KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » METAMORFOSIS MANUSIA: PERJALANAN KEHIDUPAN SANG PEMENANG (Part VI)

    METAMORFOSIS MANUSIA: PERJALANAN KEHIDUPAN SANG PEMENANG (Part VI)

    BY 27 Nov 2024 Dilihat: 254 kali
    METAMORFOSIS MANUSIA_alineaku

    J. FASE PENUAAN: PERJALANAN KEMBALI KE ASAL

    Allah SWT melukiskan fase penuaan dengan firman yang begitu indah dan dalam maknanya: “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa.” (QS. Ar-Rum: 54)

     

    Fase penuaan bukanlah semata penurunan fungsi fisik, melainkan sebuah proses transformasi spiritual yang mendalam. Rasulullah SAW bersabda: “Allah akan memberi uzur (keringanan) kepada seseorang yang telah memasuki usia tujuh puluh tahun.” (HR. Bukhari). Hadits ini mengisyaratkan betapa Allah memuliakan fase ini dengan rahmat khusus-Nya.

     

    Prof. Dr. Lars Tornstam, pelopor teori gerotransendensi, mengungkapkan fenomena menarik: “Penuaan membawa pergeseran dari pandangan materialistik menuju perspektif yang lebih kosmik dan transenden. Para lansia sering mengalami peningkatan rasa kesatuan dengan alam semesta dan pemaknaan spiritual yang lebih dalam,” jelasnya dalam Gerotranscendence: A Developmental Theory of Positive Aging.

     

    Dr. Elizabeth Blackburn, peraih Nobel Kedokteran, memberikan perspektif biologis yang menakjubkan. “Penuaan pada tingkat seluler menunjukkan pola yang sangat teratur. Setiap sel seolah ‘mengetahui’ kapan harus melambat, seperti program yang telah ditetapkan oleh Sang Pencipta,” ungkapnya dalam penelitiannya tentang telomer dan penuaan.

     

    Allah SWT mengingatkan dalam firman-Nya: “Dan barangsiapa yang Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya).” (QS. Yasin: 68). Prof. Dr. Robert Butler, pendiri National Institute on Aging, memaknai ayat ini dari sudut pandang ilmiah: “Penuaan adalah proses kembali yang telah diprogram secara biologis, namun membawa kebijaksanaan yang tidak dimiliki di fase kehidupan lainnya.”

     

    Imam Al-Ghazali memberikan perspektif spiritual yang mendalam tentang fase ini dalam “Ihya Ulumuddin”: “Penuaan adalah fase dimana jiwa semakin menyadari temporalitas dunia dan keabadian akhirat. Ini adalah masa terbaik untuk meningkatkan kualitas ibadah dan mempersiapkan pertemuan dengan Allah.”

     

    Dr. George Vaillant dari Harvard Study of Adult Development mengungkapkan temuan menarik: “Mereka yang mampu menerima proses penuaan dengan baik justru menunjukkan tingkat kebahagiaan yang lebih tinggi. Spiritualitas menjadi sumber kekuatan utama di usia senja,” tulisnya dalam Aging Well.

     

    Rasulullah SAW mengajarkan kita untuk menghormati orang tua dalam sabdanya: “Tidak termasuk golongan kami orang yang tidak menyayangi yang muda dan tidak menghormati yang tua.” (HR. Tirmidzi). Prof. Dr. Marc Agronin, penulis “The End of Old Age”, menegaskan: “Masyarakat yang menghormati lansianya cenderung memiliki tingkat kesehatan mental yang lebih baik secara kolektif.”

     

    Allah SWT juga berfirman: “Dan Tuhanmu telah memerintahkan agar kamu jangan menyembah selain Dia dan hendaklah berbuat baik kepada ibu bapak.” (QS. Al-Isra: 23). Dr. Kenneth Pargament, pakar psikologi agama, menjelaskan: “Spiritualitas di usia senja sering berfokus pada rekonsiliasi hubungan, terutama dengan keluarga dan Sang Pencipta.”

