KATEGORI
  • ! Без рубрики
  • 1betcasino.de
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • basedonmyrealitylife
  • Berita Alineaku
  • betonredofficial.com
  • billybets.ch
  • Bisnis
  • boomerangcasino.ch
  • Branding
  • Caspero Ελλάδα
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • ggbetofficial.de
  • gullybetofficial.com
  • Hiburan
  • hitnspinofficial.ch
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • montecryptoscasinos.com
  • Moralitas
  • Motivasi
  • mrpachocasino.ch
  • Novel
  • novos-casinos
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • okrogslovenije
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Pablic
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Pin-Up oyunu
  • Pin-UP VCH
  • Pin-Up yukle
  • Politik
  • Post
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Public
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • zotabetcasino.ch
  • Beranda » Artikel » Merajut Asa Chapter 3

    Merajut Asa Chapter 3

    BY 05 Nov 2025 Dilihat: 32 kali
    Merajut Asa_alineaku

    Masa Sekolah Menengah dan Kuliah

    Masa-Masa di Sekolah Menengah Pertama

    Pembelajaran di SMP tentulah berbeda dengan ketika ia di SD. Di SMP setiap mata Pelajaran diampu oleh masing-masing guru sesuai dengan bidang studi yang dikuasainya. Semester pertama dilalui dengan baik, Safira berhasil meraih peringkat I, peringkat II ditempati oleh sahabat yang duduk sebangku dengannya, Atri. 

    Selama sekolah di SMP Safira mempunyai grup belajar, anggotanya antara lain Atri, Safira, Yati, Asti. Setiap ada rumus-rumus baru dalam Aljabar dan Ilmu Ukur (sekarang Matematika) selalu mereka pecahkan bersama. Selama tiga tahun mereka belajar bersama, diselingi praktek memasak. Berbagai jenis masakan pernah mereka coba, misalnya: kue sus, gethuk lindri, donat, pastel, bolu, kue garpu. Selesai memasak, mereka menikmatinya dengan senang hati.

    “Lumayan hasil masakan kita hari ini ya?’ kata Asti memulai percakapan setelah mereka masak kue sus isi vla. 

    “Iya nih, lumayan rasanya. Yuk minta Tante Bambang (ibu dari Atri), untuk mencicipinya,” jawab Safira. 

    Lalu mereka minta kepada Tante Bambang, untuk mencicipi kue sus buatan kelompok belajar. Menurut Tante Bambang, kulit sus sudah bagus teksturnya dan rasanya enak. Fla yang dibuat dari kuning telur dan susu sebagai isi, masih kurang halus.

    Masa SMP dilaluinya dengan lancar, Safira dan Atri selalu menjadi teman sebangku sampai mereka kelas III SMP (sekarang kelas IX SMP). Pada kelulusan SMP peringkat I dipegang oleh Atri dan Safira menempati urutan ke II.

    Safira mempunyai keinginan melanjutkan ke SMA lalu melanjutkan ke fakultas kedokteran ia bercita-cita menjadi dokter, ingin mengabdikan diri untuk Masyarakat luas. Ibunya menyarankan Safira untuk melanjutkan ke sekolah kejuruan supaya setelah selesai dapat langsung bekerja.  Ibunya yang merupakan single parent, menyarankan untuk melanjutkan pendidikannya di sekolah kejuruan. Ibunya khawatir, jika tidak dapat membiayai kuliahnya di kedokteran. Akhirnya Safira menuruti arahan sang ibu, ia mendaftar di SKKA (sekarang SMK). Setelah melalui tes penerimaan siswa baru Safira diterima sebagai siswa SKKA. Pada tahun pertama belum ada penjurusan. Penjurusan di tahun kedua, Safira memilih jurusan Tata Laksana Pakaian (sekarang Tata Busana).

     

    Masa-masa di Sekolah Menengah Atas

    Berbekal semangat Safira melanjutkan di SKKA. Setiap pagi ia berangkat dari rumah pukul 05.15. Rumah para tetangga masih sepi dan  pulang dari sekolah pukul 13,  tiba di rumah kembali sekitar pukul 15.00 sore.

    Jarak rumah Safira ke sekolah cukup jauh, dari Cijantung ke Lapangan Banteng memerlukan waktu sekitar satu jam, bila tidak terhalang macet. Meskipun jarak rumah dan sekolah jauh, tetapi Safira dengan penuh semangat menjalaninya. Tugas-tugas tidak pernah ditunda. Hal yang paling tidak pernah dilupakan adalah  Safira selalu tertidur di dalam bus ketika pulang sekolah. Hitung-hitung istirahat siang karena malam harus mengerjakan tugas yang cukup banyak. Semua dilalui dengan senang hati, semangat dan terbesit harapan untuk dapat mandiri di kemudian hari. 

