KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Mudah Jatuh Cinta

    Mudah Jatuh Cinta

    BY 07 Des 2022 Dilihat: 375 kali

    Penulis : Mita Taurina Agustin Putri (Member KMO Alineaku)

    Tak ada yang bisa mengendalikan perasaan selain diri kita sendiri, Tuhan memang seajaib itu menciptakan perasaan manusia. Kita tak pernah mengerti kapan dan bagaimana hati kita akan terjatuh pada seseorang. Hingga kita benar-benar merasa seperti ada ribuan kupu-kupu yang bergerak menggelitik atau seperti rasa bahagia yang sulit untuk kita artikan.

    Namanya Sashi, tapi tenang dia bukan Sashi Girl kok. Sashi lahir di keluarga yang berada. Ia juga lahir sebagai anak tunggal, lahir dimanja dan dilimpahi kekayaan membuat Sashi sering mengalami kemudahan dalam hidup. Satu hal yang ia tidak dapatkan dalam hidupnya adalah perhatian yang cukup dari orang tuanya. 

    Sashi sebenarnya bukan gadis yang sulit untuk diatur, ia sangat mengerti kondisi keluarganya. Ia mengerti orang tuanya sibuk untuk membahagiakannya. Hanya saja, saat-saat dimana dia butuh orang tuanya ia tidak bisa merasakan. Akhirnya dia mencari bahagia dengan caranya sendiri, ia jadi orang yang sangat suka mendatangi keramaian.

    Ia senang menghadiri konser. Ia mulai memperhatikan banyak artis, ia menyibukkan dirinya menjadi fangirl. Dari sanalah kisah cintanya dimulai. Benar ia menjadi sangat mudah jatuh cinta pada idolanya hanya karena cara bicaranya yang dewasa atau bahkan pemikiran mereka yang luar biasa memberikan efek positif untuk dirinya. Ia menjadi lebih terbuka.

    Sashi tidak memiliki teman, tetapi ia memiliki satu orang sahabat yang selalu menjadi pendengarnya, yang selalu menemaninya. Keluarga Mona pun menerima Sashi seperti anak sendiri. Sashi selalu merasa memiliki keluarga saat bermain ke rumah Mona. Hingga Sashi memanggil mama Mona dengan sebutan Mama juga.

    Banyak hal yang tidak diketahui orang tua Sashi tentang anaknya ini. Semahal apapun tiket konser yang akan dihadiri Sashi dan Mona, orang tua Sashi selalu memberikan tiket termahal bahkan tidak jarang mendapatkan keistimewaan hingga bisa masuk ke backstage. Sesungguhnya Sashi sesekali ingin bisa menikmati konser bersama dengan kedua orang tuanya namun mustahil terjadi karena bahkan dalam setahun, hanya seminggu waktu yang orang tua Ssashi habiskan di rumah. Itu pun lebih banyak di kantor daripada di rumah.

    “Mon, lusa konsernya si Bara nih. Gue udah dapet tiketnya buat kita.” Cerita Sashi.

    “Oke gue temenin,” setuju Mona.

    “Gue nginep rumah aja ya?” tanya Sashi meminta persetujuan Mona, agar Sashi bisa menginap di rumahnya. Karena venue konser yang lebih dekat dari rumah Mona juga.

    “Ya nginep aja sih, Mama juga pasti senang-senang aja. Lo kan bukan orang lain lagi,” jelas Mona.

    “Bikin terharu aja lo, ah,” kata Sashi.

    “Lebay lo, Njir,” balas Mona yang merusak suasana Sashi yang benar-benar sedang terharu.

    “Ya udah, gue siap-siap ke rumah,” kata Sashi.

    “Oke, hati-hati lo,” balas Mona.

    Mona pun segera menghampiri sang Mama yang sudah berada di rumah disore hari seperti ini. Biasanya Mama Mona akan pulang bersama dengan Papa, tapi kali ini tidak. Mungkin pekerjaannya sudah selesai, hingga Mamanya bisa pulang lebih cepat.

