Menang atau kalah seringkali hanya persoalan lebih cepat atau lebih lambat. Banyak cerita dari banyak orang yang kehilangan kesempatan hanya karena dia kalah cepat.
‘’Om, Aku jadi masuk ke tempat kerjaan om ya.’’ kata Iwan suatu kali menagih janji kepada Om-nya. Namun sayangnya, dia harus kecewa karena sesuatu yang dijanjikan itu ternyata sudah diambil orang lain lebih dulu. Ini salahnya juga karena ia tak tepat waktu menyelesaikan kuliahnya. Jadi, pas dia merampungkan kuliahnya, kesempatan yang dijanjikan sudah diambil oleh orang lain.
Dalam suatu peperangan, menunda serangan dadakan bisa berakibat fatal karena musuh bisa saja sudah mempersiapkan pasukan yang lebih kuat dari pasukan kita.
Orang-orang ternama di dunia ini berada di tempat yang tepat pada saat yang tepat. Banyak peluang yang tidak datang dua kali. Maka menjadi yang pertama belum memulai adalah keunggulan.
Ketika Nadiem Makarim meluncurkan GO-JEK, belum ada startup transportasi individual berbasis transportasi individual. Go-Jek membuat terobosan tidak hanya melakukan layanan transportasi, tapi juga memberi penghantar belanja makanan, kurir dan belanja barang.
Maka, ketika Go-Jek diluncurkan di tahun 2014, layanan yang diberikan pun cepat tumbuh. Bayangkan, hanya satu tahun diluncurkan, Go-Jek sudah punya orderan sejuta lebih. Go-Jek juga hadir tepat waktu berbarengan dengan Pemda DKI yang membenahi transportasi publik.
Sayangnya, pengembangan transportasi publik yang digalakkan oleh Pemda DKI itu, seperti busway, Kereta Api cepat, dan Monorel tidak disertai dengan penyediaan transportasi penghubung antar shelter, dari rumah ke jalan raya atau ke stasiun. Nah, Go-Jek mengisi kekosongan kebutuhan transportasi publik itu dan harganya cukup murah. Konsumen tidak perlu susah pergi ke pangkalan ojek, atau berjalan jauh. Cukup buka aplikasi, Go-Jek sudah ada di depan pintu. Apalagi, Go-Jek telah bekerjasama dengan Pemda DKI dengan mengembangkan aplikasi Go-Jek yang dapat melakukan tracking jadwal pemberangkatan busway di titik tertentu. Ini tentu dari sekian keunggulan Go-Jek dengan ojek pangkalan biasa.
Go-Jek juga ternyata banyak menggeser kiriman jasa paket, baik lewat kantor pos maupun jasa pengiriman lainnya.
Tentu banyak yang mencoba mengekor apa yang diperbuat Go-Jek, tapi Go-Jek sudah kelewat tumbuh lebih dulu dan lebih cepat.
Di zaman seperti sekarang yang perubahannya lebih cepat dibanding yang dulu-dulu, menemukan momentum adalah bagian dari kemenangan. Tapi, memiliki momentum itu satu hal tapi memanfaatkan momentum itu hal lain.
Ini juga terjadi saat pandemi. Memanfaatkan peluang pasar untuk memperkuat imun mereka buka kedai jamu. Pada saat pandemi menghantam Indonesia, ada kedai jamu di Jatingaleh Semarang, beromset enam puluh juta rupiah per hari. Dan, masyarakat menyerbu bisnis coba-coba tersebut yang ternyata jadi bisnis yang menjanjikan.
Demikian pun yang jualan telur lewat WhatsApp seperti yang dilakukan Popi di Tambun, akhirnya jadi cikal bakal bisnis beneran. Kini, ia mensuplai restoran-restoran di Grand Wisata, Banten dan menjadi supplier warteg.
Maka, mungkin saat ini anda bukan siapa-siapa. Tapi, tidak ada yang bisa meramal besok anda akan menjadi seperti apa. Setiap orang punya hak prerogatif jadi pionir di bidang apapun.
Momentum bisa datang kapan saja. Ketika momentum menjumpai anda, jangan pernah menunggu sampai momentum itu diambil orang lain. Tentu kesempatan belum tentu setiap saat datang. Kalau anda terlambat, maka orang lain dengan sukarela akan mengambilnya.
Kreator : Goris Prasanto
Comment Closed: Menunda Itu Kekalahan
Sorry, comment are closed for this post.