F. FASE PENIUPAN RUH: AWAL KEHIDUPAN SEJATI
Tahap peniupan ruh merupakan momen paling sakral dalam proses penciptaan manusia, sebagaimana Allah SWT berfirman, “Kemudian Dia menyempurnakan dan meniupkan ke dalamnya roh (ciptaan)-Nya dan Dia menjadikan bagi kamu pendengaran, penglihatan dan hati; (tetapi) kamu sedikit sekali bersyukur.” (QS. As-Sajdah: 9). Fase ini menandai transformasi janin dari bentuk fisik semata menjadi makhluk yang hidup, bernafas, dan memiliki potensi spiritual.
Prof. Dr. Muhammad Ali Albar, pakar kedokteran dan bioetika Islam, dalam bukunya Human Development as Revealed in the Holy Quran and Hadith, menjelaskan keistimewaan fase ini. “Peniupan ruh bukan sekadar proses biologis, tetapi merupakan momen transendental di mana Allah memberikan esensi kehidupan yang membedakan manusia dari makhluk lainnya. Ini adalah titik awal dimana janin mulai memiliki kesadaran dan potensi spiritual,” ungkapnya.
Dalam hadits yang diriwayatkan oleh Bukhari dan Muslim, Rasulullah SAW bersabda, “Sesungguhnya penciptaan kalian dihimpun dalam perut ibu selama empat puluh hari berupa nutfah, kemudian menjadi ‘alaqah selama itu pula, kemudian menjadi mudhghah selama itu pula. Setelah itu, diutuslah malaikat untuk meniupkan ruh kepadanya dan diperintahkan mencatat empat perkara: rezekinya, ajalnya, amalnya, dan celaka atau bahagianya.”
Dr. Maurice Bucaille, dalam penelitiannya tentang embriologi dalam Al-Qur’an, menyoroti keunikan fase ini. “Yang menarik adalah bagaimana Al-Qur’an menghubungkan peniupan ruh dengan pemberian indra dan kecerdasan. Ini sesuai dengan temuan ilmiah bahwa sekitar minggu ke-16 kehamilan, sistem saraf pusat janin mulai menunjukkan aktivitas yang signifikan,” jelasnya dalam konferensi Science and Religion di Paris.
Prof. Dr. E. Marshall Johnson dari University of Pennsylvania menambahkan perspektif ilmiah yang menarik. “Pada periode ini, kami mengamati lonjakan dramatis dalam aktivitas otak janin. EEG mulai menunjukkan pola yang teratur, dan janin mulai menunjukkan respons terhadap stimulus eksternal. Ini seperti ‘nyala’ mendadak dari sistem kehidupan yang kompleks,” ungkapnya dalam seminar Embryology and Ethics.
Imam Al-Ghazali, dalam kitabnya “Ihya Ulumuddin”, memberikan perspektif spiritual yang mendalam tentang fase ini. Beliau menjelaskan bahwa ruh yang ditiupkan membawa potensi ma’rifatullah (mengenal Allah) dan berbagai potensi spiritual lainnya. “Ruh adalah anugerah istimewa yang menjadikan manusia mampu mengenal Penciptanya dan melaksanakan amanah sebagai khalifah di bumi.” tulisnya.
Dr. Yusuf Al-Qaradhawi menekankan implikasi moral dari fase ini. Dalam bukunya Al-Khasha’ish Al-Ammah lil Islam, ia menulis, “Peniupan ruh menandai dimulainya kehidupan manusia yang sesungguhnya, yang membawa konsekuensi moral dan spiritual. Inilah mengapa janin setelah 120 hari memiliki hak-hak yang harus dilindungi dalam syariat Islam.”
Allah SWT juga menegaskan keistimewaan penciptaan ini dalam firman-Nya, “Maka apabila Aku telah menyempurnakan kejadiannya, dan telah meniupkan ke dalamnya ruh (ciptaan)-Ku, maka tunduklah kamu kepadanya dengan bersujud.” (QS. Al-Hijr: 29). Ayat ini menunjukkan bagaimana bahkan para malaikat diperintahkan untuk menghormati manusia setelah peniupan ruh, mengisyaratkan betapa mulianya kedudukan manusia diantara makhluk Allah.
Prof. Dr. Zaghloul El-Naggar mengaitkan fase ini dengan perkembangan neurologi modern. “Studi terkini menunjukkan bahwa pada periode ini, terjadi pembentukan lengkap sistem saraf yang mengontrol pendengaran, penglihatan, dan fungsi kognitif. Ini sejalan sempurna dengan ayat Al-Qur’an yang menyebutkan pemberian pendengaran, penglihatan, dan hati,” jelasnya dalam Conference on Scientific Miracles in the Quran.
Fase peniupan ruh ini menjadi bukti nyata kesempurnaan penciptaan manusia oleh Allah SWT. Sebagaimana disebutkan dalam QS. At-Tin ayat 4, “Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia dalam bentuk yang sebaik-baiknya.” Setiap detak jantung, setiap tarikan nafas, dan setiap gerak pikir kita adalah manifestasi dari ruh yang Allah tiupkan, mengingatkan kita akan keagungan-Nya dan tanggung jawab kita sebagai makhluk yang dimuliakan.
