“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah. Kemudian Kami jadikan saripati itu air mani (yang disimpan) dalam tempat yang kokoh (rahim). Kemudian air mani itu Kami jadikan segumpal darah, lalu segumpal darah itu Kami jadikan segumpal daging, dan segumpal daging itu Kami jadikan tulang belulang, lalu tulang belulang itu Kami bungkus dengan daging. Kemudian Kami jadikan dia makhluk yang (berbentuk) lain. Maka Maha Suci Allah, Pencipta Yang Paling Baik.” (QS. Al-Mu’minun: 12-14)
Rasulullah SAW bersabda: “Sesungguhnya setiap kalian dikumpulkan penciptaannya di perut ibunya selama empat puluh hari berupa nutfah, kemudian menjadi ‘alaqah (segumpal darah) selama itu pula, kemudian menjadi mudghah (segumpal daging) selama itu pula, kemudian diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya…” (HR. Bukhari dan Muslim)
Manusia adalah makhluk yang sungguh menakjubkan. Setiap dari kita yang hidup saat ini adalah pemenang sejati dalam pertarungan epik yang terjadi bahkan sebelum kita menghirup udara pertama kali. Prof. Dr. Robert Winston, seorang pakar fertilitas terkemuka dari Imperial College London, menyatakan bahwa setiap manusia yang berhasil lahir ke dunia adalah hasil dari persaingan luar biasa antara 250 juta sperma yang berebut untuk membuahi satu sel telur.
“Anda yang ada di sini saat ini adalah pemenang dari perlombaan paling kompetitif dalam hidup Anda – sebuah perjalanan yang menantang dimana hanya satu dari 250 juta pesaing yang berhasil mencapai garis finish,” ungkapnya dalam bukunya Human Instinct.
Dr. Christiane Northrup, seorang ginekolog dan penulis bestseller, menambahkan perspektif yang lebih mendalam tentang keajaiban ini. Ia menegaskan bahwa proses seleksi alam yang terjadi saat pembuahan bukanlah sekadar kebetulan. “Setiap manusia yang berhasil lahir ke dunia adalah hasil dari serangkaian keajaiban biologis yang sangat presisi. Sperma yang berhasil membuahi sel telur harus menempuh perjalanan yang setara dengan manusia berlari sejauh 6 kilometer melawan arus. Ini adalah bukti bahwa setiap dari kita memiliki kekuatan dan ketahanan luar biasa sejak level seluler,” jelasnya dalam seminar “The Wisdom of Creating Life”.
Prof. Bruce Lipton, Ph.D., seorang pakar biologi sel dari Stanford University School of Medicine, memberikan pandangan yang mengintegrasikan sains dan spiritual tentang fenomena ini. “Ketika kita memahami bahwa kita adalah satu dari 250 juta yang berhasil bertahan, ini bukan hanya tentang keberuntungan atau kebetulan. Ada kekuatan yang lebih besar yang bekerja di sini, sebagaimana disebutkan dalam kitab-kitab suci. Setiap dari kita memiliki tujuan khusus untuk hadir di dunia ini. Kita adalah manifestasi dari potensi genetik terbaik dari kedua orang tua kita, yang telah dipilih melalui proses seleksi alam yang sangat ketat,” ungkapnya dalam bukunya The Biology of Belief.
Fakta menakjubkan tentang keberadaan kita sebagai pemenang dalam kompetisi terbesar di awal kehidupan ini sejalan dengan firman Allah SWT dan hadits Rasulullah SAW tentang penciptaan manusia. Setiap tahapan perkembangan yang akan kita bahas selanjutnya adalah bukti nyata dari keajaiban penciptaan dan betapa berharganya setiap kehidupan manusia. Perjalanan dari setetes nutfah hingga menjadi makhluk yang sempurna adalah testimoni dari kebesaran Allah SWT dan potensi luar biasa yang dimiliki setiap manusia, sebagaimana disebutkan dalam Al-Qur’an,
“Yang membuat segala sesuatu yang Dia ciptakan sebaik-baiknya dan Yang memulai penciptaan manusia dari tanah.” (QS. As-Sajdah: 7)
Tulisan sederhana ini akan menjelaskan bagaimana proses metamorfosis manusia dari tinjauan Al-qur’an, dilengkapi hadits dan pendapat beberapa ahli. Maksud dan tujuan dari penulisan ini agar kita tahu dan faham dari mana kita berasal, bagaimana proses kejadian kita, apa yang harus kita lakukan selama menjalani kehidupan, serta kemana kita akan Kembali pulang.
