Kehadiran anak dengan hambatan tertentu membawa dampak pada tumbuh kembangnya. Anak-anak yang tumbuh kembangnya berbeda dengan anak pada umumnya tentunya mereka memiliki keterbatasan atau hambatan. Mereka biasa disebut anak berkebutuhan khusus .Anak berkebutuhan khusus.
Secara konseptual anak berkebutuhan khusus (children with special needs) memiliki makna dan spectrum yang lebih luas dibandingkan dengan anak yang luar biasa(exceptional children). Anak berkebutuhan khusus adalah anak yang memiliki kebutuhan khusus yang bersifat permanen dan bersifat temporer.
Setiap anak berkebutuhan khusus yang permanen maupun temporer memiliki hambatan dan kebutuhan yang berbeda. Hambatan belajar yang dialami oleh setiap anak disebabkan tiga hal yaitu : (1) factor lingkungan(2) faktor dalam diri anak(3) kombinasi dari faktor lingkungan dan dalam diri anak
Banyak permasalahan yang dihadapi anak berkebutuhan khusus sangatlah komplek, sehingga dalam memberikan pelayanan pada anak berkebutuhan khusus tentunya seorang guru harus memahami individu atau peserta didik secara keseluruhan.
Salah satu permasalahan anak berkebutuhan khusus adalah hambatan dalam belajar. Hambatan belajar dapat muncul karena ketidaksiapan individu untuk belajar sesuatu atau merespon situasi yang dihadapkan kepadanya secara tepat. Ketidaksiapan ini dapat dipengaruhi oleh faktor fisik, mental, emosi dan sosial atau faktor lingkungan budaya dan ekonomi.
Pada hambatan belajar anak berkebutuhan khusus di sekolah ditinjau dari aspek kemampuan akademiknya seperti hambatan belajar membaca, menulis dan berhitung.
Belajar adalah memberikan pengalaman secara secara luas dan semua aspek perkembangan. Pada proses belajar anak diajak untuk melakukan sesuatu sehingga ada pemahaman yang akan merekonstruksi kedalam pengetahuan baru. Pengalaman bermakna yang mampu menghasilkan perubahan dan menyimpan berbagai memori di otak manusia.
Kita akan membahas Bagaimana pembelajaran yang efektif, kreatif dan inovatif pada anak berkebutuhan khusus yang mengalami hambatan pendengaran dan hambatan intelektual yang dapat diterapkan orang tua ataupun guru.
Dalam memahami anak berkebutuhan khusus ada empat macam yang harus diperhatikan : (1) pahami Karakteristiknya/keunikannya (2) pahami potensinya (3) Pahami Kelemahannya (4) pahami kebutuhannya. Sebagai seorang fasilitator anak berkebutuhan khusus tentunya harus mengenal siapa yang akan kita didik dan apa yang merupakan target capaiannya. Pemahaman karakteristik dan capaian pembelajaran yang harus dipenuhi menjadi penting dalam menciptakan pendidikan yang merdeka bagi anak.
Apa yang dikenali dari anak pun juga beragam. Tidak hanya terkait dengan gaya belajarnya saja, melainkan sesuatu yang sifatnya non-kognitif (sosial-emosional), seperti perasaan, kesejahteraan psikologi, rasa aman, dan lain-lain.
BABI
GAYA BELAJAR VISUAL PADA HAMBATAN PENDENGARAN
Ketunarunguan berdampak kompleks dalam kehidupan anak. Keterlambatan perkembangan kognitif anak tunarungu dikarenakan terlambatnya perkembangan bahasa. Pada umumnya anak tunarungu yang mempunyai intelegensi normal memiliki prestasi belajar rendah. Rendahnya prestasi belajar ini dikarenakan rendahnya kemampuan berbahasa dan kemampuan daya ingat (short memory span) mereka. Hal ini berdampak terhadap kemampuan daya abstraksinya yang rendah, artinya bahwa anak mengalami kesulitan memahami hal-hal atau simbol dil luar wilayah kemampuan capaian psikosensorik, persepsi, dan asosiasinya. Akhirnya anak tunarungu mengalami kesulitan dalam mempelajari materi-materi pelajaran yang sifatnya abstrak.
Karakteristik belajar anak Hambatan Pendengaran
Dalam proses pembelajaran, guru perlu memperhatikan karakteristik personal siswa atau anak tunarungu, diantaranya:
(1) Anak tunarungu adalah seseorang yang mengalami hambatan atau keterbatasan dalam kemampuan mendengar. (2) Ketunarunguan membawa dampak terhadap perkembangan bicara dan bahasa, kecerdasan, emosi, perkembangan akademik, maupun perkembangan pribadi dan sosialnya. (3) Inteligensi anak tunarungu secara potensial pada umumnya sama dengan anak normal, tetapi secara fungsional perkembangannya dipengaruhi oleh tingkat kemampuan berbahasa, (4) anak tunarungu memiliki keterbatasan mengakses informasi dan terhambat dalam pemerolehan bahasa dan kemampuan daya abstraksi yang kurang
Dari karakteristik diatas kebutuhan belajar anak yang mengalami hambatan pendengaran maka guru atau pun orang tua harus memperhatikan (1) sikap keterarah wajahan (2) Sikap Keterarah suaraan (3) Tanggap terhadap apa yang ingin dikatakan anak (4) Penggunaan dorongan Imitasi yaitu menciptakan situasi yang membangkitkan minat anak untuk berkomunikasi.
