KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Mengungsi

    Mengungsi

    BY 25 Jul 2024 Dilihat: 185 kali
    Mengungsi_alineaku

    Aksi Polisionil atau Clash ke-2 apapun namanya itu adalah Agresi Belanda ke wilayah kekuasaan Republik. Upaya untuk menghambat laju tentara Belanda (saat itu umumnya menyebut tentara Belanda dengan sebutan NICA), ke arah timur (Yogyakarta) dilakukan oleh penduduk setempat dengan menebang pohon asem.dan kenari serta pepohonan yang ada di pinggir jalan.Rupanya usaha ini.tidak berhasil.karena keburu Belanda datang..yang terlihat pohon-pohon.berlubang bekas kena.kampak. Tiap jembatan di.bom tapi inipun masih kurang berhasil.karena masih bisa dilewati mobil2.Belanda. Antara sadar dan terjaga terasa ayah mengusap-usap.mukaku.maksudnya agar aku cepat bangun,di rumah kedengaran ribut-ribut nenek kakek ayah emak dan saudaraku dan seisi rumah membenahi pakaian serta barang barang yang sedapat.mungkin bisa  dibawa, semuanya telah terbangun kakaku.yang laki laki tidak terlihat di antara kami, belakangan baru tahu kalau kakak segera pergi bergabung dalam.kesatuan tentara pelajar..Kesibukan Juga terjadi di rumah tetangga. Ayah berbisik : Bangunlah nak kita akan pergi jauh entah kemana daerah kita tidak aman kita akan mengungsi , Belanda akan menuju ke Timur ke Jogja sekarang sudah sampai  Ijo kita harus segera pergi. Akupun dengan tertatih tatih memaksa diriku bangun, Seingatku umurku waktu itu 7th.Akhirnya aku pun tahu bahwa akan terjadi geger. Malam telah mendekati subuh bulan dan bintang kemintang di langit sungguh indah dilihat cuaca teramat bersih, tapi semua itu tidak terasa.indah.karena semua sedang gelisah dan galau. Kami berbondong bondong berjalan ke arah selatan menjauhi rumah tempat tinggal yang dekat dengan jalan raya. Tidak ada yang berbicara satu sama lain, anak anak pun sepertinya tahu orang orang tua mereka sedang prihatin, tidak ada yang menangis terus berlari lari kecil mengikuti langkah kaki orang tuanya. Jam 6 pagi kami telah sampai di desa Sawangan yang dituju ialah rumah Kepala desa lebih dari 40 keluarga bersama rombongan kami. Rasanya daerah ini cukup jauh tapi sebetulnya hanya berjarak antara 3 atau 4 km.saja dari desaku.tapi lumayan juga tidak terlalu dekat dengan rumahku yang  hanya hanya berjarak 400 m.dari jalan raya. Kamipun diterima dengan ramah oleh Kepala Desa serta penduduk setempat. Kepala desa pun dengan bijak.membagi siapa menumpang kepada siapa. Adapun keluargaku dititipkan kepada Bapak Kamitua di sebelah rumah Kepala Desa. Kami Pun cukup senang karena rumah pak Kamitua cucup.besar dan kebetulan keluarga pak Kamitua cuma berempat. Sehabis Maghrib terdengar ayah minta izin emak ingin pulang ke rumah untuk mengambil kambing-kambing yang belum sempat dibawa.Emak bertanya dengan siapa mau pergi, ayah bilang mau pergi sendirian saja.Mendengar percakapan ayah dan emak akupun ingin ikut menemani ayah.Ayah marah ,tapi aku memaksa ingin ikut, ayah bilang jika kamu memaksa ikut bukanya menemani ayah tapi malah merepotkan saja, tetapi karena aku memaksa akhirnya ayah mengalah dan akupun jadi ikut pergi. Nggak tahulah memang ayah dan emak kelihatanya lebih menyayangi aku daripada saudaraku yang lain.Sepanjang bisa dipenuhi apa yang ku minta pasti bakal.dituruti asal jangan minta uang, ayah nggak.pernah punya uang begitu pula emak, karena segala sesuatu yang mengatur ekonomi termasuk yang namanya uang adalah nenek.Tak.kuingat lagi berapa kambing ayah mungkin 5 atau 6 ekor, tapi.ada.kambing yang baru seminggu melahirkan. Keadaan waktu itu sedang musim kemarau, tanah sawah terbelah-belah.pasti akan menyulitkan perjalanan kami. Oh ya.kami nggak berani.lewat jalan desa terpaksa jalan lewat pesawahan. Berulang kali ayah dan aku jatuh bangun.dan kita berjalan di kegelapan nggak berani bawa obor.takut ketahuan Belanda. Dengan ikutnya aku menemani ayah ternyata ada.faedahnya apalagi.kambing kecil..suka lari-lari terpisah dari.induknya. Dalam keadaan susah payah dan khawatir serta menahan rasa sakit bekas jatuh kami masih sempat terpingkal-pingkal karena keadaan yang remang remang hanya diterangi oleh cahaya bulan kami dan ayah merangkak di kegelapan mencari kambing jika ada kambing yang terpisah. Tentu.saja kita tidak bisa melihat dengan jelas.kalau kambing yang terpisah tidak mengembik. Jam sebelas malam.kami sampai di rumah tempat mengungsi dengan selamat.

     

    Kreator : Sudarsono

    Bagikan ke

    Comment Closed: Mengungsi

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021