Bab I Keluarga yang Bahagia
Di sebuah desa, terdapat rumah sederhana di pinggir jalan. Rumah itu dihuni oleh keluargaku yang terdiri atas Ayah, Ibu, Aku dan Adik. Keluarga ini dikenal dengan kebahagiaan yang selalu terpancar, bahkan di tengah sehari – hari. Keluarga ini juga percaya bahwa setiap momen kecil adalah berharga, dan selalu berusaha menciptakan kenangan indah bersama.
Setiap akhir pekan, keluargaku memiliki tradisi berkumpul di Ruang Tamu untuk merencanakan kegiatan.
“Ayo kita buat rencana untuk hari Minggu! Apa yang ingin kita lakukan?” tanya Ibu sambil tersenyum.
“Bagaimana kalau kita jalan-jalan ke Kebun Raja!” jawab Ayah.
“Boleh” kata Ibu.
Aku dan Adik sangat senang setelah mendengar percakapan Ayah dan Ibu, bahwa pada hari Minggu kita akan jalan-jalan ke Kebun Raja. Kami berdua sudah tidak sabar dan terus membayangkan betapa serunya nanti.
Keesokan harinya, tepat pada hari Minggu, kita bangun lebih pagi dan bersiap-siap. Ibu sedang menyiapkan makanan dan bekal berupa roti, buah, air mineral untuk di bawah ke Kebun Raja. Sesampainya di Kebun Raja, kita disambut dengan hamparan bunga berwarna-warni dan udara segar. Aku dan Adik berlari-lari menjelajahi setiap sudut, sementara Ayah dan Ibu sedang mencari tempat untuk beristirahat.
“Lihat, Ibu! Ada banyak kupu-kupu di sana!” teriak Adik sambil tersenyum.
Setelah Ayah dan Ibu menemukan tempat yang cocok atau nyaman untuk beristirahat, kami segera membuka tikar dan menikmati bekal. Canda tawa dan cerita mengisi suasana, dan setiap suapan terasa lebih nikmat karena kebersamaan.
Tak terasa waktu sudah menjelang sore, kami segera membereskan dan bersiap-siap untuk pulang. Sampai akhirnya kami pulang ke rumah dengan perasaan yang senang, gembira, dan bahagia karena telah menikmati momen indah bersama keluarga.
Bab II Momen Makan Malam Spesial
Suatu malam tahun baru, keluarga besarku merencanakan untuk mengadakan makan malam bersama. Ibu memutuskan untuk memasak hidangan spesial yaitu sate ayam, kepiting asam manis, dan aneka bakaran sosis.
“Mari kita buat makan malam ini istimewa!” ucap Ibu dengan semangat.
Aku Bersama sepupu membantu di dapur, menyiapkan bahan, mencuci sayuran, dan mengaduk bumbu. Kita berdua saling berbicara, bercanda tawa dan bercerita hal-hal yang lucu, sehingga kami saling menertawakan.
Saat makanan siap, kami membuka tikar bersama, dengan suasana penuh keceriaan. Ibuku mengajarkan anak-anaknya untuk menghargai makanan dan pentingnya kebersamaan.
“Makanan yang enak lebih nikmat jika kita menikmatinya, bersama orang-orang tercinta” kata Ibu.
Kami semua mendengarkan ucapan Ibu, memang berbeda ketika makan bersama orang biasa dan makan bersama orang yang disayangi.
Setelah selesai makan, kami segera membersihkan. Kemudian, kami duduk santai sambil melihat bintang yang indah dengan bermacam warna. Keluargaku merasa bahagia, karena di tengah kesibukannya mereka saling meluangkan waktu demi keluarganya. Akhirnya, kami semua bisa berkumpul dan menikmati makan malam yang spesial.
Kebersamaan keluarga sangat penting, karena bisa menjaga tali persaudaraan, keharmonisan dan kerukunan dalam keluarga. Maka dari itu setiap tiga minggu sekali kami berusaha untuk berkumpul.
Bab lll Menyatu dengan Alam Desa
Setibanya di desa, kami disambut hangat oleh suasana pedesaan yang penuh ketenangan. Rumah tua milik Nenekku masih berdiri kokoh, dikelilingi oleh halaman luas dengan pepohonan rindang. Di sana Nenek sudah menanti dengan senyum penuh cinta. Kami senang akhirnya bisa berkumpul kembali dan bisa mengobati rasa rindu nenek pada cucunya. Aku dan Adik terpukau dengan pemandangan dan keindahan alam di sana.
Di pagi hari, Aku mengajak Ayah dan Ibu untuk berkeliling desa. Kami berjalan melewati sawah-sawah hijau yang membentang luas sambil menghirup udara yang segar. Aku yang tadinya ragu, kemudian mulai merasa tertarik dengan berbagai hal yang kutemukan seperti bermacam-macam bunga dengan warna yang berbeda. Adik yang biasanya menghabiskan waktu dengan menonton film di hp, kini ikut tertawa dan berlari-lari seakan lupa dengan kesibukan di dunia digital.
