KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Mohing Danung

    Mohing Danung

    BY 07 Des 2022 Dilihat: 244 kali

    Penulis : Elisabeth Ibu Aba (Member KMO Alineaku)

    Mohing Danung : sistem gotong royong berbalas.

    Daerah Kedang terdapat di Timur pulau Lembata, Propinsi Nusa Tenggara Timur.  Kedang merupakah persatuan dua kecamatan, yaitu Buyasuri dan Omesuri.  Masyarakat Kedang bertempat tinggal di sekeliling lereng gunung Uyelewun

    Masyarakat Kedang adalah masyarakat yang berbudaya dan terkenal sangat ketat dalam pelaksanaan atau praktek budayanya. Seluruh peristiwa hidup manusia mulai dari lahir sampai mati diatur dalam budaya. Ada tradisi Muhong Lakaq sebagai ritus kelahiran. Ada budaya : Botaq Tuan Maten sebagai ritus kematian. Ada budaya tolak bala, Budaya panggil hujan, budaya tahan hujan,  dan lain-lain.  

    Orang Kedang atau masyarakat Kedang terkenal sebagai masrakat pekerja. Terbukti banyak orang Kedang merantau ke Malaysia, Kalimantan, Brunai sebagai buruh kasar. Mereka menyebar dalam kebun-kebun sawit, kebun-kebun sayur. Mereka mengelola kebun dan makan gaji dari hasil kerjanya. 

    Saya membatasi diri dalam pembahasan ini. Saya akan membahas secara khusus Budaya Mohing Danung : Sistem Gotong royong yang berbalas. 

    Dalam masyarakat Lamaholot, dikenal istilah Gemohing artinya gotong royong. Dalam hal ini gotong royong antara semua orang (kerja sama), bahu-membahu menyelesaikan suatu pekerjaan agar cepat selesai. Ini berlaku dalam masyakat Kedang juga. Gotong royong dalam melaksanakan kenduri kematian, bekerja sama membuat rumah, bakti jalan bersama, mengerjakan kebun milik Dusun/Desa. Kerja sama dalam hal ini karena itu merupakan milik bersama, seperti kebun dusun/desa. Bisa juga terjadi gotong royong membangun rumah ibadah. Atau gotong royong membangun rumah korban kebakaran atau bencana. Hal ini terlihat jelas bahwa ada yang kuat membantu yang lemah, dan di sana tidak dituntut bayaran atau balasan.

    Dalam budaya Mohing Danung itu merupakan gotong royong yang berbalas (Menurut istilah saya). Menurut saya ini merupakan system yang mengikat orang yang berutang, sesuai dengan kesepakatan bersama. Artinya utang atas kesepakatan bersama. Kata Mohing atau pohing berarti bantu, membantu. Kata Danung dalam bahasa kedang artinya pinjam, meminjam, utang, berutang.Dalam hal ini, Mohing Danung berarti membantu/ mengutang dan harus dibayar. Lebih jelasnya, saya ingin membagi pengalaman masa kecilku dalam tulisanku ini.

    Ketika saya bersekolah di sekolah dasar kelas 4, 5 dan 6, saya senang berteman dengan orang dan melakukan mohing danung. Salah satu kegiatan mohing danung yang kami lakukan adalah mencabut rumput di kebun secara bergilir. Ada seutas tali seukuran tiga depa tangan seorang anak dalam kelompok itu. Tali dipegang oleh dua orang dan mengukur persegi daerah/tanah kebun itu. Daerah yang sudah diukur katakan saja 3 depa tangan sama dengan 3 meter tali maka luas tanah/daerah yang harus dicabut rumputnya adalah 9 m persegi. Tiap orang mendapat satu kapling seukuran 9 meter persegi. Budaya ini mengutamakan asas  adil dan merata. Dengan kata lain jika di kebun teman saya sudah mencabut rumput di daerah kebun seluas 9 meter persegi maka di kebun saya juga, teman itu harus mencabut rumput dalam kebun/ daerah seluas 9 meter persegi. Tidak boleh lebih, tidak boleh kurang. Harus adil dan merata. Demikian seterusnya secara bergilir, dari satu kebun ke kebun yang lain sampai semua teman mendapat giliran. Apabila pada saat itu teman sakit atau berhalangan hadir sementara gilirannya sudah lewat maka itu merupakan utang yang harus dibayar. 

    Meskipun merupakan gotong royong yang berbalas namun saya sangat senang melakukannya karena bersama teman-teman. Selain gotong royong mencabut rumput, kami  juga mohing danung dalam menumbuk padi. Dulu belum ada mesin giling padi. Padi yang ada ditumbuk menjadi beras. Saya bersama tiga orang teman melakukan mohing danung. Ukuran yang dipakai adalah sokal yang berisi padi sebanyak 5 kg. Kami menggunakan lesung yang besar dengan alu-alunya. Kami menumbuk padi bersama dalam satu lesung tiga orang. Meskipun gotong royongnya berbalas namun saya sangat gembira bersama teman-teman.

    Saya bersama tiga orang teman dijuluki orang tua sebagai pemberani dan bisa diandalkan. Kami menembus hutan-hutan kemiri yang sulit dilakukan oleh orang dewasa. Kami mohing danung mencari biji kemiri. Kami akan berjalan dari satu hutan kemiri ke hutan kemiri yang lain demi mohing danung bersama teman. Lagi-lagi ini gotong royong berbalas yang menyenangkan. Selain selalu bersama teman, saya juga ingin melihat alam yang indah dalam hutan. 

    Hambatan atau tantangan yang dihadapi sangat beragam. Ada teman yang malas sehingga selalu dibantu oleh teman yang berbaik hati. Kalau tidak dibantu maka kami semua akan menunggu sampai dia selesai baru kami lanjut ke kebun berikutnya. Tidak semua rumput aman untuk dicabut. Ada yang dihinggapi ulat. Sungguh menggelikan. Kami sampai lari ketakutan apabila salah memegang bukan rumputnya melainkan ulatnya. Selain ulat juga Kalajengking. Ini bukan menggelikan namun racun atau bisahnya sangat menyakitkan. Bisa berhari-hari sakitnya. 

    Itulah sekelumit pengalamanku dalam mohing danung, membantu secara adil dan merata atau dengan balasan. Pengalaman Mohing danung, merupakan system gotong royong yang berbalas.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku,
    isi naskah sepenuhnya merupakan tanggung jawab penulis.”


    Bagikan ke

    1 Komentar Pada Mohing Danung

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021