    Selama Pendidikan di SKKA, Safira mendapat beasiswa dari Gubernur DKI untuk siswa sekolah kejuruan yang berprestasi. Selain beasiswa dari Gubernur DKI Safira juga menerima pesanan jahitan. Hal tersebut dilakukan sesuai arahan guru Mata Pelajaran Menjahit Ibu Hartini. Hasil praktek Safira menurut Ibu Hartini, sangat baik. Pelanggan Safira Adalah guru-guru yang mengajar di SKKA dan para tetangga. Meskipun melayani banyak pesanan, tetapi Safira tetap mendapat peringkat pertama saat kelulusannya.

    Ada salah satu pelanggan yang kebetulan enam putrinya senang jika dibuatkan busana oleh Safira setiap Natal tiba, keluarga tersebut pasti memesan busana Natal sebanyak tujuh buah. Enam untuk puteri-puterinya dan satu untuk sang ibu. Biasanya order masuk di awal Desember, karena Safira harus membagi waktu antara tugas sekolah dan pesanan. Mereka puas dengan hasil jahitan Safira, jatuhnya di badan pas, jahitannya rapi. Semua itu atas arahan Ibu Hartini yang selalu memantau sejauh mana perkembangan hasil jahitan Safira.

    Setelah lulus dari SKKA, atas saran Guru Walinya, Ibu Laksmi, Safira mendaftarkan diri untuk mengikuti tes penerimaan mahasiswa baru di IKIP Jakarta. Beliau mengatakan selama kuliah nanti dapat mencari penghasilan dengan menerima pesanan jahitan atau bekerja paruh waktu di butik Guru tersebut. Kebetulan rumah Ibu Laksmi dekat kampus Rawamangun dan beliau punya butik. Harapan untuk menjadi mahasiswa terwujud sudah atas saran dan dukungan Ibu Laksmi.

     

    Masa-Masa Kuliah

    Tahun pertama kuliah diikuti dengan semangat. Sebagian mata kuliah yang diikuti sudah pernah ditempuh waktu di SKKA sehingga masa kuliah memperbanyak pengembangan, seperti mata pelajaran Desain Busana, di kuliah lebih detail. Demikian pula mata Pelajaran Menjahit. Mata kuliah yang ia rasakan sulit Adalah Ilmu Statistik, padahal semasa SMP ia paling suka dengan Aljabar yang menggunakan banyak rumus.

    Teman-teman satu Angkatan Safira berjumlah 21 orang, berasal dari berbagai sekolah menengah, beberapa dari SKKA,SMA, SMEA. Hari demi hari dilalui Safira dengan semangat ingin lulus dan bekerja menjadi guru. Ibunya selalu memberi semangat. Biaya kuliah diperoleh dari hasil menerima pesanan jahitan para tetangga dan dosen di kampus yang direkomendasikan oleh Ibu Zahra. Tahun ketiga, Safira mendapat beasiswa Bakat dan Prestasi sampai selesai.

    Safira selalu berusaha mengerjakan tugas dengan baik dan selalu mendapat arahan dari ibunya yang dulu bersekolah di sekolah keputrian pada jaman Belanda. Hasil jahitan yang dibuat pun  baik, sesuai dengan teori menjahit yang diberikan oleh guru sewaktu di SKKA dan oleh dosen selama kuliah pada Program Studi PKK konsentrasi Tata Busana.

    Pada semester ketujuh, Safira wajib mengikuti Praktek Pengalaman Lapangan (PPL), dan mendapat tempat praktek mengajar di SMA Negeri 70, Jakarta Selatan. Di samping kesibukannya mengikuti kuliah dan praktek mengajar, Safira mengikuti kursus Bahasa Perancis di CCF Salemba. Alasannya, karena istilah busana banyak yang berbahasa Perancis sehingga sejak pagi sampai malam, ia baru tiba di rumah kembali.

    Sebagai mahasiswa Program Studi Tata Busana, Safira wajib melaksanakan peragaan busana sebagai tugas pada mata kuliah Desain Busana Terapan. Mahasiswa dituntut dapat mewujudkan desain ciptaannya menjadi busana yang dapat dipakai oleh masyarakat. Safira ingat betul, inspirasi yang diambil adalah busana China. Didesain untuk busana pesta, kerja, rekreasi. Tiga busana diwujudkan dalam peragaan busana yang dilaksanakan di Gedung Wanita Nyi Ageng Serang Kuningan.  