G. FASE KELAHIRAN: AWAL PETUALANGAN KEHIDUPAN
Setelah melalui berbagai fase penciptaan yang menakjubkan dalam rahim, tibalah saat yang dinantikan, kelahiran manusia ke dunia. Allah SWT berfirman, “Dan Allah mengeluarkan kamu dari perut ibumu dalam keadaan tidak mengetahui sesuatu pun, dan Dia memberimu pendengaran, penglihatan, dan hati nurani, agar kamu bersyukur.” (QS. An-Nahl: 78). Ayat ini menggambarkan betapa Allah telah mempersiapkan manusia dengan potensi luar biasa untuk menjalani kehidupan.
Prof. Dr. Muhammad Quraish Shihab, dalam tafsirnya Al-Misbah, menguraikan makna mendalam dari ayat ini. “Kelahiran manusia dalam keadaan tidak mengetahui apa-apa adalah bukti sempurnanya potensi untuk belajar yang Allah anugerahkan. Berbeda dengan hewan yang lahir dengan insting bawaan, manusia diberi keistimewaan berupa akal dan kemampuan belajar yang tak terbatas,” jelasnya.
Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Abu Hurairah, Rasulullah SAW bersabda, “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan fitrah (suci), kemudian kedua orang tuanyalah yang menjadikannya Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhari). Dr. Yusuf Al-Qaradhawi menjelaskan bahwa hadits ini mengisyaratkan besarnya potensi pembelajaran dan pengaruh lingkungan dalam membentuk kepribadian manusia.
Prof. Dr. Bruce Lipton, ahli biologi molekuler dari Stanford University, memberikan perspektif ilmiah yang menarik. “Proses kelahiran adalah salah satu transisi paling dramatis dalam kehidupan manusia. Dalam hitungan menit, sistem pernapasan, peredaran darah, dan metabolisme bayi harus beradaptasi dari lingkungan air ke udara. Ini adalah bukti luar biasa dari desain biologis yang sempurna,” ungkapnya dalam konferensi The Biology of Belief.
Dr. Sarah Buckley, peneliti kelahiran dan penulis Gentle Birth, Gentle Mothering, menambahkan, “Saat kelahiran, tubuh bayi melepaskan cocktail hormon yang luar biasa, termasuk oksitosin, endorfin, dan katekolamin. Hormon-hormon ini tidak hanya membantu proses kelahiran tetapi juga mempersiapkan otak bayi untuk pembelajaran dan ikatan dengan ibunya. Ini adalah sistem yang dirancang dengan sangat cerdas oleh Sang Pencipta.”
Imam Al-Ghazali, dalam Ihya Ulumuddin, memberikan analogi yang indah tentang fase kelahiran ini. “Bayi yang keluar dari rahim ibunya seperti orang yang terbangun dari tidur panjang. Ia mulai menyaksikan dunia yang sama sekali baru, dilengkapi dengan perangkat untuk belajar dan berkembang. Inilah bukti rahmat Allah yang Maha Luas.”
Prof. Dr. T.W. Sadler, dalam bukunya Langman’s Medical Embryology, mengungkapkan kekagumannya pada proses kelahiran. “Transisi dari kehidupan dalam rahim ke dunia luar melibatkan serangkaian adaptasi fisiologis yang sangat kompleks namun terjadi dengan mulus. Dalam hitungan detik, paru-paru yang belum pernah bernapas mulai mengambil oksigen, sistem peredaran darah mengalami reorganisasi, dan sistem pencernaan mulai bekerja. Ini adalah orkestra kehidupan yang sempurna.”
Allah SWT juga mengingatkan kita akan keajaiban kelahiran dalam firman-Nya, “Dialah yang menciptakan kamu dari diri yang satu (Adam) dan daripadanya Dia menciptakan pasangannya, agar dia merasa senang kepadanya.” (QS. Al-A’raf: 189). Dr. Maurice Bucaille menyatakan, “Deskripsi Al-Qur’an tentang kelahiran dan potensi pembelajaran manusia menunjukkan pengetahuan yang jauh melampaui zamannya.”
Prof. Dr. Zaghloul El-Naggar menambahkan perspektif menarik tentang potensi pembelajaran bayi. “Penelitian neurosains modern mengkonfirmasi bahwa otak bayi yang baru lahir memiliki sekitar 100 miliar neuron dengan potensi membentuk triliunan koneksi. Ini adalah ‘komputer biologis’ paling canggih yang pernah ada, siap menyerap dan memproses informasi dari lingkungannya,” jelasnya dalam seminar Islamic Perspectives on Modern Science.
Fase kelahiran ini menjadi bukti nyata kasih sayang Allah kepada manusia. Sebagaimana disebutkan dalam QS. Ar-Rahman ayat 1-4, “(Allah) Yang Maha Pengasih, Yang telah mengajarkan Al-Qur’an. Dia menciptakan manusia, mengajarnya pandai berbicara.” Setiap tangisan pertama bayi yang lahir adalah proklamasi kehadiran makhluk istimewa yang telah Allah persiapkan untuk mengemban amanah sebagai khalifah di muka bumi, dilengkapi dengan potensi tak terbatas untuk belajar dan berkembang.
Kreator : Baijuri Haromaini
Part 15: Warung Kopi Klotok Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]
Part 16 : Alun – Alun Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]
Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]
Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]
Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]
Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]
Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]
Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,, begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]
Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]
Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]
Comment Closed: METAMORFOSIS MANUSIA: PERJALANAN KEHIDUPAN SANG PEMENANG (Part IV)
Sorry, comment are closed for this post.