Ini merupakan karya pertama saya belajar menulis di Alineaku. Saya di awal belum tahu mencari ide yang akan ditulis. Untuk itu saya melakukan riset ringan dengan searching di google. Mata saya terserobok pada tampilan yang muncul di beranda google dengan tulisan ‘google doodle’ dan dilengkapi foto seorang tokoh Melayu Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad. Semula saya mengira itu foto Buya Hamka, sehingga saya penasaran, mencari tahu.
Dari wikipedia saya mengetahui tujuan dari google doodle yaitu untuk memperingati liburan, acara, prestasi dan tokoh sejarah terkenal. Tujuan diterbitkannya google doodle adalah berita akan terhubung kepada hasil pencarian tentang tokoh yang menjadi google doodle.
Semua portal media online ambil bagian mengulas tentang tokoh google doodle hari ini. Ulasan tentang sejarah singkat Raja Ali Haji bin Raja Haji Ahmad bertebaran mulai dari tahun kelahiran yaitu 1809 dan tempat lahir yaitu Selangor, Malaysia. Karyanya yang paling terkenal yaitu Gurindam Dua Belas.
Tempat pemakaman Raja Ali Haji adalah di Pulau Penyengat. Ada kontroversi di pemberitaan online yang saya baca, ada yang menyebutkan Raja Ali Haji lahir di Penyengat pada tahun 1808. Butuh riset lebih jauh mana yang paling benar.
Ketokohan Raja Ali Haji mendapat penghargaan sebagai pahlawan nasional pada 5 Nopember 2004. Profesinya yang terkenal sebagai ulama, sejarawan dan pujangga dan tokoh kebangkitan sastra dan budaya bahasa Melayu.
Karya Raja Ali Haji yang terkenal salah satunya yaitu Gurindam Dua Belas. Gurindam merupakan puisi melayu lama. Isi dari gurindam yaitu nasehat dan petunjuk hidup ke jalan yang benar yang diridoi Allah, sesuai dasar keyakinan penulis yaitu Islam.
Dasar yang diajarkan dalam gurindam dua belas adalah ilmu tasawuf. Ilmu tasawuf dipelajari oleh pemeluk agama Islam yang dikenal dengan sebutan ‘mengenal yang empat’. Apa saja itu yang empat yaitu syariat, tarekat, hakikat dan makrifat.
Gurindam Dua Belas, disebut demikian karena berisi dua belas bait puisi atau disebut pasal. Setiap pasal mengandung satu kesatuan makna dan pesan. Berikut kita mengenal gurindam dua belas.
Gurindam I
Barang siapa tiada memegang agama, sekali-kali tiada boleh dibilangkan nama. Barang siapa mengenal yang empat, maka ia itulah orang yang ma’rifat Barang siapa mengenal Allah, suruh dan tegahnya tiada ia menyalah. Barang siapa mengenal diri, maka telah mengenal akan Tuhan yang bahri. Barang siapa mengenal dunia, tahulah ia barang yang tepedaya. Barang siapa mengenal akhirat, tahulah ia dunia mudarat.
Gurindam II
Barang siapa mengenal yang tersebut, tahulah ia makna takut. Barang siapa meninggalkan sembahyang, seperti rumah tiada bertiang. Barang siapa meninggalkan puasa, tidaklah mendapat dua termasa. Barang siapa meninggalkan zakat, tiadalah hartanya beroleh berkat. Barang siapa meninggalkan haji, tiadalah ia menyempurnakan janji.
Gurindam III
Apabila terpelihara mata, sedikitlah cita-cita. Apabila terpelihara kuping, khabar yang jahat tiadalah damping. Apabila terpelihara lidah, niscaya dapat daripadanya faedah. Bersungguh-sungguh engkau memeliharakan tangan, daripada segala berat dan ringan. Apabila perut terlalu penuh, keluarlah fi’il yang tiada senunuh. Anggota tengah hendaklah ingat, di situlah banyak orang yang hilang semangat hendaklah peliharakan kaki, daripada berjalan yang membawa rugi.
Gurindam IV
Hati kerajaan di dalam tubuh, jikalau lalim segala anggota pun rubuh. Apabila dengki sudah bertanah, datanglah daripadanya beberapa anak panah. Mengumpat dan memuji hendaklah pikir, di situlah banyak orang yang tergelincir. Pekerjaan marah jangan dibela, nanti hilang akal di kepala. Jika sedikitpun berbuat bohong, boleh diumpamakan mulutnya itu pekong. Tanda orang yang amat celaka, aib dirinya tiada ia sangka. Bakhil jangan diberi singgah, itupun perampok yang amat gagah. Barang siapa yang sudah besar, janganlah kelakuannya membuat kasar. Barang siapa perkataan kotor, mulutnya itu umpama kotor. Di mana tahu salah diri, jika tidak orang lain yang berperi.