    Langkah dalam membuat suatu koleksi yang akan diperagakan cukup sulit, dimulai dari penentuan tema, pembuatan moodboard, mendesain, mencari peragawati, menyiapkan bahan, proses pembuatan busana, fitting, sampai ditampilkan oleh peragawati di atas catwalk

    Peragaan busana dapat terlaksana dengan baik, tidak banyak mengalami hambatan. Hal yang membuat Safira tidak bisa berkutik, karena dadakan ia harus menjadi MC, karena teman yang mendapat tugas tersebut belum juga hadir hingga acara sudah dimulai.

    Meski terputus-putus karena menjadi MC tanpa latihan dan tanpa konsep. Benar-benar membuat Safira gila! Beruntunglah, teman-teman yang lain membantu menyusun acara yang semula sudah diserahkan kepada teman yang bertugas MC dan tidak hadir. Meskipun dengan penuh drama, akhirnya peragaan busana dapat selesai dengan baik, busana yang diperagakan banyak dipesan oleh penonton. 

    “Lumayan balik modal,” kata Dita yang busananya dibeli oleh penonton.

    “Bajuku juga ada yang memesan,” sahut Linda dengan penuh semangat.

    Peragaan busana merupakan mata kuliah yang sangat ditunggu oleh mahasiswa Tata Busana sejak semester satu karena merupakan penerapan semua ilmu Tata Busana  tetapi itu belum berakhir, masih ada skripsi yang harus disusun.

    Tahap demi tahap perkuliahan dilaluinya dengan penuh semangat dan harapan ingin berhasil menjadi guru Tata Busana. Tiba saat menulis skripsi, beruntung Safira mendapat pembimbing yang sabar dan baik. Hal yang paling berkesan adalah ketika harus wawancara dengan perancang busana papan atas, rasa takut menghantuinya. Berbekal doa, harapan dan semangat, akhirnya wawancara selesai. Sambutan dari perancang busana sangat antusias tentang skripsinya yang membahas tentang Perencanaan Peragaan Busana, bagaimana harus mengelola peragaan busana dan hal-hal yang terkait, berapa lama merencanakan suatu peragaan, teknik pemasarannya, sasaran yang dituju, tempat pelaksanaan, pemilihan peragawati dan masih banyak hal yang harus dipersiapkan.

    Waktu empat tahun setengah telah dilalui, setelah menyelesaikan dan menjalani ujian skripsi,  akhirnya hari yang dinantikan datang juga, Safira diwisuda sebagai Sarjana Pendidikan meski dengan IPK tidak mencapai 3, hanya kurang 0,01. 

    Didampingi ibu dan adik, Safira berangkat menuju Balai Sidang Senayan untuk menghadiri wisudanya. Ibunya menangis terharu, menyaksikan putrinya, Safira sudah memiliki predikat Sarjana Pendidikan.

    “Selamat ya Fira,” kata Ibu sambil mencium kedua pipiku.

    “Ibu bangga dan bahagia kamu dapat selesai, meskipun harus sambil mencari biaya, Ayah melihatmu disana dengan senyum bahagia.”

    “Berkat doa Ibu, Fira bisa selesai,”jawab Fira.

    “Tanpa support Ibu, Fira nggak akan mencapai ini.” 

    Safira dan dua puluh teman seangkatannya menjalani wisuda bersama. Rasa bahagia, mereka berjuang bersama dan dapat selesai pada waktu yang sama pula. Harapan setelah lulus, tentunya ingin bekerja atau menciptakan kerja, sebagai wirausaha bidang busana.

    Keesokan harinya Safira dan Ibu mengunjungi makam Ayah di Taman Pahlawan Kalibata.

    “Ayah, Fira datang…” sebelum mulai berdoa Safira menyapa makan ayahnya, seolah ayahnya ada di hadapannya dan mendengar celotehnya.

    “Fira sudah selesai kuliah, Ayah pasti senang kan?” sambung Safira lagi.

    “Tentu. Ayahmu pasti senang melihat kamu sudah berhasil menyelesaikan kuliahmu,” jawab Ibu menghiburnya.

    Safira selalu bersyukur, Allah selalu memberikan kesempatan terbaik baginya. Di saat sedang mencari pekerjaan ada familinya yang tinggal di Yogyakarta dan bekerja sebagai tenaga pengajar di Perguruan Tinggi Negeri memberi kabar, ada formasi untuk dosen Tata Busana. Berbekal semangat dan mohon doa ibunda, Safira berangkat ke Jogja dengan harapan dapat diterima menjadi tenaga pengajar di sana.

