Saat menulis buku ini, saya adalah guru di Yayasan Muthahhari, sebelumnya sempat mengajar di TK Az-Zahra, SD Krida Nusantara, SD Assalam, dan SMP Pasundan sejak tahun 2002, jika dihitung sampai sekarang (2025), berarti saya sudah mengajar selama 23 tahun. Waktu yang cukup lama dalam hitungan angka, tapi terasa singkat saat dijalani. Saya tidak menyadari bahwa saya sudah mengajar selama itu hingga bertemu dengan alumni murid SD yang sudah menikah, barulah saya sadar usia saya sekarang tak muda lagi.
Dua puluh tiga tahun perjalanan mengajar, rasanya masih belum bisa menjadi guru yang benar-benar ahli. Pergantian murid dari generasi ke generasi membuat saya merasa menemukan karakter baru setiap zamannya. Ditambah transformasi Pendidikan yang terus berkembang dan kurikulum yang terus berubah membuat saya harus belajar dan terus belajar. Saya merasa selalu ada tantangan baru setiap tahun ajaran baru.
Sebagai seorang guru, saya merasakan selalu ada tantangan untuk memahami karakter murid-murid yang terus berganti. Dan sebagai seorang ibu mengikuti perkembangan dan perubahan dari kedua putri saya, membuat saya harus belajar memahami karakter dan psikologi anak-anak dari waktu ke waktu.
Kita mengenal ada beberapa istilah generasi manusia dari zaman ke zaman, sebagai seorang pendidik baik orangtua maupun seorang guru, saya kira perlu memahami karakter anak-anak dari generasi ke generasi agar mendapat strategi yang tepat dalam mendidik mereka. Mari kita kenali klasifikasi manusia dari Generasi X sampai Betha
Generasi X adalah orang-orang yang lahir dari tahun 1965-1980. Nama ini pertama kali dipopulerkan oleh seorang penulis Kanada yang Bernama Douglas Coupland, dalam bukunya Generation X: Tales for an Accelerated Culture (1991).
Huruf “X” digunakan untuk menggambarkan sifat anonim atau tidak pasti dari generasi ini, yang tumbuh dengan nilai-nilai yang berbeda dari Baby Boomers.
Generasi Y disebut juga generasi Milenial adalah orang-orang yang lahir sejak tahun 1981 sampai tahun 1996. Istilah “Generasi Y” pertama kali digunakan oleh para pemasar pada akhir 1990-an untuk menggambarkan generasi setelah Generasi X.
Nama ini dipopulerkan oleh William Strauss dan Neil Howe dalam buku mereka Millennials Rising: The Next Great Generation (2000), karena generasi ini mencapai masa dewasa di pergantian milenium (tahun 2000).
Gen-Z adalah orang-orang yang lahir pada rentang tahun 1997-2012. Nama ini muncul secara alami setelah Generasi Y, dengan huruf “Z” mewakili urutan alfabet berikutnya. Penyebutan nama Gen-Z digunakan oleh para peneliti dan pemasar pada awal 2000-an untuk menggambarkan generasi yang tumbuh dalam era digital.
Generasi Stroberi adalah orang-orang yang lahir sejak tahun 1990 an – 2000 an awal. Jika dilihat rentang waktu kelahirannya, tampak ada zona transisi antara kelahiran generasi Z dan Generasi strawberry. Istilah generasi strawberry, dipopulerkan oleh sosiolog dan media di Asia Timur, terutama di Taiwan dan Jepang. Nama ini berasal dari Taiwan pada 2000-an dan digunakan untuk menggambarkan generasi muda yang dianggap kurang tahan tekanan dibandingkan generasi sebelumnya.
Generasi Alpha adalah mereka yang lahir dari tahun 2010. Nama ini diperkenalkan oleh ahli demografi Australia, Mark McCrindle, pada 2008. Setelah alfabet “Z”, McCrindle memutuskan untuk menggunakan huruf Yunani “Alpha” untuk menunjukkan awal generasi baru yang sepenuhnya berbeda, yaitu generasi pertama yang lahir sepenuhnya di abad ke-21.
