Pule, Trenggalek, adalah sebuah desa yang telah tertulis sebagai tempat kami berdua bertemu, berkenalan, berteman, dan bersahabat. Dari keakraban itu kemudian tumbuh rasa melebihi dari suatu persahabatan. Orang Jawa mengatakan “Tresna merga saka kulina” (Cinta tumbuh karena terbiasa). Merasa ada kecocokan, tiga tahun setelah itu kami melangsungkan pernikahan. Oleh karena awalnya hanya berteman kemudian menuju ke jenjang pernikahan, teman-teman menjuluki kami berdua dengan sebutan “kanca dikrama” (teman dinikahi).
Pada tahun pernikahan itu kami mutasi ke Sidoarjo mengikuti domisili suami. Aku mengajar di SMP Negeri 1 Balongbendo, sedangkan suamiku, Mas Hadi, di SMP Negeri 1 Krian. Saat itu Mas Hadi berusia 26 tahun. Masih muda dengan postur tubuh yang nampak gagah, ternyata telah memesona salah seorang muridnya saat itu. Tanpa malu-malu dia mengajak Mas Hadi berkencan. Alhamdulillah, apapun upaya yang dilakukannya tidak membuat suamiku tergoda.
Bagaimana dengan diriku? Adakah godaan? Tentu saja. Setiap orang pasti mengalami godaan dalam kehidupannya. Demikian pula yang aku alami. Namun, Alhamdulillah, semua itu berlalu tanpa harus menyisakan luka.
Setelah berumah tangga, masalah ekonomi tak bisa lepas dalam kehidupan sehari-hari. Sebelum ada sertifikasi, gaji guru kurang bisa mencukupi kebutuhan. Oleh karena itu, untuk tambahan kami berdua sempat berjualan alat-alat dapur, seperti mixer, blender, dll. Kami mengambil barang-barang itu dari Pasar Turi, Surabaya, lalu menjualnya kepada teman-teman.
Selain itu, ujian juga datang dari kedua anak laki-laki kami, Doni dan Erham. Sejak kecil hingga bersekolah di TK keduanya sering mengalami step atau kejang yang disebabkan oleh suhu tubuh yang sangat tinggi. Oleh karena itu, Dokter Wafiq menjadi langganan berobat. Hampir setiap bulan, bahkan pernah sebulan tiga kali Doni berobat ke sana.
Aku sempat khawatir ketika Bu Nanik, temanku, mengatakan, “Hati-hati, lho, Bu Esti, bila anak sering mengalami step, ada dua kemungkinan akibatnya. Kalau pandai, pandai sekali. Kalau bodoh, bodoh sekali karena yang diserang saraf otak.” Aku pun segera berdoa. Ya, Allah, berikanlah akibat yang pertama, yakni pandai. Alhamdulillah, Allah meridhai.
Ketika kelas sembilan SMP menjelang ujian, Doni sempat tidak masuk sekolah selama sebulan penuh karena sakit. Sudah berobat ke dokter berkali-kali, belum juga sembuh. Atas izin Allah, melalui pijatan tangan Cak Khadir, Doni bisa mengikuti ujian.
Pada waktu kuliah, Erham pernah dirampok oleh empat orang penjahat di Malang, hingga mengakibatkan jari-jari tangannya nyaris putus oleh sebilah pisau dan sepuluh peluru airsoft gun bersarang di tubuhnya. Kini masih tersisa satu butir yang belum dikeluarkan. Namun, kata dokter tidak masalah.
Perjalanan hidup berumah tangga ibarat bahtera yang mengarungi samudera. Riak dan gelombang pasti akan datang menerjang. Demikian pula kehidupan rumah tangga yang kami lalui tak lepas dari ujian, cobaan, dan godaan. Alhamdulillah, ikatan cinta yang kuat telah menepis semuanya. Lebih kurang 35 tahun kami lewati dengan penuh pengertian, kesabaran, dan keikhlasan. Aku yakin dengan dasar cinta dan kasih sayang bisa melanggengkan pernikahan.
Seperti janji Allah dalam Al Quran surat Al Baqarah ayat 155, “Dan sungguh akan Aku berikan cobaan kepadamu, dengan sedikit ketakutan, kelaparan, kekurangan harta, jiwa dan buah-buahan. Dan berikanlah berita gembira kepada orang-orang yang sabar.”
Maka, ujian dalam rumah tangga adalah sebuah keniscayaan. Adapun beberapa jenis ujian yang dapat melanda rumah tangga antara lain : adanya hubungan sosial yang terganggu seperti perceraian, perselingkuhan, pemutusan hubungan kerja (phk); adanya gangguan emosi pada anggota keluarga seperti mudah stress, mudah marah, tidak mampu mengontrol emosi; terjadinya krisis perkembangan seperti remaja yang sedang mencari jati diri, krisis pada manusia tengah baya atau manula; adanya penyakit yang berat atau parah yang menimpa anggota keluarga; adanya kegagalan atau kehilangan anggota keluarga; adanya masalah perekonomian yang melanda keluarga.
Apabila kita yakin bahwa semua yang terjadi di dunia ini atas kehendak, izin, dan ridha Allah Swt, InsyaaAllah kita pasti kuat.
Comment Closed: Menua Bersama
Sorry, comment are closed for this post.