Strategi Penyampaian Pembelajaran Pada anak Hambatan Pendengaran
Pengalaman penindraan dalam proses belajar anak tunarunguadanya akses langsung terhadap objek atau situasi. Anak tunarungu harus dibimbing dan dikembangkan semua modalitas indrawinya (sensori motor), seperti kemampuan vibrasi, kepekaan/sensitivitas meraba, visual, mendengar, mencium, mengecap, dan mengalami situasi secara langsung yang sifatnya kontekstual dan kemampuan memanfaatkan sisa mendengar bagi anak kurang dengar. Pada anak hambatan pendengarannya mengandalkan penglihatannya dalam kegiatan belajarnya. Sehingga pembelajaran akan lebih mudah dipahami anak yang mengalami hambatan pendengaran
Gaya Belajar Visual adalah proses pembelajaran yang mengandalkan penglihatan sebagai penerima informasi dan pengetahuan. Seseorang yang memiliki gaya belajar visual akan mudah menerima gagasan, konsep, data dan informasi yang dikemas dalam bentuk gambar.Anak yang mengalami hambatan pendengaran lebih senang melihat gambar atau diagram, suka belajar melihat pertunjukan atau peragaan atau video.
Selain memahami gaya belajar anak yang mengalami hambatan pendengaran , mereka juga dilibatkan dalam berproses menciptakan pembelajaran pengalaman yang bermakna.
Tiga komponen yang perlu diperhatikan dalam mempreskripsikan strategi penyampaian (1) media pembelajaran (2) interaksi peserta didik hambatan tunarungu dengan media (3) struktur belajar mengajar
Pemahaman anak yang mengalami hambatan pendengaran tentang bangun datar sangat sulit , maka penulis membuat alat peraga untuk memudahkan siswa dalam memahami materi. Penulis membuat alat peraga materi bangun datar, guna mempermudah anak hambatan pendengaran dalam memahami materi bangun datar
Sesudah peserta didik hambatan pendengaran mendapatkan penjelasan tentang capaian pembelajaran yang akan diajarkan, guru memberikan catatan poin-poin terkait materi tentang bangun datar.
Adapun langkah-langkah penggunaan media peraga bangun datar adalah sebagai berikut :
- Guru menunjukkan dan memperkenalkan gambar bangun datar
- Guru memberi contoh bagaimana menggunakan alat peraga ini. Dengan membuat bangun datar menggunakan gelang karet dan mengkaitkan gelang karet pada beberapa paku hingga membentuk bangun datar pada peraga rabadar
- Kemudian Siswa disuruh mengamati bangun datar yang dibuat guru dan membandingkannya dengan gambar bangun datar
- Siswa mengambil gambar salah satu bangun datar
- Dengan bimbingan guru siswa membuat bangun datar di peraga bangun datar menggunakan gelang karet dengan cara mengaitkan karet kebebrapa paku untuk membentuk bangun datar
- Sambil bermain siswa membuat bangun datar dengan gelang karet sesuai bangun datar yang ditunjukkan guru.
- Setelah siswa diperkirakan sudah mengerti, siswa bisa mengerjakan soal-soal yang diberikan guru dengan media Rabadar
Penggunaan media Rabadar , semoga bermanfaat dan bisa menjadi inspirasi untuk guru yang lain khususnya materi tentang Bangun Datar



- Interaksi peserta didik Hambatan Pendengaran dengan media
Pada komponen ini kegiatan belajar apa yang dilakukan oleh siswa , apakah media dapat merangsang kegiatan belajar mengajar? Interaksi antara media dengan siswa pada hambatan pendengaran wujud nyata dari tindakan belajar, mereka dapat memahami dengan apa yang dilihat, kemudian bagaimana mengerjakannya atau menyelesaikan tugas dari guru. Proses pembelajaran dengan tingkat kemampuannya dalam memahami apa yang mereka lihat /amati membuat mereka tertantang dalam memahami sebuah konseptual , selain itu pengalaman dalam menyelesaikan masalah sendiri akan lebih bermakna .

- Struktur belajar mengajar
Dalam menyusun suatu pembelajaran tentunya kita harus Menentukan tujuan pembelajaran yang spesifik, terukur, dapat dicapai, relevan, dan berjangka waktu (SMART) dan konten yang sesuai dengan peserta didik kita. Pada saat pembelajaran buatlah mereka nyaman , senang dan tanpa ada tekanan. Fasilitator berkomunikasi dengan keterarah wajahah, keterarah suara, tanggap apa yang peserta didik sampaikan buat mereka interaktif dalam proses belajar dalam menemukan pengalaman . buatlah catatan hasil belajar sebagai bahan refleksi .
Kreator : Noor Ainah
Comment Closed: Merenda Harapan Bersama Anak Istimewa Ku
Sorry, comment are closed for this post.