Gurindam V
Jika hendak mengenal orang berbangsa, lihat kepada budi dan bahasa, Jika hendak mengenal orang yang berbahagia, sangat memeliharakan yang sia-sia. Jika hendak mengenal orang mulia, lihatlah kepada kelakuan dia. Jika hendak mengenal orang yang berilmu, bertanya dan belajar tiadalah jemu. Jika hendak mengenal orang yang berakal, di dalam dunia mengambil bekal. Jika hendak mengenal orang yang baik perangai, lihat pada ketika bercampur dengan orang ramai.
Gurindam VI
Cahari olehmu akan sahabat, yang boleh dijadikan obat. Cahari olehmu akan guru, yang boleh tahukan tiap seteru. Cahari olehmu akan isteri, yang boleh dia menyerahkan diri. Cahari olehmu akan kawan, pilih segala orang yang setiawan. Cahari olehmu akan abdi, yang ada baik sedikit budi,
Gurindam VII
Apabila banyak berkata-kata, di situlah jalan masuk dusta. Apabila banyak berlebih-lebihan suka, itulah tanda hampirkan duka. Apabila kita kurang siasat, itulah tanda pekerjaan hendak sesat. Apabila anak tidak dilatih, jika besar bapanya letih. Apabila banyak mencela orang, itulah tanda dirinya kurang. Apabila orang yang banyak tidur, sia-sia sahajalah umur. Apabila mendengar akan khabar, menerimanya itu hendaklah sabar. Apabila mendengar akan aduan, membicarakannya itu hendaklah cemburuan. Apabila perkataan yang lemah-lembut, lekaslah segala orang mengikut. Apabila perkataan yang amat kasar, lekaslah orang sekalian gusar. Apabila pekerjaan yang amat benar, tidak boleh orang berbuat onar.
Gurindam VIII
Barang siapa khianat akan dirinya, apalagi kepada lainnya. Kepada dirinya ia aniaya, orang itu jangan engkau percaya. Lidah yang suka membenarkan dirinya, daripada yang lain dapat kesalahannya. Daripada memuji diri hendaklah sabar, biar pada orang datangnya khabar. Orang yang suka menampakkan jasa, setengah daripada syirik mengaku kuasa. Kejahatan diri sembunyikan, kebalikan diri diamkan. Keaiban orang jangan dibuka, keaiban diri hendaklah sangka.
Gurindam IX
Tahu pekerjaan tak baik tetapi dikerjakan, bukannya manusia yaitu ialah syaitan. Kejahatan seorang perempuan tua, itulah iblis punya penggawa. Kepada segala hamba-hamba raja, di situlah syaitan tempatnya manja. Kebanyakan orang yang muda-muda, disitulah syaitan tempat berkuda. Perkumpulan laki-laki dengan perempuan, di situlah syaitan punya jamuan. Adapun orang tua yang hemat, syaitan tak suka membuat sahabat Jika orang muda kuat berguru, dengan syaitan jadi berseteru.
Gurindam X
Dengan bapa jangan durhaka, supaya Allah tidak murka. Dengan ibu hendaklah hormat, supaya badan dapat selamat. Dengan anak janganlah lalai, supaya boleh naik ke tengah balai. Dengan istri dan gundik janganlah alpa, supaya kemaluan jangan menerpa. Dengan kawan hendaklah adil supaya tangannya jadi kafill.
Gurindam XI
Hendaklah berjasa, kepada yang sebangsa. Hendaklah jadi kepala, buang perangai yang cela. Hendaklah memegang amanat, buanglah khianat. Hendak marah, dahulukan hujjah. Hendak dimulai, jangan melalui. Hendak ramai, murahkan perangai.
Gurindam XII
Raja mufakat dengan menteri, seperti kebun berpagarkan duri. Betul hati kepada raja, tanda jadi sebarang kerja. Hukum adil atas rakyat, tanda raja beroleh inayat. Kasihkan orang yang berilmu, tanda rahmat atas dirimu. Hormat akan orang yang pandai, tanda mengenal kasa dan cindai. Ingatkan dirinya mati, itulah asal berbuat bakti. Akhirat itu terlalu nyata, kepada hati yang tidak buta.
Comment Closed: Mengenal Google Doodle
Sorry, comment are closed for this post.