     

    Prof. Dr. Viktor Frankl melihat fase penuaan sebagai kesempatan unik untuk menemukan makna terdalam kehidupan: “Di usia senja, seseorang dapat menemukan makna melalui nilai-nilai kreatif, pengalaman, dan terutama sikap terhadap penderitaan yang tidak dapat dihindari.” Dr. Bill Thomas, penggagas Eden Alternative, menambahkan dimensi sosial: “Penuaan seharusnya dilihat sebagai fase pertumbuhan, bukan kemunduran. Para lansia memiliki peran vital sebagai penjaga kebijaksanaan komunitas,” ungkapnya dalam What Are Old People For?

     

    Ayat Al-Qur’an mengingatkan kita akan hakikat kehidupan: “Setiap yang bernyawa akan merasakan mati. Dan hanya pada hari Kiamat sajalah diberikan dengan sempurna balasanmu.” (QS. Ali Imran: 185). Fase penuaan adalah persiapan menuju pertemuan dengan Allah, dimana spiritualitas mencapai puncaknya. Sungguh, dalam proses penuaan terdapat tanda-tanda kekuasaan Allah bagi orang yang berpikir. Sebagaimana firman-Nya: “Kami perlihatkan kepada mereka tanda-tanda (kekuasaan) Kami di segenap ufuk dan pada diri mereka sendiri, sehingga jelaslah bagi mereka bahwa Al-Qur’an itu adalah benar.” (QS. Fussilat: 53). Setiap kerut di wajah, setiap uban di rambut, adalah penanda perjalanan spiritual menuju kesempurnaan iman.

     

    K. FASE PENUAAN: PERJALANAN SPIRITUAL MENUJU KEABADIAN

    Setiap keriput yang tergores di wajah, setiap helai rambut yang memutih, setiap langkah yang mulai goyah – semua adalah untaian puisi kehidupan yang Allah SWT tuliskan dalam diri manusia. Sebagaimana firman-Nya dalam QS. Ar-Rum ayat 54: “Allah-lah yang menciptakan kamu dari keadaan lemah, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah keadaan lemah itu menjadi kuat, kemudian Dia menjadikan (kamu) setelah kuat itu lemah (kembali) dan beruban. Dia menciptakan apa yang Dia kehendaki. Dan Dia Maha Mengetahui, Maha Kuasa.”

     

    Prof. Dr. David A. Sinclair dari Harvard Medical School, dalam penelitiannya yang menggetarkan kesadaran, mengungkapkan: “Setiap sel dalam tubuh kita menyimpan kisah perjalanan waktu. Pada tingkat molekuler, penuaan adalah proses dimana DNA kita perlahan mengalami kerusakan, seperti buku tua yang mulai memudar halamannya. Namun yang menakjubkan, dalam proses ‘pemudaran’ ini, sel-sel otak yang berkaitan dengan kebijaksanaan dan spiritualitas justru bisa menjadi lebih aktif.” Temuan ini seolah menegaskan bahwa Allah SWT merancang fase penuaan bukan sebagai kemunduran semata, tetapi sebagai fase transformasi spiritual yang mendalam.

     

    Dr. Sarah Ahmad, spesialis geriatri yang telah mendampingi ribuan lansia, berbagi pengamatan yang menyentuh: “Saya melihat fenomena luar biasa pada pasien-pasien saya. Saat tubuh mereka melemah, banyak yang justru menemukan kekuatan batin yang tidak pernah mereka sadari sebelumnya. Mata yang mulai rabun dalam melihat dunia justru semakin tajam melihat kebenaran. Telinga yang mulai tuli terhadap hiruk-pikuk duniawi justru semakin peka mendengar bisikan-bisikan Ilahi.”

    Dalam sebuah hadits yang menggetarkan jiwa, Rasulullah SAW bersabda: “Tidaklah seorang muslim ditimpa kelelahan, sakit, kesedihan, kesusahan, gangguan, kegundahan hati, hingga duri yang menusuknya melainkan Allah akan menghapus kesalahan-kesalahannya karenanya.” (HR. Bukhari dan Muslim). Hadits ini menyingkap hikmah mendalam di balik setiap keterbatasan fisik yang dialami di masa tua – setiap rasa sakit adalah tangga menuju pengampunan, setiap kelemahan adalah jalan menuju penguatan spiritual.

