhan individu.
    5. Dukungan psikologis. Terapi untuk mengurangi kecemasan atau rasa frustasi yang sering muncul akibat kesulitan belajar.

     

    Tips mendampingi belajar anak diskalkulia

    1. Gunakan pendekatan praktis. Ajarkan konsep matematika melalui pengalaman sehari-hari, seperti menghitung barang belanjaan  atau membaca jam.
    2. Pecah tugas menjadi langkah kecil. Berikan instruksi yang sederhana dan jelas dalam menyelesaikan soal matematika.
    3. Gunakan alat bantu visual. Papan tulis, gambar, atau benda fisik seperti kancing dan batang kayu dapat membantu anak memahami angka.
    4. Sediakan waktu ekstra. Berikan waktu lebih lama untuk mengerjakan tugas atau ujian matematika.
    5. Hindari tekanan. Jangan memaksa anak untuk memahami matematika dengan cara tertentu, temukan metode yang sesuai dengan gaya belajarnya. 
    6. Fokus pada kekuatan anak. Dorong anak untuk mengembangkan minat atau bakat di bidang lain agar kepercayaan dirinya tetap terjaga.
    7. Jangan membandingkan. Hindari membandingkan anak dengan teman-temannya, karena ini dapat menurunkan rasa percaya diri.
    8. Libatkan teknologi. Gunakan aplikasi edukasi atau perangkat yang dirancang untuk membantu anak memahami konsep matematika.
    9. Bangun komunikasi dengan guru. Pastikan guru mengetahui kondisi anak dan dapat memberikan pendekatan pengajaran yang sesuai.

    Diskalkulia adalah tantangan belajar yang dapat mempengaruhi banyak aspek kehidupan anak, tetap dengan pendekatan yang tepat, anak dapat tetap berprestasi. Kolaborasi antara keluarga, guru, dan tenaga profesional sangat penting untuk menciptakan lingkungan belajar yang mendukung dan mendorong anak mengembangkan potensinya.

     

     

    Kreator : Tri Welas Asih

    Bagikan ke

    Comment Closed: Mengenal Gangguan Belajar “Diskalkulia”

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021