Aku sedikit penasaran dengan beberapa cara manusia dalam menyikapi kehilangan. Ada yang dengan mudah menjadi kuat lalu melanjutkan hidup seolah-olah seperti tidak pernah terjadi apa-apa. Ada yang menepi dan memilih untuk menyendiri karena katanya kehilangan membuatnya hancur berantakan. Ada pula yang biasa saja tanpa ekspresi—kata mereka manusia jenis ini adalah yang hatinya sudah mati rasa.
Banyak yang menangisi kehilangan, menjadi yang paling terluka, yang paling terbebani dengan lara. Mungkin mereka lupa, dia yang pergi pun juga punya perasaan, juga bisa merasakan sakit. Bahkan banyak dari kita yang hanya fokus pada mereka yang ditinggalkan, seolah-olah tidak peduli pada dia yang meninggalkan dan berbagai macam alasan di balik keputusannya.
“Ketika satu pintu kebahagiaan tertutup, pintu lain terbuka; tetapi sering kali kita terpaku terlalu lama pada pintu yang tertutup sehingga kita tidak melihat pintu lain yang telah dibukakan untuk kita.” – Helen Keller
Kita semua sama, tidak ada satu pun manusia yang siap dengan kehilangan. Tidak ada yang menginginkannya dengan sengaja. Namun terkadang kita harus dipaksa mau untuk menerimanya, karena sadar maupun tidak, kehilangan akan membuatmu tumbuh menjadi manusia yang jauh lebih kuat di masa depan.
Kehilangan adalah perasaan yang menurutku paling sulit untuk diceritakan pada manusia lain. Mungkin hilangnya sama, tapi makna dan prosesnya yang membuat semua menjadi berbeda. Jangan putus asa, ya. Aku tahu ini tidak mudah bagi kita, manusia. Tapi percayalah satu hal, Tuhan selalu ada dalam setiap kehilangan yang kamu lalui. Dia tidak akan pernah meninggalkanmu sendirian, apapun yang terjadi, bagaimanapun kondisimu.
“Setiap kehilangan memiliki anugerahnya sendiri. Dari setiap serpihan hati yang hancur, kita belajar membangun kekuatan baru. Dari setiap air mata yang jatuh, kita menemukan makna baru dari cinta yang sejati.” – Anonim
Kreator : Wista
Comment Closed: Menyikapi Kehilangan
Sorry, comment are closed for this post.