Pendahuluan
Siang itu begitu terik, matahari bersinar dengan sangat terang, udaha panas, Safira duduk di balik meja kayu yang sudah menyertainya selama lebih dari tiga puluh tahun. Ya wanita itu Adalah Safira Damayanti, yang akan mengakhiri pengabdiannya sebagai tenaga pengajar di Perguruan Tinggi Negeri di Semarang. Tiga puluh enam tahun sudah, ia mengabdikan diri sebagai tenaga pengajar. Suka, duka, bahagia silih berganti dihadapi dengan penuh semangat, suka cita dan Ikhlas. Safira Adalah cerminan wanita yang tegas, kuat, disiplin, kreative, tahan banting, tapi juga ditakuti dan dicintai oleh mahasiswa.
Ia berdiri, membelakangi meja, memandang jauh ke luar jendela, di sana tampak hamparan laut luas, laut utara. Dari jauh terlihat noktah kecil berlalu Lalang,bergerak, pastilah itu perahu para nelayan. Lokasi kampus Safira ada di pegunungan sehingga dapat melihat hamparan laut yang jauh. Setelah cukup lama ia menikmati pemandangan yang selalu membuatnya bahagia, ia kembali duduk dan memandangi sepucuk surat yang baru saja ia terima. Undangan pelepasan Purna Tugas Tenaga Pengajar dan Kependidikan.
Ada rasa sedih ketika harus meninggalkan kampus yang sudah memberinya kesempatan untuk mengabdi dan mengembangkan diri dan bahagia karena merasakan sudah mengabdikan diri lebih dari tiga puluh tahun, untuk mencerdaskan anak bangsa.
Pukul 13.00 sesuai undangan Dekan dengan acara pelepasan para purna tugas dari berbagai jurusan. Dekan akan melepas para purna tugas untuk memasuki masa pensiun. Hari itu merupakan hari terakhir bagi Safira dan beberapa tenaga pengajar lainnya sebagai tenaga pendidik di Fakultas yang sudah menjadi rumah ke-dua mereka.
Di ruang yang bernuansa jingga, sebagai simbol warna dari Fakultas Teknik, terasa sangat berbeda. Biasanya mereka menghadiri acara seminar atau rapat di ruang ini. Namun hari ini Safira merasa ruangan terasa mengharukan. Apakah karena hari ini adalah hari terakhir Safira dan para purna tugas lainnya berada di ruang ini? Entahlah, ia tidak dapat merangkai kata-kata untuk mengekspresikannya.
Acara demi acara telah kami lewati, tiba sambutan dari Dekan Fakultas Teknik, Bapak Rahadian. Sambutan meliputi ucapan selamat memasuki masa purna tugas, ucapan terima kasih atas pengabdian selama ini, serta harapan hubungan akan tetap terjaga.
Saat Dekan Fakultas Teknik, memberikan sambutan untuk para purna tugas, ada rasa haru yang Safira rasakan dan tentunya rasa Syukur, dapat mengabdikan dirinya sampai tiga puluh enam tahun. Bukan masa yang singkat.
“Kami sebagai pimpinan Fakultas Teknik mengucapkan selamat memasuki masa purna tugas, tak lupa kami sampaikan rasa terima kasih yang tak terhingga atas dedikasi Bapak-bapak dan Ibu-ibu yang hari ini akan meninggalkan kampus tercinta ini, kami mohon maaf, jika selama kita bekerja banyak hal yang tidak berkenan di hati Bapak-bapak dan Ibu-ibu” sebagian sambutan Dekan, “ Semoga Bapak-bapak dan Ibu-ibu tetap sehat, semangat dan bahagia bersama keluarga”.
“Aamiin …..” jawab para hadirin yang ada di ruang aula Fakultas Teknik.
Dekan juga mengatakan, harapannya agar tetap terjalin silaturahmi.
Teman-teman Safira mengucapkan selamat atas masa purna tugasnya dan saling bermaaf-maafan. Tentu ada tangis sedih, karena harus berpisah dan bersyukur karena dapat mengabdikan tenaganya sampai masa purna tiba.
Selesai acara pelepasan purna tugas di fakultas, Safira Kembali ke meja kerjanya di Jurusan PKK. Ia duduk termenung, memandangi Surat Keputusan Pensiun. Rasanya seperti menutup buku tebal, tetapi di halaman terakhir, justru semua awal Kembali menyeruak, bagaikan puzzle yang harus disusun kembali.
Pandangannya tertuju pada foto-foto yang ada di mejanya, di bawah kaca bening, tampak fotonya bersama ayah, kakak dan adik di masa kecilnya. Foto yang diambil di Kaliurang tempat masa kecilnya. sambil mengingat Kembali semua yang sudah di alaminya, sejak masa kecil, sekolah SD-SMP-SKKA, kuliah dan bekerja. Betapa semua itu perlu perjuangan keras dengan harapan dapat mencapai hasil maksimal. Kilas balik mulai dari masa kecil, bermunculan di benaknya. Satu yang selalu ia ingat, bahwa semua itu bermula dari suatu harapan. Asa yang dirajut untuk mewujudkan cita-cita.
Kreator : Sicilia Sawitri
Comment Closed: Merajut Asa Chapter 1
Sorry, comment are closed for this post.