Tahun 2025 muncul lagi istilah baru yaitu Generasi Beta. Anak-anak yang lahir mulai tahun 2025 diproyeksikan akan menjadi generasi Beta. Nama ini masih spekulatif dan muncul dalam diskusi sosiologis serta pemasaran. Penggunaan kata Beta, karena mengikuti sistem huruf Yunani, “Beta” digunakan untuk menandai generasi berikutnya setelah Alpha.
Sebagai seorang pendidik, mengenal klasifikasi generasi sangat penting. Dengan mengetahui klasifikasi generasi kita dapat memahami pola perilaku setiap anak, karena Setiap generasi dipengaruhi oleh teknologi, budaya, dan peristiwa dunia pada masanya. Dari segi konteks sosial, pemahaman tentang klasifikasi lintas generasi dapat mendukung proses harmoni sosial dan menetapkan pola komunikasi yang tepat.
Untuk memahami karakter manusia dari generasi ke generasi mari kita lihat penjelasannya pada tabel berikut ini!
Berikut adalah tabel karakteristik Generasi X, Y, Z, Stroberi, Alpha, dan Beta:
Generasi |
Tahun Lahir |
Karakteristik Utama |
Hubungan dengan Teknologi |
Pola Asuh/Didikan |
Generasi X |
1965–1980 |
– Mandiri, realistis, dan skeptis terhadap otoritas. |
Mulai menggunakan teknologi di usia dewasa (PC awal). |
Pola asuh bebas; belajar dari pengalaman hidup. |
|
|
– Fokus pada keseimbangan kerja dan kehidupan pribadi. |
|
|
|
|
– Adaptif terhadap perubahan, tetapi cenderung konservatif. |
|
|
Generasi Y (Millennial) |
1981–1996 |
– Ambisius, kolaboratif, dan berorientasi pada tujuan. |
Digital native awal; tumbuh dengan internet. |
Pola asuh suportif dengan motivasi tinggi. |
|
|
– Peduli pada isu lingkungan dan sosial. |
|
|
|
|
– Multitasking, sering menghadapi “quarter-life crisis”. |
|
|
Generasi Z |
1997–2012 |
– Digital native; sangat bergantung pada teknologi. |
Lahir di dunia teknologi; media sosial mendominasi. |
Pola asuh yang mendorong kemandirian. |
|
|
– Inklusif, multitasking, dan cepat bosan. |
|
|
|
|
– Fokus pada pengalaman pribadi dan keberlanjutan. |
|
|
Generasi Stroberi |
1990-an–2000-an awal |
– Rentan terhadap tekanan; mudah menyerah di bawah tuntutan tinggi. |
Mulai mengenal teknologi digital di usia remaja. |
Pola asuh protektif yang berlebihan. |
|
|
– Menyukai kenyamanan, estetika, dan gaya hidup modern. |
|
|
|
|
– Kurang tahan banting dibanding generasi sebelumnya. |
|
|
Generasi Alpha |
2010 ke atas |
– Digital native sejati; lahir di dunia teknologi canggih seperti AI, VR, dan IoT. |
Mengintegrasikan teknologi dalam semua aspek hidup. |
Pola asuh berbasis eksplorasi dan personalisasi. |
|
|
– Kreatif, kritis, dan interaktif. |
|
|
|
|
– Berorientasi pada kolaborasi dan kesadaran global. |
|
|
Generasi Beta |
2025 ke atas (proyeksi) |
– Belum jelas, tetapi diperkirakan akan menjadi generasi paling terhubung secara teknologi dan lebih individualistis. |
Diprediksi sepenuhnya bergantung pada AI dan IoT. |
Diperkirakan menggunakan teknologi untuk belajar. |
Kreator : Iis Rosilah
Comment Closed: Mengenal Karakter Anak Didik
Sorry, comment are closed for this post.