Berbicara di depan umum bagi beberapa orang adalah persoalan mudah, entah memang bakat ataupun karena terlatih. Tapi bagi sebagian orang yang lain hal tersebut sulit sekali, saya adalah salah satunya, untuk merangkai sebuah kalimat kadang membutuhkan pemikiran dan energi yang luar biasa, terlebih lagi jika dilakukan di depan khalayak, lebih berat lagi sensasinya, kaki dan tangan gemetar, keringetan, atau lupa semua yang sudah dipelajari. Mungkin orang yang lancar bercerita atau berpidato di hadapan orang, memang memiliki kepribadian yang senang bergaul dan senang bersosialisasi. Mereka akan merasa ”pusing ” jika diam di rumah.
Orang seperti saya justru beda lagi. Jika dikatakan tidak suka bergaul sebenarnya tidak juga, terkadang suka bergaul dengan teman tapi memang tergantung “mood” kalo lagi suka dan mau ya bergaul main cari teman tapi sebatas keperluan saja seperti main sepakbola, tapi pas lagi gak selera lebih suka diem di rumah, entah baca buku, cari inspirasi di you tube atau tidur. Yang kedua ini lebih sering atau lebih tepatnya mendominasi. Saya memang lebih suka di rumah, kurang suka keluar kalau bukan karena hal yang bener-bener penting dan ada manfaatnya. Saya kurang tahu apakah ini disebut introvert, tapi yang pasti saya memang pemalu, kalo introvert kadang masih suka juga bergaul, kalo ekstrovert tapi hati lebih nyaman kalo diam di rumah, dalam hal ini benarlah kalo dikatakan “Baiti Jannati”.
Pernah saya baca sebuah artikel, sebenarnya tidak ada orang yang benar-benar introvert ataupun ekstrovert, atau biasa disebut ambivert. Ambivert merupakan gabungan dari dua kepribadian diatas tadi. Sebagai makhluk sosial tiap manusia pasti membutuhkan orang lain. Orang dengan kepribadian ambivert umumnya dapat menikmati waktu saat dirinya sedang dalam situasi sosial bersama orang lain. Namun disisi lain mereka juga membutuhkan waktu untuk sendiri.
Kembali lagi ke diri saya pribadi. Karena kecenderungan saya itu maka ketika pandemi covid-19 dan pemerintah menghimbau kepada masyarakat untuk di rumah saja, saya adalah salah satu orang yang merasa sangat tidak masalah atau bahkan senang kalo boleh dibilang begitu. Karena saya jadi gak perlu sering-sering ke kantor karena kerja dari rumah (WFH/ Work From Home). Jadi banyak waktu berdiam di rumah. Hikmah dari hal itu sekarang saya mempunyai kegemaran baru yang cocok buat seorang yang memiliki karakter seperti saya yaitu menulis. Dengan menulis kita dapat menumpahan isi hati, dengan menulis ide yang terlintas dipikiran kita dapat disajikan kepada orang lain.
Memasarkan tulisan dapat melalui banyak sarana, selain melalui majalah ataupun surat kabar, bisa juga dipublikasikan melalui media sosial yang kita miliki semisal facebook maupun twitter. Persoalan-persoalan aktual yang sering kita rasakan, dengar dan lihat di sekitar kita bisa menjadi bahan untuk tulisan, siapa tahu ide yang kita tulis dapat bermanfaat bagi orang lain. Penyampaian melalui tulisan juga lebih efektif karena dapat memberikan waktu berpikir dan melakukan proses editing sebelum dipublikasikan. Berbeda dengan berbicara secara langsung yang dituntut untuk dapat berpikir cepat dan berhati-hati, karena konsekuensinya bisa saja ucapan itu menyinggung orang lain. Jangan lupakan norma-norma yang berlaku di Indonesia baik secara hukum, agama, maupun adat masyarakat dalam membuat tulisan. Tulisan harus memberikan maslahat, jangan sampai menyinggung, menyakiti atau menjadi dosa jariyah bagi penulisnya.
Membaca dan menulis adalah dua hal yang tidak dapat dipisahkan, ibarat sebuah senapan yang harus diisi dengan peluru sebelum ditembakan. Bahan bakar bagi orang yang gemar menulis adalah membaca, dengan membaca serta memperbanyak referensi sebelum menulis hal itu dapat memperluas khazanah pengetahuan sehingga tulisan menjadi lebih dalam dan berisi. Bagi saya menulis itu menyenangkan, saat ini sering waktu luang saya gunakan untuk menulis, tidak peduli bagus atau tidak pokoknya tulis saja dulu.
1 Komentar Pada Menulis
Tulisanmu cukup bagus Rayan. Saya yakin dengan banyak menulis, tulisanmu makin berkualitas. Semangat, ya.😊