    Berbagai tes penerimaan pegawai, baik tes tertulis dan tes wawancara dengan Rektor dan Wakil Rektor telah dilaluinya. Tiba masanya harus menunggu, Safira tidak hanya berdiam diri. Ia tetap menerima pesanan jahitan dari tetangga dan dosen yang sudah menjadi pelanggannya dan mengajar di SMA Negeri 39, menggantikan guru mata Pelajaran PKK, Bu Tuty, yang sedang menyelesaikan skripsi.

    Pengalaman pertama menjadi guru yang sesungguhnya, sudah tentu ada rasa grogi, merasa tidak percaya diri, berbeda dengan waktu Praktek Pengalaman Lapangan. Safira merasa semua mata tertuju padanya dan sepertinya para siswa sedang mengulitinya, karena tahu gurunya betul-betul baru. Rasanya ingin menangis, tetapi tentu saja ia harus pandai menyembunyikannya agar tetap terlihat menguasai materi yang akan diajarkan.

    Suatu hari, kelas Satu 14 sangat ramai. Para siswa mengobrol sendiri, tanpa memperdulikan keberadaan Safira. Ia terdiam, lalu teringat pesan dosennya, jika siswa ramai, ditunggu dengan berdiam diri. Ternyata benar, para siswa jadi terdiam karena melihat gurunya diam. Barulah ia memulai mengajar, dengan materi pembuatan kemeja.

    Pada kenyataannya, para siswa senang membuat kemeja. Terbukti dengan telaten mereka membuat pola, menggunting bahan, memberi tanda dan mulai menjahit. Safira selalu berusaha dekat dengan siswanya, memberikan arahan jika mereka menghadapi kesulitan, terutama pada proses mengayuh mesin jahit, kala itu mesin jahit manual yang didayung dengan kaki.

    Siswa-siswi sangat senang ketika kemeja yang mereka buat sudah jadi, ada yang bahannya bermotif, ada yang polos dan ada yang kombinasi motif dan polos. 

    Akhir bulan Maret tahun 1986, Safira mendapat surat panggilan dari Perguruan Tinggi dimana ia mengajukan lamaran dan sudah mengikuti tes tertulis dan wawancara. Panggilan itu berisi kesetiaan Safira untuk menerima Surat Keputusan CPNS di Lembaga tersebut.

    Safira sangat bahagia, menerima kenyataan  bahwa ia diterima sebagai tenaga pengajar di Perguruan Tinggi sehingga ia berteriak, “Alhamdulillah, Ibu. Fira diterima……”

    “Diterima apa, Fira?” tanya ibunya.

    “Ibu lupa ya…. Fira sudah ikut tes di Jogja.”

    “Wah selamat ya Fir, ibu bahagia mendengarnya,” jawab ibu.

    Keesokan harinya, ia menghadap kepala sekolah untuk mengajukan pengunduran diri, karena telah diterima di Perguruan Tinggi di Yogyakarta. 

    Bu Tuty, ibu guru yang digantikan Safira juga merasa gembira, dan beliau dengan segera mencari teman yang akan menggantikannya mengajar.

    Berbekal semangat dan doa, berangkatlah Safira ke Jogja untuk selanjutnya menjadi CPNS di kota gudeg tersebut.

     

     

    Kreator : Sicilia Sawitri

    Bagikan ke

    Comment Closed: Merajut Asa Chapter 3

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Pancasila sebagai dasar negara Indonesia tidak lahir begitu saja. Di balik perumusan lima sila yang menjadi pondasi bangsa ini, ada pemikiran mendalam dari para tokoh pendiri bangsa, salah satunya adalah Soekarno. Pemikiran Soekarno dalam merumuskan Pancasila sebagai dasar negara menjadi salah satu tonggak penting dalam sejarah Indonesia. Lalu, apa saja pemikiran Soekarno tentang dasar negara […]

      Des 02, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Rumusan dasar negara yang dikemukakan oleh Mr. Soepomo memiliki peran sangat penting dalam pembentukan dasar negara Indonesia. Dalam sidang BPUPKI, Mr. Soepomo menjelaskan gagasan ini dengan jelas, menekankan pentingnya persatuan dan keadilan sosial. Dengan demikian, fokusnya pada teori negara integralistik membantu menyatukan pemerintah dan rakyat dalam satu kesatuan. Lebih lanjut, gagasan ini tidak hanya membentuk […]

      Okt 21, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021