KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Menjemput Takdir yang Tak Mudah

    Menjemput Takdir yang Tak Mudah

    BY 29 Mar 2025 Dilihat: 89 kali
    Menjemput Takdir yang Tak Mudah_alineaku

    Aku perempuan yang beruntung sebenarnya, namun kurang bersyukur. Benar kata orang, mengeluh lebih mudah daripada menikmati anugerah. Memiliki suami yang penyayang, orang tua yang peduli, anak-anak yang cerdas dan alhamdulillah tercukupi segala kebutuhan. Manusia memang tak sempurna, tak pernah puas dengan apa yang dimiliki. Semua berawal dari keputusanku untuk mengenyam pendidikan di kota Malang. Kota pendidikan dengan nuansa yang sejuk dan nyaman bagi para pencari ilmu yang haus akan literatur keilmuan di kota ini. Bagaimana tidak, banyak kampus yang menawarkan berbagai macam bidang studi yang bisa kita tekuni untuk masa depan nanti. 

      Pagi itu, seperti biasa, aku berangkat pagi-pagi untuk bergegas melakukan rutinitasku setiap dua kali dalam seminggu. Rutinitasku menjadi seorang asisten rumah tangga di rumah dosenku di Jl. Jakarta No. 42, Kota Malang. Maklum, sebagai mahasiswa dengan uang saku pas-pasan seperti aku tidak akan cukup membiayai kuliahku yang harus aku bayar setahun dua semester. Padahal aku juga mendapat beasiswa peningkatan prestasi akademik waktu itu. Beasiswa yang katanya diperuntukkan bagi mahasiswa dengan IPK tinggi. Cuma ranking dua di kelas, tapi bersyukur juga dapat beasiswa itu. Dosenku adalah salah satu Profesor hebat di kampus ternama di kota Malang. Banyak hasil karya-nya yang diterbitkan di jurnal-jurnal ilmiah, buku-buku ber-ISBN, baik di media lokal maupun nasional. 

    Kesibukanku di sana sama seperti pembantu pada umumnya seperti mencuci baju, mencuci piring, mengepel, menyapu, menyetrika dan mengantar Bapak dan Ibu Dosen ke kampus. Kesulitannya hanya satu, manajemen waktu untuk menyeimbangkan antara waktu kuliah dan pekerjaan ini. Belum lagi aktivitasku sebagai pengajar les privat di salah satu perumahan mewah di Griya Santa. Aku juga memperdalam ilmu agama di Jl. Merjosari. Selain itu, aktif juga di kegiatan intrakurikuler Himpunan Mahasiswa Jurusan (HMJ) dan Ekstrakurikuler. Bayangkan, jika semua berbenturan di waktu yang sama. Tak jarang aku lebih memilih berjalan kaki berkilo-kilo meter dari pondok ke rumah dosenku kemudian ke kampus dan kembali ke pondok lagi. Melelahkan dan tak mudah. Perjuangan menuntut ilmu dengan harapan masa depan yang cemerlang tentu menjadi dambaan semua orang, tapi nyatanya aku selalu melalui setiap tahap pencarian keilmuan dengan susah payah dan kerja keras. Hasilnya, di tahun terakhir  kuliah tidak kusangka aku mendapatkan nilai cumlaude dengan peringkat dua besar di tingkat fakultas. Semoga ilmu yang kutempuh dengan niat lillah dan kerja keras mampu membawa keberhasilan di masa yang akan datang. Tak perlu disesali segala perjuangan kita di masa lalu. Semua takdir akan kita lalui meskipun takdir itu harus kita jalani dengan cara yang tak mudah. Semangat untuk para pencari ilmu di luar sana dengan segala angan-angan dan cita-citanya. Semua akan kalian dapatkan jika kalian mau bekerja keras mewujudkan impian kalian.

     

     

    Kreator : Nila Solichatun Nadhiroh

    Bagikan ke

    Comment Closed: Menjemput Takdir yang Tak Mudah

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021