“Kalau kamu nggak mengikuti (program) ini, kamu akan kepikiran terus kan?”
Masih teringat apa yang temanku katakan ketika aku bercerita kepadanya mengenai kebimbanganku kepada diri sendiri; tentang kemampuanku untuk bisa bertahan menghadapi perubahan sekaligus memberikan kebermanfaatan di daerah yang jauh dari tempat asalku, dengan budaya dan bahasa yang mungkin cukup asing bagiku.
Memang benar bahwa menjadi pengajar muda adalah impianku dari dulu. Bahkan aku masih mengingat bahwa mengikuti Indonesia Mengajar adalah salah satu mimpi yang ku tulis pada tahun 2014 ketika menjadi mahasiswa baru. Akan tetapi, menjalani proses menjadi pengajar muda membuatku menyadari tanggung jawab yang akan kuemban selama setahun kedepan tidaklah semudah membalik telapak tangan. Hal ini cukup membuatku khawatir tidak bisa memberikan kebermanfaatan yang optimal. Apalagi aku pribadi merupakan seorang pencemas, sehingga hal-hal yang belum pasti terjadi di masa depan cukup menghabiskan energi diri sendiri.
Selama satu bulan berada di daerah penempatanku, Nias Barat, ada beberapa hal yang masih membuatku merasa berat hati dalam beradaptasi. Menjadi minoritas, banyak anjing berkeliaran di jalanan, tidak paham bahasa Nias, dan infrastruktur yang berbeda dengan pulau jawa adalah beberapa hal yang membuat hari-hari disini terasa lama berjalan. Meski demikian, syukurlah disini aku bertemu dengan orang-orang baik yang membantuku beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan kehidupan masyarakat di Nias Barat.
Seringkali aku bertanya, apa tujuanku sebenarnya untuk mengikuti program ini? Apakah aku bisa membuat perubahan yang berarti? Ataukah aku hanya ingin rehat sejenak dari kepala yang riuh? Ditambah pertanyaan lainnya dari orang tua yang sejak awal menambah keraguanku di usia yang sudah melewati seperempat abad ini; kenapa tidak mencari pekerjaan dengan pemasukan dan jenjang karir yang lebih stabil?
Dipenuhi pertanyaan yang riuh di kepala membuat hari-hari terasa lama berjalan. Meski demikian, mungkin nantinya satu tahun akan terasa begitu cepat berlalu ketika aku sudah memasuki hari-hari terakhir pengabdian di Nias Barat di tahun depan. Aku sendiri belum mengetahui tantangan-tantangan apa yang akan ada di depanku nanti. Akan tetapi, aku berharap apapun yang aku hadapi selama setahun kedepan disini akan membuatku menjadi manusia yang lebih bijak dalam menyikapi segala sesuatu.
Semoga perjalanan selama satu tahun ini mengubahku menjadi manusia yang lebih bijak dan merayakan kehidupan dengan segala hitam dan putihnya. Terlebih, semoga perjalanan selama satu tahun ini dapat memperkaya sudut pandangku dalam melihat dunia pendidikan dan apa yang bisa ku lakukan untuk membuat perubahan yang bermakna dalam dunia pendidikan. Semoga.
*Tulisan ini pernah dipublikasikan di blog pribadi senandikafadiya.wordpress.com
Kreator : Fadiya Dina H
Comment Closed: Metanoia
Sorry, comment are closed for this post.