Pada suatu pagi yang cerah, Amelia, seorang siswi kelas 10 di sekolah kami, menghadapi hari yang penuh tantangan. Ia memikul banyak tanggung jawab: tugas sekolah, kegiatan ekstrakulikuler, dan persiapan untuk ujian akhir semester. Amelia adalah siswi yang cerdas dan rajin, namun pagi itu ia merasa ada yang berbeda. Beban tugasnya terasa semakin berat, dan tanpa sadar ia mulai meragukan kemampuannya sendiri. “Apakah aku sanggup menyelesaikan semuanya?” pikirnya dalam hati. Saat itu, ia merasa sangat tertekan dan semangatnya mulai hilang.
Di tengah kesibukannya, Amelia bertemu dengan Ibu Novita, salah satu guru di sekolah yang selalu perhatian pada para murid. Dengan senyum lembut, Ibu Novita bertanya, “Ada apa, Amelia? Kamu terlihat lesu hari ini.” Amelia menceritakan segala kekhawatirannya, tentang betapa sulitnya mengatur semuanya seorang diri. Ibu Novita mendengarkan dengan sepenuh hati, lalu berkata, “Amelia, tak apa merasa lelah atau kesulitan. Kita semua memiliki batasan, tapi justru dalam batasan itulah kita diingatkan untuk bergantung pada Tuhan.”
Cerita itu mengingatkan Amelia akan pelajaran agama di kelas tentang Injil Lukas 9:43-45, di mana Yesus menyampaikan kepada para murid-Nya mengenai penderitaan yang akan Ia hadapi. Para murid, yang sering merasa kuat karena kebersamaan mereka dengan Yesus, tak memahami bahwa ada hal-hal di luar kendali mereka. Akan tetapi, Yesus dengan penuh kasih mengajarkan bahwa penderitaan dan batasan adalah bagian dari rencana besar Tuhan. Bahkan Sang Juru Selamat menyadari ada jalan yang harus dilewati, meski sulit.
Amelia memahami bahwa seperti Yesus dan para murid-Nya, ia juga harus belajar menyadari batas-batasnya. Terkadang kita merasa mampu menghadapi segalanya sendiri, namun ada saat di mana kita perlu menyerahkan diri kepada Tuhan, memohon pertolongan-Nya, dan yakin bahwa Dia akan memberikan kekuatan yang kita butuhkan. Dalam kelemahan kita, kuasa Tuhan tersurat dengan sempurna.
Dengan semangat yang baru, Amelia memutuskan untuk tidak lagi mengandalkan diri sendiri sepenuhnya. Ia berdoa dan memohon petunjuk Tuhan, sambil terus berusaha sebaik mungkin. Sejak hari itu, Amelia memahami bahwa menyadari keterbatasan diri bukanlah tanda kelemahan, melainkan langkah untuk membuka diri pada kasih karunia Tuhan yang senantiasa menyertai perjalanan kita.
“Dalam setiap tantangan, ingatlah bahwa di balik kelemahan kita, terdapat kuasa Tuhan yang bekerja dengan sempurna.”
Refleksi
Seorang pemenang selalu melakukan refleksi diri untuk segera mendapatkan pembelajaran yang maksimal. Luangkan waktu dan tuliskan apa yang kamu pelajari.
- Pembelajaran terbesar saya hari ini adalah…
- Formula yang paling berkesan untuk saya adalah…
- Hari ini saya sangat bersyukur karena…
Kreator : Silvianus
Comment Closed: Menyadari Keterbatasan Diri
Sorry, comment are closed for this post.