Hari-hari kami di desa diisi dengan berbagai kegiatan menyenangkan. Nenek mengajari cara membuat makanan tradisional yang kami belum pernah coba. Ibu merasa tersentuh melihat anak-anaknya begitu bahagia dan terlibat dalam kegiatan desa. Ayah juga merasa bahwa momen ini adalah kesempatan untuk lebih dekat dengan keluarga, serta Aku dan Adik juga merasakan hal yang sama.
Bab IV Liburan Keluarga ke Pantai
Mendekati akhir semester, keluargaku memutuskan untuk berlibur ke pantai. Ayah yang pertama kali mengusulkan rencana tersebut.
“Ayo, kita nikmati waktu bersama di laut.” kata Ayah.
Kami merencanakan perjalanan dengan antusias dan semangat. Liburan ini sangat kami tunggu-tunggu sejak satu tahun lalu.
Saat tiba di pantai, deburan ombak dan angin laut menyambut kami. Aku dan Ayah berjalan ke arah laut sambil menikmati pemandangan yang indah. Ibu juga sangat senang melihat anaknya yang sangat gembira dan heboh. Kami di sana bertemu dengan teman Ibuku yang kebetulan juga sedang berlibur.
Setelah bermain pasir, aku bermain air bersama Ayah. Tawa dan kegembiraan menggema di antara riuhnya ombak. Sekitar pukul 10.30 WIB, kami duduk bersama di tepi pantai sambil menikmati makanan yang dibeli. Suasananya semakin siang semakin ramai, jadi kami segera pulang.
Sebelum pulang, kami menyempatkan diri untuk berfoto bersama. Setelah itu, kami mampir ke tempat oleh-oleh untuk membeli buah lontar dan baju sebagai hadiah bagi keluarga di rumah. Dalam perjalanan pulang, kami tiba-tiba kehujanan, sehingga Ayah mencari tempat berteduh dan mengenakan jas hujan. Akhirnya, kami berhasil sampai di rumah dengan perasaan gembira dan penuh kebahagiaan.
BAB V Malam Hangat di Bawah Langit Berbintang
Malam harinya, keluarga berkumpul di halaman rumah Nenek, ditemani cahaya bintang yang bertebaran di langit. Kami menyalakan kembang api di tengah halaman dan duduk melingkar, sambil berbagi cerita tentang pengalaman yang kami rasakan sepanjang hari. Nenek ikut berbagi kisah masa muda mereka dengan disambut gelak tawa oleh cucunya. Aku dan Adik terpukau dengan cerita Nenek tentang kehidupan desa pada masa lalu, jauh sebelum teknologi berkembang.
Aku dan sepupu saling berpandangan dengan senyum penuh makna, merasakan kedekatan yang terjalin erat di malam itu. Paman pun mengambil gitar tua yang ada di rumah dan mulai memainkan beberapa lagu. Sepupuku dan Adik ikut bernyanyi, suara mereka bergema di bawah langit malam yang tenang. Momen itu terasa begitu hangat dan penuh kisah, seolah waktu berhenti dan dunia serasa hanya milik keluarga kami.
Saat malam semakin larut, kami masih terjaga, enggan untuk segera beranjak tidur.
Aku mengucapkan terima kasih kepada Adik dan sepupuku karena sudah menjadi saudara yang terbaik. Adik tersenyum sambil berjabat tangan, merasa bahagia karena bisa mengumpulkan momen berharga ini. Malam itu menjadi kenangan tak terlupakan yang akan selalu kami ingat.
BAB VI Kebersamaan Saat Hari Raya Idul Fitri
Hari ini adalah hari terakhir puasa, Aku sangat senang karena bisa menjalankan puasa dengan lancar. Malamnya, gema takbir mulai terdengar dari masjid-masjid di sekitar. Suasana hati menjadi haru, mengingat ramadhan telah berlalu dengan begitu cepat. Momen kebersamaan ini menjadi penutup yang indah sebelum menyambut Hari Raya Idul Fitri.
Keesokan harinya adalah hari yang paling kami tunggu yaitu melaksanakan sholat ied bersama. Setelah selesai sholat ied Aku segera memohon maaf kepada kedua orang tua. Ayah dan Ibu memelukku erat, memberikan nasihat agar selalu menjaga hati dan menghormati orang lain. Rasa haru menyelimuti, membuatku semakin bersyukur memiliki keluarga yang begitu peduli.
Malam harinya Aku bersama Adik, Ayah, dan Ibu berkeliling untuk bersilaturahmi ke tetangga-tetangga desa. Keesokan harinya kami pergi ke rumah Nenek. Semua saudara berkumpul di rumah Nenek, sehingga suasananya menyenangkan dan sangat ramai. Kami semua saling memaafkan, kemudian bersama-sama menikmati kue lebaran yang dihidangkan di meja. Momen ini akan selalu dikenang karena kebersamaan bersama keluarga adalah hal yang sangat berharga.
Kreator : Nabilah Qil Masfufah
Comment Closed: Momen Indah Bersama Keluarga
Sorry, comment are closed for this post.