Dua bulan lagi memasuki Agustus. Kemerdekaan telah terukir 79 tahun yang lalu. Ini bukan waktu yang singkat. Beragam cerita dan sejarah telah terukir di negeri ini. Kemerdekaan diraih dengan perjuangan dan pengorbanan para pahlawan kita. Kemerdekaan terwujud dengan gemilang.
Begitu pun di dunia pendidikan. Terukir sejarah yang sangat panjang. Dulu tidak semua anak-anak negeri mendapatkan pendidik. Hanya anak berdarah biru yang bisa mengenyam pendidikan.
Kartini dan Dewi Sartika secara sembunyi-sembunyi memberikan ilmu pengetahuan kepada kaum perempuan khususnya. KH Ahmad Dahlan mulai membuka pendidikan bergaya Islam, terkenal dengan Muhammadiyah. Ki Hajar Dewantara mencetuskan pendidikan untuk anak-anak bangsa dengan Taman Siswanya. Mereka berjuang untuk mencerdaskan negeri.
Sejak kemerdekaan, dunia pendidikan pun semakin pesat. Pemerintah pun sudah beberapa kali mengganti model kurikulum pendidikan di Indonesia. Mulai Kurikulum 1947 (Rentjana Pelajaran 1947), Kurikulum 1952 (Rentjana Pelajaran Terurai 1952), Kurikulum 1968 (Rencana Pendidikan 1964), Kurikulum 1975 (PPSI=Prosedur Pengembangan Sistem Instruksional), Kurikulum 1984 (CBSA=Cara Belajar Siswa Aktif), Kurikulum 2004 (KBK=Kurikulum Berbasis Kompetensi), Kurikulum 2006 (KTSP=Kurikulum Tingkat Satuan Pendidikan), dan Kurikulum 2013 (K-13).
Ternyata, kurikulum 2013 pun terasa belum sempurna. Apalagi sejak pandemi covid-19. Dua tahun lebih pembelajaran dilaksanakan jarak jauh, online. Kurikulum yang digunakan kurikulum darurat/khusus sesuai Permendikbud Nomor 719 tahun 2020.
Terukir cerita dan sejarah pendidikan di masa pandemi. Maka Pak Nadiem, mencetuskan Kurikulum Prototype, berubah istilah jadi Kurikulum Paradigma Baru, dan sejak Februari 2022 berubah lagi jadi Kurikulum Merdeka.
Kurikulum Merdeka sudah mulai dilaksanakan pada tahun pembelajaran 2021-2022 di Sekolah Penggerak. Tahun pembelajaran 2022-2023 mulai diterapkan di sekolah-sekolah yang siap melaksanakan Kurikulum Merdeka. Pada tahun 2024 menjadi kurikulum nasional. Semua satuan pendidikan harus melaksanakan Kurikulum Merdeka.
Kurikulum merdeka merupakan kurikulum penyempurnaan/ penyederhanaan dari kurikulum sebelumnya (Kurikulum 2013). Kurikulum merdeka memiliki keunggulan yaitu lebih sederhana dan mendalam, lebih merdeka, serta lebih relevan dan interaktif.
Dalam kurikulum merdeka terjadi perubahan-perubahan. Ada istilah fase, capaian pembelajaran, tujuan pembelajaran, analisis tujuan pembelajaran, modul ajar, asesmen, dan profil pelajar Pancasila. Para pendidik jangan khawatir . Sebenarnya sama saja dengan kurikulum sebelumnya, hanya beda istilah dan kemasan saja. Fase perubahan dari kelas. Capaian pembelajaran perubahan dari kompetensi inti. Tujuan pembelajaran perubahan dari kompetensi dasar. Analisis tujuan pembelajaran perubahan dari silabus. Modul ajar perubahan dari RPP. Asesmen perubahan dari penilaian. Profil pelajar pancasila perubahan dari karakter.
Tujuan pembelajaran merupakan penjabaran dari capaian pembelajaran . Tujuan pembelajaran sama dengan Kompetensi Dasar pada Kurikulum 2013. Kompetensi Dasar sama di seluruh wilayah NKRI. Para pendidik tinggal melaksanakannya. Berbeda dengan Kurikulum Merdeka berbentuk deskripsi. Para pendidik harus menguraikan/ mengajarkannya sesuai fase, karakter siswa, dan kearifan lokal. Para pendidik lebih bebas menentukan tujuan, bahan ajar, metoda, penilaian. Ini yang dikatakan merdeka. Pendidik bebas dalam mengelola pembelajaran .
Sesuai dengan namanya, kurikulum merdeka membuat para pendidik lebih leluasa untuk mengemas pembelajaran pada satuan pendidikannya masing-masing. Mau apa dan bagaimana pembelajaran itu sesuai dengan karakter peserta didik dan kearifan lokal.
Kurikulum merdeka membawa angin segar untuk dunia pendidikan. Kurikulum Merdeka membuat pendidik lebih leluasa mengembangkan pembelajarannya. Satuan pendidikan dapat leluasa merancang Kurikulum Operasionalnya.
Kurikulum Merdeka. Pendidikan lebih merdeka. Pendidik lebih merdeka . Merdeka mendidik!!! Hidup kurikulum merdeka!!! Semangat merdeka mendidik!!!
Kreator : N. Ai Kusumawati
Comment Closed: Merdeka Mendidik
Sorry, comment are closed for this post.