Penulis : Yasir Hadibroto (Member KMO Alineaku)
Ada sebuah tradisi di kalangan pelajar Indonesia ketika merayakan kelulusan mereka dari sekolah jenjang SMA. Tradisi itu ialah melakukan corat coret seragam sekolah putih abu abu mereka. Dengan menggunakan cat semprot berbagai warna dan spidol berbagai macam coretan dan tulisan dibubuhkan di atas seragam sekolah yang telah tiga tahun mereka kenakan. Tidak diketahui jelas darimana dan sejak kapan tradisi itu dimulai. Tradisi ini harus dihentikan karena sejatinya pelaku corat coret itu adalah mereka yang belum lulus pendidikan. Berikut beberapa alasannya :
- Mencoret pakaian seragam adalah perbuatan sia sia.
Agama mengajarkan kita untuk tidak jatuh dalam perbuatan kesia-siaan. Setelah pakaian seragam tersebut dicoret tentu tidak layak lagi untuk digunakan. Bukankah lebih baik pakaian itu diberikan kepada yang membutuhkan. Dapat dikatakan bahwa pelakunya tidak kompeten dalam pendidikan agamanya, artinya pada mata pelajaran Pendidikan Agama siswa itu sejatinya belumlah lulus.
- Pelaku pencoretan tidak memiliki kepekaan sosial.
Masih banyak kalangan tidak mampu di sekitar kita yang membutuhkan pakaian seragam sekolah. Bila mereka meiliki kepekaaans sosial yang tinggi tentu mereka akan tergerak untuk memberikan apa yang mereka miliki itu kepada orang yang membutuhkan.
- Pada mata pelajaran seni dan budaya siswa diajarkan untuk memiliki jiwa yang mencintai keindahan karena seni itu sendiri adalah sebuah keindahan. Lalu dimana letak keindahannya ketika pakaian seragam sekolahmu kamu coret dengan bergam coretan tak bermakna ? maka dapat disimpulkan bahwa kalian belum memiliki rasa cinta terhadap keindahan dan kalian belum lulus pada mata pelajaran Seni Budaya.
- Tidak memiliki adab terhadap orang tua.
Bukankah pakaian yang kalian coret itu adalah pemberian dari orang tua kalian yang telah bersusah payah mencari dan mengumpulkan uang demi untuk membelikan pakaian seragam sekolah anaknya. Lalu dengan tanpa merasa berdosa pakaian pemberian mereka itu lalu kau coret coret. Betapa sakit dan pedih hati orang tuamu. Di mana adabmu? Bukankah di mata pelajaran PKn kamu diajarkan untuk memiliki adab yang baik terhadap orang lain terlebih lagi terhadap kedua orang tuamu. Maaf nak kamu belum lulus pada mata pelajaran Pkn.
- Mengganggu ketertiban umum.
Setelah puas kalian mencoret coret baju lalu kalian pun bergerombol dan berkonvoi di jalan raya dengan mengendarai sepeda motor, ratusan jumlahnya, terkadang bahkan dengan tanpa menggunakan helm dan knalpot yang sudah dimodifikasi sehingga bersuara hingar binga. Bukankah perbuatan itu menggangu ketertiban umum di jalan raya? iya, kalian tidak lulus pada materi menghargai hak orang lain dan menjaga ketertiban umum.
Dari beberapa uraian di atas maka sesungguhnya ketika kalian merayakan kelulusan sekolah dengan coret coret baju sekolah itu artinya kalian tengah mempertontonkan bahwa diri kalian belum lulus!
“Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”
Comment Closed: Merayakan Ketidaklulusan
Sorry, comment are closed for this post.