Liburan telah usai tak terasa waktu berjalan begitu cepat, delapan tahun sudah saya disini” Lila berucap, sesekali melihat foto yang ada di galerinya”. Banyak teman dan pengalaman yang berharga. Dari tahun ketahun. Sekolah ini terus ada kemajuan, dari hal pembangunan, siswa dan kegiatan. Meskipun tiap tahun selalu ada pergantian guru baru. Dari tahun pertama, sekolah yang tampak biasa-biasa saja, dari kantor yang kecil sampai gak muat kalo banyak orang, kini sudah layak seperti umumnya. Berkat seni dan kreatifitas tangan bapak kepala sekolah, taman, dinding, kelas, perpustakaan, kantor dan lain-lain. Dilihat jadi lebih menarik.
Tugas sekolah masih belum selesai dikerjakan, padahal waktunya tinggal satu hari lagi. Kamis sudah masuk kantor lagi. Sudah direncanakan tetap saja suka berubah. Kadang ada acara hajatanlah, belanja keperluan anak sekolah dan lain-lain. Pikiran kadang nyabang. Mikir nanti minggu nganter anak ke pondok. Senin persiapan masuk ngajar, belum bayaran anak-anak. Sampai tugas sekolah masih belum selesai semua. Dulu kalo lihat orang seraba sibuk, ketawa sendiri. Sekarang baru terasa nih, fase ketiga. Ngurus anak remaja. Ternyata gak mudah. Waktu kecil paling cape,ya. rumah berantakan, anak sakit, sudah sekolah TK, mulai membimbing belajarnya, hafalannya, kesukaannya. Sudah SD, mulai banyak maunya. Kalo masih kelas 1-3 zona aman, masih bisa diatur. Sudah kelas 4-6, mulai milih sendiri. Sudah SMP, masa remaja. Mulai repot, harus banyak sabar dan tarik nafas. Sekarang fase awal SMA. Semoga Allah berikan kemudahan semuanya.”Lila merapikan baju ke lemari”.
Menjadi seorang Ibu yang bekerja tidaklah mudah. Harus mengatur waktu, benar kata orang 24 jam mikir terus meskipun tidur. Badan tidak terawat, wajah kusam ditambah suami sudah tidak bekerja “ Lila melihat cermin”. Bebannya dirasakan selama ini seperti sudah tidak ada dirasa lagi. Meskipun baru dua tahun suami Lila kena PHK. Tetap saja Sangatlah terasa dampak pada keluarganya. Tabungan yang ada sudah tidak tersisa. Tak terasa sudah habis digunakan keperluan sehari-hari dan biaya anak-anak. Gaji guru yang tidak terlalu besar tidak cukup untuk biaya hidupnya. Namun Lila tidak pernah menyerah.
Lanjut searching google, mencari informasi / artikel buat hari senin, “Lila membuka laptop”. Lumayan sinyal kondisinya hari ini bagus. Tang ting tung, notifikasi WA, banyak banget chat grup hari ini. reminder persiapan KBM, MPLS dan lain-lain. Nemu juga artikel yang menarik.
Dari hasil bacaannya hari ini yang berjudul “ Bersyukur ketika mendapat senang dan bersabar ketika mendapat bencana” . yaitu,
Dari Shuhaib bin Sinan radhiallahu’anhu dia berkata, Rasulullah Shallallahu’alaihi Wasallam bersabda:
عجبًا لأمرِ المؤمنِ . إن أمرَه كلَّه خيرٌ . وليس ذاك لأحدٍ إلا للمؤمنِ . إن أصابته سراءُ شكرَ . فكان خيرًا له . وإن أصابته ضراءُ صبر . فكان خيرًا له
“Alangkah mengagumkan keadaan orang yang beriman, karena semua keadaannya (membawa) kebaikan (untuk dirinya), dan ini hanya ada pada seorang mukmin; jika dia mendapatkan kesenangan dia akan bersyukur, maka itu adalah kebaikan baginya, dan jika dia ditimpa kesusahan dia akan bersabar, maka itu adalah kebaikan baginya”[1].
Hadits yang agung ini menunjukkan besarnya keutamaan bersyukur di saat senang dan bersabar di saat susah, bahkan kedua sifat inilah yang merupakan penyempurna keimanan seorang hamba. Abdullah bin Mas’ud berkata: “Iman itu terbagi menjadi dua bagian; sebagiannya (adalah) sabar dan sebagian (lainnya adalah) syukur”[2].
Dalam Al-Qur’an, Allah memuji secara khusus hamba-hamba-Nya yang memiliki dua sifat ini sebagai orang-orang yang bisa mengambil pelajaran ketika menyaksikan tanda-tanda kemahakuasaan Allah. Allah berfirman:
إِنَّ فِي ذَلِكَ لآيَاتٍ لِكُلِّ صَبَّارٍ شَكُورٍ
“Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kemahakuasaan Allah) bagi setiap orang yang sangat sabar dan banyak bersyukur” (QS Luqmaan: 31).
Beberapa faidah penting yang dapat kita petik dari hadits ini:
Imam Ibnul Qayyim berkata: “(Hadits di atas menunjukkan bahwa) tingkatan-tingkatan iman seluruhnya (berkisar) antara sabar dan syukur”[3].
Kehidupan seorang mukmin seluruhnya bernilai kebaikan dan pahala di sisi Allah, baik dalam kondisi yang terlihat membuatnya senang ataupun susah.
Seorang hamba yang sempurna imannya akan selalu bersyukur kepada Allah ketika senang dan bersabar ketika susah, maka dalam semua keadaan dia senantiasa ridha kepada Allah dalam segala ketentuan takdir-Nya, sehingga kesusahan dan musibah yang menimpanya berubah menjadi nikmat dan anugerah baginya.
Orang yang tidak beriman akan selalu berkeluh kesah dan murka ketika ditimpa musibah, sehingga semua dosa dan keburukan akan menimpanya, dosa di dunia karena ketidaksabaran dan ketidak ridhaannya terhadap ketentuan takdir Allah, serta di akhirat mendapat siksa neraka.
Keutamaan dan kebaikan dalam semua keadaan hanya akan diraih oleh orang-orang yang sempurna imannya[4].
Rukun sabar ada tiga yaitu: menahan diri dari sikap murka terhadap segala ketentuan Allah , menahan lisan dari keluh kesah, dan menahan anggota badan dari perbuatan yang dilarang (Allah), seperti menampar wajah (ketika terjadi musibah), merobek pakaian, memotong rambut dan sebagainya[5].
Rukun syukur juga ada tiga:
mengakui dalam hati bahwa semua nikmat itu dari Allah Ta’ala,
menyebut-nyebut semua nikmat tersebut secara lahir (dengan memuji Allah dan memperlihatkan bekas-bekas nikmat tersebut dalam rangka mensyukurinya),
Sumber: https://muslim.or.id/20127-bersyukur-ketika-senang-dan-bersabar-ketika-mendapat-bencana.html
Salah satu artikel ini, rencananya Lila akan pajang untuk dimading kelas persiapan hari senin sebagai kegiatan literasi harian. Kesimpulan dari bacaan ini, segala sesuatu harus disyukuri yang datang dari Allah. Bersyukur ketika diberikan kesenangan dan bersabar ketika diberikan ujian.
Kreator : Eneng Aprilia
Comment Closed: Meniti Asa D’Arrisalah (Part 3)
Sorry, comment are closed for this post.