KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Bersambung
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Madhoe Retna
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Metanoia

    Metanoia

    BY 06 Agu 2024 Dilihat: 274 kali
    Metanoia_alineaku

    “Kalau kamu nggak mengikuti (program) ini, kamu akan kepikiran terus kan?”

    Masih teringat apa yang temanku katakan ketika aku bercerita kepadanya mengenai kebimbanganku kepada diri sendiri; tentang kemampuanku untuk bisa bertahan menghadapi perubahan sekaligus memberikan kebermanfaatan di daerah yang jauh dari tempat asalku, dengan budaya dan bahasa yang mungkin cukup asing bagiku.

    Memang benar bahwa menjadi pengajar muda adalah impianku dari dulu. Bahkan aku masih mengingat bahwa mengikuti Indonesia Mengajar adalah salah satu mimpi yang ku tulis pada tahun 2014 ketika menjadi mahasiswa baru. Akan tetapi, menjalani proses menjadi pengajar muda membuatku menyadari tanggung jawab yang akan kuemban selama setahun kedepan tidaklah semudah membalik telapak tangan. Hal ini cukup membuatku khawatir tidak bisa memberikan kebermanfaatan yang optimal. Apalagi aku pribadi merupakan seorang pencemas, sehingga hal-hal yang belum pasti terjadi di masa depan cukup menghabiskan energi diri sendiri.

    Selama satu bulan berada di daerah penempatanku, Nias Barat, ada beberapa hal yang masih membuatku merasa berat hati dalam beradaptasi. Menjadi minoritas, banyak anjing berkeliaran di jalanan, tidak paham bahasa Nias, dan infrastruktur yang berbeda dengan pulau jawa adalah beberapa hal yang membuat hari-hari disini terasa lama berjalan. Meski demikian, syukurlah disini aku bertemu dengan orang-orang baik yang membantuku beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat di Nias Barat.

    Seringkali aku bertanya, apa tujuanku sebenarnya untuk mengikuti program ini? Apakah aku bisa membuat perubahan yang berarti? Ataukah aku hanya ingin rehat sejenak dari kepala yang riuh? Ditambah pertanyaan lainnya dari orang tua yang sejak awal menambah keraguanku di usia yang sudah melewati seperempat abad ini; kenapa tidak mencari pekerjaan dengan pemasukan dan jenjang karir yang lebih stabil?

    Dipenuhi pertanyaan yang riuh di kepala membuat hari-hari terasa lama berjalan. Meski demikian, mungkin nantinya satu tahun akan terasa begitu cepat berlalu ketika aku sudah memasuki hari-hari terakhir pengabdian di Nias Barat di tahun depan. Aku sendiri belum mengetahui tantangan-tantangan apa yang akan ada di depanku nanti. Akan tetapi, aku berharap apapun yang aku hadapi selama setahun kedepan disini akan membuatku menjadi manusia yang lebih bijak dalam menyikapi segala sesuatu.

    Semoga perjalanan selama satu tahun ini mengubahku menjadi manusia yang lebih bijak dan merayakan kehidupan dengan segala hitam dan putihnya. Terlebih, semoga perjalanan selama satu tahun ini dapat memperkaya sudut pandangku dalam melihat dunia pendidikan dan apa yang bisa ku lakukan untuk membuat perubahan yang bermakna dalam dunia pendidikan. Semoga.

    *Tulisan ini pernah dipublikasikan di blog pribadi senandikafadiya.wordpress.com

     

    Kreator : Fadiya Dina H

    Bagikan ke

    Comment Closed: Metanoia

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Dalam dunia pendidikan modern, pendekatan sosial emosional semakin banyak dibahas. Salah satu model yang mendapatkan perhatian khusus adalah **EMC2 sosial emosional**. Namun, apa sebenarnya yang dimaksud dengan Definisi EMC2 sosial emosional? Mengapa pendekatan ini penting dalam pembelajaran? Mari kita bahas lebih lanjut untuk memahami bagaimana EMC2 berperan dalam perkembangan siswa secara keseluruhan. Definisi EMC2 Sosial […]

      Okt 02, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021