A. FASE PENCIPTAAN AWAL (NUTFAH): AWAL MULA KEHIDUPAN MANUSIA
Pernahkah Anda membayangkan bagaimana awal mula penciptaan kita? Allah SWT dengan sangat indah menggambarkan dalam Al-Qur’an bahwa manusia pertama, yakni Nabi Adam AS, diciptakan dari saripati tanah. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Al-Mu’minun ayat 12,
“Dan sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dari suatu saripati (berasal) dari tanah.”
Keturunan Adam selanjutnya diciptakan melalui proses yang tidak kalah menakjubkan, yaitu dari setetes air mani yang dalam bahasa Arab disebut nutfah.
Menariknya, Allah SWT menyebut air mani ini sebagai “air yang hina” dalam QS. Al-Mursalat ayat 20. Prof. Dr. Maurice Bucaille, seorang ahli embriologi Prancis, dalam bukunya “The Bible, The Qur’an and Science” menjelaskan bahwa penyebutan “air yang hina” ini mengandung hikmah yang mendalam. Secara mikroskopis, air mani memang terlihat sederhana dan “tidak berharga”, namun di dalamnya tersimpan potensi kehidupan yang luar biasa. Hal ini mengajarkan kita tentang kerendahan hati dan kebesaran Allah dalam menciptakan sesuatu yang tampak sederhana menjadi makhluk yang sempurna.
Proses penciptaan manusia menjadi semakin menarik ketika Allah SWT mengungkapkan dalam QS. Al-Insan ayat 2 bahwa manusia diciptakan dari “nutfah amsyaj” atau percampuran air mani laki-laki dan perempuan. Dr. Keith Moore, seorang profesor embriologi terkemuka, dalam bukunya “The Developing Human” mengungkapkan kekagumannya pada keakuratan Al-Qur’an dalam mendeskripsikan proses ini. Ia menyatakan bahwa penjelasan Al-Qur’an tentang percampuran kedua nutfah ini sejalan dengan penemuan ilmiah modern tentang fertilisasi, dimana sperma (dalam bahasa Arab disebut maa-in daafiq atau air yang terpancar) bertemu dengan sel telur wanita di dalam tuba falopi.
Rasulullah SAW memperkuat pemahaman ini dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Muslim.
“Manusia diciptakan dari setiap bagian air maninya.” Ketika ditanya oleh seorang Yahudi tentang proses penciptaan manusia, beliau menjelaskan, “Nutfah laki-laki berwarna putih dan nutfah perempuan berwarna kuning. Ketika keduanya bertemu dan nutfah laki-laki mendominasi nutfah perempuan, maka akan menjadi laki-laki dengan izin Allah. Dan ketika nutfah perempuan mendominasi nutfah laki-laki, maka akan menjadi perempuan dengan izin Allah.” (HR. Muslim)
Prof. Dr. Zaghloul El-Naggar, seorang ilmuwan Muslim kontemporer, menambahkan bahwa proses pembentukan nutfah ini melibatkan mekanisme yang sangat kompleks dan presisi. Dalam setiap tetes air mani terdapat sekitar 200-300 juta spermatozoa, namun hanya satu yang akan berhasil membuahi sel telur. Proses seleksi alam ini menunjukkan bahwa setiap manusia yang berhasil lahir ke dunia adalah hasil dari “kompetisi” yang luar biasa dan merupakan pilihan terbaik dari jutaan kemungkinan kombinasi genetik.
Fase nutfah ini menjadi bukti nyata tentang keajaiban penciptaan Allah SWT. Dari sesuatu yang terlihat sederhana dan “hina”, Allah menciptakan makhluk yang paling sempurna dengan segala potensi dan kemampuannya. Sebagaimana disebutkan dalam hadits qudsi.
“Aku telah menciptakan hamba-hamba-Ku dalam keadaan hanif (lurus). Kemudian datanglah setan kepada mereka dan memalingkan mereka dari agama mereka.” (HR. Muslim)
Ini mengingatkan kita bahwa meskipun berasal dari sesuatu yang sederhana, manusia memiliki potensi untuk mencapai kesempurnaan spiritual dan moral yang tinggi.
Kreator : Baijuri Haromaini
Comment Closed: METAMORFOSIS MANUSIA: PERJALANAN KEHIDUPAN SANG PEMENANG (Part I)
Sorry, comment are closed for this post.