Tik..tik..tik..
Jari-jari ku sibuk memencet keyboard laptop. Pandanganku masih berpaku pada layar, walaupun sebenarnya mata ini ingin selalu memejam.
“Deadline bentar lagi, tugasku masih banyak. Pokoknya harus selesai besok pagi.”
ujarku pada diri sendiri.
Matahari sudah terbenam sempurna. Diluar hanya terdengar suara jangkrik dan kodok yang menjadikan backsound fokus pengerjaan tugas ku.
Waktu semakin larut. Sekarang jam sudah menunjukkan pukul 12 malam, dan tugasku tekah selesai. Aku merebahkan tubuhku di kasur.
“Hah.. akhirnya selesai juga. Besok tinggal ngumpulin, deh. Moga aja besok lancar, ya tuhan..”
Aku mengambil hp ku, berselancar di dunia internet sampai aku melihat postingan berisi kabar menyeramkan.
WASPADA! PEMBUNUH BERKELIARAN DI SEKITAR JALAN PAKIS, MAYAT KORBAN DIMUTILASI, BEBERAPA ORGAN HILANG DAN DITEMUKAN TAK BERJARI!
Bulu kudukku bergetar. “Jalan pakis? Berarti deket kos ku dong?” gumamku.
Berhubung aku sendirian disini, aku jadi takut jika terjadi apa-apa padaku. Membayangkan pembunuh itu mengetuk pintu kamar dan…
Tok!Tok!
Seseorang mengetuk pintu. Aku terlonjak kaget. Langsung aku bersembunyi di balik selimut. Mulitku komat-kamit membaca doa dijauhkan dari bahaya.
“Rosi, nih ada rawon buatmu!”
Rupanya itu suara Mbak Dila, tetangga kos. Aku menghela nafas lega, lalu membuka pintu kamar.
“Oalah, mbak Dil. Nggak usah repot-repot..”
“Gapapa. Aku tau kamu belum makan kan? Daritadi maghrib nggak keluar kamar. Padahal biasanya kamu nyari makan jam 8.”
“Hehe, iya mbak, lqgi nugas soalnya. Makasih banyak ya.”
Mbak Dila tersenyum, lalu pintu kamar pun kututup.
Karena sisa nasi masih ada, aku hanya perlu memanaskannya sebentar, lalu kumakan dengan rawon.
Saat ku memasukkan suapan pertama ke dalam mulutku, aku rasa dagingnya agak aneh. Seperti daging sapi, tapi agak kenyal.
“Mungkin nyampur sama gaje*, sih.” batinku.
Meskipun terasa janggal, aku tetap memakannya hingga rawon itu habis. Maklum, perut lapar.
Setelah perutku terisi penuh, aku tertidur pulas.
Esoknya, setelah pulang dari kampus, aku sudah mengantongi tanda tangan dosen sebagai bukti proposal tugas akhir ku tekah disetejui. Aku senang sekal, sampai-sampai aku lupa tak membeli makan saat perjalanan pulang.
Aku buru-buru keluar lagi, namun Mbak Dila menyengatku.
“Ada apa toh kok buru-buru?”
“Mau beli lauk buat makan malam mbak.”
“Ohh.. Ini aku lagi masak ceker pedas, kamu mau?”
Aku berpikir sejenak, itu tawaran yang menggiurkan, apalagi agar lebih menghemat uang .
“Mau, mau.”
“Oke, tunggu ya.”
Aku mengangguk. Tak lama, ia mengetuk pintu, sambil membawa semangkok ceker tanpa tulang. Usai mengucap terimakasih, aku bersiap mengambil piring, lalu memotret foto masakan Mbak Dila. Akhir-akhir ini dia baik sekali padaku, padahal biasanya ia cuek, dan tak pernah memasak. Mungkin memang mood nya sedang baik, pikirku.
Foto itu ku unggah di status whatsapp ku. Tak lama Lidya , anak terpintar di kelas membalas story ku.
Ros, cincinmu nyemplung tuh di tumpukan ceker 🤣
Aku terkejut, lalu mengecek kebenarannya. Ternyata memang ada cincin emas putih ditutupi oleh kumpupan daging ceker.
Aku mengambilnya, berencana untuk mencuci kemudian mengembalikannya pada Mbak Dila.
Tapi, aku menyadari sesuatu. Bukannya Mbak Dila tak pernah punya cincin?
Aku mengalihkan pikiranku, mungkin saja ia punya tapi tak pernah dipakai.
Kusantap ceker itu dengan nasi hangat, rasanya sungguh nikmat. Sampai pada akhirnya, aku menemukan kuku saat menyendokkan makanan ke mulutku. Kuah ceker yang masih banyak membuatku agak susah untuk melihat dengan jelas. Saat mencuci piring, jantungku seakan berhenti berdetak. Aku tak mempercayai apa yang kulihat. Sepotong jari utuh keluar dari mangkok yang berisi kuah ceker.
Sontak aku langsung teringat berita yang kubaca kemarin.
Mayat adalah seorang wanita muda, baru saja menikah dengan suami kaya raya. Untuk sementara, polisi masih dalam proses penyelidikan dalam mengungkap pembunuh dan motifnya.
Jika benar Mbak Dila pembunuhnya, berarti.. apa itu artinya aku makan daging manusia?
Author: bloomyblossoms
Comment Closed: Misteri Pembunuhan Jalan Pakis
Sorry, comment are closed for this post.