     

    Prof. Dr. Ahmad Al-Qadi mengungkapkan temuan neurosains yang menakjubkan. “Otak lansia mengalami reorganisasi unik. Saat area yang mengatur fungsi motorik melemah, area yang berkaitan dengan empati, kebijaksanaan, dan spiritualitas justru menunjukkan aktivitas yang meningkat. Seakan-akan Allah mendesain ulang arsitektur otak kita untuk lebih siap menyambut pertemuan dengan-Nya.”

     

    Dr. Lisa Miller, melalui penelitian longitudinalnya selama 20 tahun, menemukan pola yang mengharukan: “Lansia yang memeluk spiritualitas dengan erat menunjukkan ketahanan luar biasa menghadapi tantangan penuaan. Mereka melihat setiap keterbatasan bukan sebagai kutukan, tetapi sebagai undangan untuk lebih mengenal diri dan Sang Pencipta. Kelemahan fisik justru menjadi kekuatan spiritual yang luar biasa.”

     

    Allah SWT berfirman dalam QS. Yasin ayat 68: “Dan barangsiapa Kami panjangkan umurnya niscaya Kami kembalikan dia kepada kejadian(nya). Maka apakah mereka tidak memikirkan?” Prof. Dr. Malik Badri memaknai ayat ini dengan perspektif yang mencerahkan: “Penuaan adalah proses kembali ke fitrah, seperti spiral yang berputar pulang ke pusatnya. Setiap langkah yang melemah adalah langkah yang mendekatkan kita kepada Allah. Setiap kemampuan yang berkurang adalah pengingat bahwa kita tidak pernah memiliki kekuatan sejati selain dari-Nya.”

     

    Riset terbaru di bidang psikoneuroimunologi yang dilakukan Dr. Rachel Thompson mengungkapkan fakta mencengangkan: “Lansia yang memaknai penuaan sebagai perjalanan spiritual memiliki sistem imun yang lebih kuat. Sel-sel tubuh mereka seakan ‘mendengar’ dan merespons positif terhadap ketenangan jiwa yang mereka miliki. Ini membuktikan bahwa hubungan dengan Sang Pencipta tidak hanya menyentuh jiwa, tetapi juga memberikan dampak nyata pada fisik.”

     

    Imam Al-Ghazali, dalam kitabnya Ihya Ulumuddin, menulis dengan begitu menyentuh, “Uban yang bermunculan adalah lampu-lampu peringatan dari Allah, menerangi jalan pulang menuju-Nya. Setiap helai putih adalah suluh yang Allah nyalakan di kepala kita, mengingatkan bahwa waktu untuk kembali sudah dekat.”

     

    Fase penuaan mengajarkan kita bahwa kelemahan fisik adalah kendaraan menuju kekuatan spiritual. Sebagaimana Allah berfirman dalam QS. Al-Hajj ayat 5: “…dan di antara kamu ada yang diwafatkan dan (ada pula) di antara kamu yang dipanjangkan umurnya sampai pikun, supaya dia tidak mengetahui lagi sesuatu yang dahulunya telah diketahuinya…” Ayat ini adalah pengingat lembut bahwa ketika ingatan duniawi mulai memudar, itulah saat terbaik untuk mengukir kenangan dengan Allah.

     

    Setiap detak jantung yang melemah adalah pengingat bahwa kita sedang dalam perjalanan pulang. Setiap nafas yang memendek adalah bisikan bahwa pertemuan dengan Yang Maha Pengasih semakin dekat. Penuaan bukanlah masa senja yang muram, tetapi fajar spiritualitas yang semakin terang. Sebagaimana ungkapan indah Jalaluddin Rumi: “Saat raga mulai membungkuk ke bumi, itulah saat jiwa mulai menegak ke langit.”

     

    Sungguh, dalam proses penuaan ini tersimpan tanda-tanda kekuasaan Allah bagi mereka yang membuka mata hati. Setiap fase kelemahan adalah undangan untuk menemukan kekuatan yang lebih hakiki. Setiap keterbatasan adalah pintu menuju kebebasan spiritual yang tak terbatas. Karena pada akhirnya, penuaan adalah proses pemurnian diri, mencopot satu per satu attachment duniawi, hingga yang tersisa hanyalah kerinduan untuk kembali kepada-Nya.

     

    Kreator : Baijuri Haromaini

    Bagikan ke

    Comment Closed: METAMORFOSIS MANUSIA: PERJALANAN KEHIDUPAN SANG PEMENANG (Part VI)

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021