KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Menimbang Kadar Kesalehan

    Menimbang Kadar Kesalehan

    BY 12 Apr 2025 Dilihat: 41 kali
    Menimbang Kadar Kesalehan_alineaku

    Timbangan merupakan alat elektronik atau non-elektronik yang berfungsi untuk melakukan pengukuran suatu berat bahan. Timbangan atau neraca dalam bahasa Inggris balance, scales adalah alat yang dipakai untuk melakukan pengukuran suatu massa benda. Bagaimana untuk menimbang kadar kesalehan?

    Pernyataan ini pun menggelitik hati saya ketika pada bulan Dzulhijjah tertambat atau terikat banyak hewan kambing atau sapi di beberapa tenda. Tenda yang lazimnya dipakai acara hajatan pernikahan, sunatan, atau even-even kemasyarakatan lainnya suatu waktu beralih fungsi menjadi tempat berteduh para hewan tersebut. Begitulah keunikan yang terjadi di setiap tahun menjelang 10 Dzulhijjah.

    Aku pun jadi teringat bahwa pembiasaan menabung untuk membeli hewan kurban menjadi tradisi yang diajarkan di sekolahku. Semua warga sekolah baik murid, orang tua murid, guru atau pendidik, tenaga kependidikan, dan keluarga besar lainnya dapat berpartisipasi menabung untuk berkurban dan atau menitipkan hewan kurban untuk disalurkan kepada yang berhak menerima.

    Hukum ibadah kurban adalah sunnah muakkad, artinya sangat dianjurkan bagi setiap Muslim. Berkurban memiliki banyak keistimewaan, sebab bagi seseorang yang melaksanakan ibadah kurban, secara tidak langsung sedang mendekatkan diri kepada Tuhan Yang Maha Kuasa. Selain itu, juga merupakan suatu bentuk kepatuhan dan ketaatan makhluk kepada Sang Penciptanya.

    Ibadah lain ada yang secara langsung ditujukan kepada Tuhan melalui ritual sholat, puasa, berdoa, dan lain sebagainya sebagai representasi kesalehan individual-spiritual. Sedangkan ibadah berkurban mengimplementasikan kesalehan sosial-spiritual. Ibadah melalui praktik berkurban memiliki akar mendalam dan pelajaran berharga dalam kehidupan sehari-hari.

    Berlatih sejak dini untuk menabung dan membeli hewan kurban secara bersama-sama dengan teman satu kelas, satu sekolah, satu lingkungan masjid tertentu mungkin belum menjadi prasyarat yang  sempurna dengan takaran satu orang berkurban satu ekor kambing, atau tujuh orang berkurban satu ekor sapi misalnya. Namun, hal itu menjadi sarana penanaman nilai-nilai bahwa belajar berkurban dapat dilatih secara bertahap. Hingga suatu saat nanti bisa, betul-betul berkurban sesuai syariat.

    Beragam manfaat beribadah qurban, salah satunya saling berbagi dan memberi sesama manusia. Yang berhak menerima hewan kurban antara lain; orang yang berkurban atau disebut shohibul kurban, tetangga sekitar, teman, dan kerabat, juga lebih utama adalah fakir miskin. Salah satu tujuan berkurban adalah saling berbagi kepada yang membutuhkan.

    Tiap tahun setelah bulan Syawal yaitu bulan Dzulqa’dah warga sekolah mulai mengumpulkan tabungan qurban yang dikoordinir bendahara kelas setiap hari. Tiap hari itu pula segera dimasukkan ke rekening sekolah. Tiap hari pula dilaporkan jumlah tabungan. Yang secara khusus berniat berkurban satu ekor kambing atau bersama-sama satu ekor sapi dicatat secara khusus sehingga terdeteksi jelang 10 Dzulhijjah total tabungan seharga kambing atau sapi.

    Pembiasaan yang luar biasa bagi anak usia dini hingga usia sekolah Menengah Atas. Boleh jadi, berimbas kepada orang tua yang memang menjadi penyumbang dana yang sesungguhnya. Pengelolaan keuangan keluarga yang disiapkan atau disisihkan untuk berkurban. Hal ini secara tidak langsung mengatur pola kehidupan rumah tangga, walaupun kelebihan harta kadang enggan memposting anggaran berkurban.

    Boleh dikata, ada unsur dogmatis atau dipaksa dalam bahasa kasarnya. Kadang ada ewuh pakewuh dengan guru kelas, Kepala Sekolah atau sesama orang tua murid lainnya. Namun, hal ini selalu diarahkan untuk berlomba-lomba dalam kebaikan atau fastabiqul khoirot.

    Sepanjang tahun yang telah dilewati dalam pengumpulan tabungan kurban, pembelian hewan, pendistribusian, sampai berlatih menyembelih hewan kurban di sekolah sebagai suatu pembelajaran menjadikan pemantik semangat meningkatkan kesalehan warga sekolah.

    Semua proses dilampaui dengan memperhatikan rukun dan syarat sahnya ibadah berkurban. Semua pihak yang terlibat menjadi banyak pengalaman dan pengetahuan. Terutama untuk menimbang kadar kesalehan dalam rangka merayakan Peringatan Hari Raya Idul Adha atau Idul Qurban tiap tahunnya.

    Bersyukur sekali yang dapat berkurban di tiap tahunnya. Hal itu dapat menjadi sarana membersihkan atau mensucikan harta dan mendekatkan diri kepada Allah Subhanahu Wa Taala. Di samping mendapatkan pahala di setiap helai bulu hewan kurban, mensyiarkan dan meningkatkan rasa kepedulian sosial, menumbuhkan rasa syukur dan ikhlas, melatih diri terhindar dari sifat buruk, dan melatih diri meninggalkan larangan-Nya.

    Tulisan ini pun sebagai curahan kisah inspiratif yang diharapkan mampu menjadi inspirasi atau sedikit berbagi pengalaman bermakna. Semoga Tuhan Yang Maha Esa meridhoi-Nya.

     

     

    Kreator : Dwi Astuti

    Bagikan ke

    Comment Closed: Menimbang Kadar Kesalehan

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021