    “Eh Mama udah pulang, baru aku mau telpon,” sapa Mona yang baru saja turun dari kamarnya yang ada di lantai dua.

    “Iya sayang, kerjaan Mama sudah selesai jadi Mama bisa pulang cepat,” jelas sang Mama.

    “Oh, eh iya, Sashi mau nginep katanya soalnya Lusa ada konsernya Bara. Tempatnya dekat sini, jadi dia mau berangkat dari sini aja,” cerita Mona.

    “Oh gitu, ya silakan aja. Kakak kamu belum pulang?” tanya sang Mama.

    “Oke Ma, makasih. Kakak? Aku belum lihat sih,” kata Mona.

    “Holla, holla.. Ada apaan nih? Serius banget.” Sapa Kakak Mona yang baru datang dari kuliahnya.

    “Lusa ada konsernya Bara kan, Mon?” tanya Kakak Mona sambil menyalami sang Mama yang masih berdiri di posisi tadi saat bicara dengan Mona.

    “Iya, mau ikutan lo?” tanya Mona.

    “Enggak, males gue. Mendingan gue main games aja,” tolak sang Kakak.

    “Ah elah, nggak asik lo. Sekali-sekali kek, ikut nemenin gue sama Sashi,” kata Mona.

    “Males gue, kayak apaan aja gue nemenin dua cewek puber. Ntar lo teriak-teriak caper gue yang malu,” pungkasnya sambil berjalan menuju kamarnya.

    “Udah kapan-kapan aja kamu ajak kakak kamu, lagian dia mana tertarik sama acara konser begitu. Kalau kamu ajak dia ke acara gamers baru dia semangat pasti,” jelas sang Mama sambil mengecup puncak kepala Mona dan berjalan menuju kamarnya untuk bersih-bersih.

    Mona pun kembali ke kamarnya sambil menunggu Sashi, ia tidur-tiduran di ranjangnya yang empuk sambil scrolling social medianya. Ia melihat Bara sedang melakukan latihan dengan tim nya persiapan konser lusa.

    Mona pun segera membagi moment itu kepada Sashi, sayangnya Sashi sedang menyetir jadi tak bisa membukanya. Tak lama terdengar suara pintu kamar Mona yang diketuk dan Sashi muncul dengan senyumnya.

    “Oyyy, Mon,” sapa Sashi.

    “Oyyyy, cuci kaki dulu lo sana. Baru boleh naik tempat tidur gue,” kata Mona yang memang anaknya sangat bersihan.

    “Iya iya,” kata Sashi langsung melangkah menuju kamar mandi yang ada didalam kamar Mona kemudian segera bergabung dengan Mona.

    “Lagi ngapain lo?” tanya Sashi lagi.

    “Biasa scroll-scroll aja, tadi gue kirim update annya si Bara, lagi latihan dia,” cerita Mona.

    “Eh iya, baru buka gue. Makasih.” Balas Sashi.

    “Lo gak DM dia?” tanya Mona lagi.

    “Belum sih, baru mau sih,” jawab Sashi.

    Mona hanya manggut-manggut, masih fokus dengan handphone nya.

    Sashi yang kurang perhatian tidak pernah mengirimkannya pada hal buruk, ia tetap menjadi Sashi anak yang penurut dan sopan. Ia tidak pernah bersikap di luar batas. Satu rahasia yang hanya diketahui oleh Mona dan keluarganya. Bahwa Sashi jadi mudah jatuh cinta pada idolanya. Ia akan berusaha untuk menyampaikan itu, meskipun tidak mendapatkan balasan yang sesuai keinginannya.

    Salah satunya adalah Bara. Bara dulunya adalah salah satu personil duo Band, lalu kemudian memutuskan keluar karena ia ingin menjalani karirnya sebagai solois dan ia juga sedang menjalani beberapa syuting Film dan serial. Ia ingin mengembangkan sayapnya ke bidang lainnya juga.

    Sashi menyukai Bara, bukan sebagai Bara si artis tapi sebagai pribadi yang menurutnya sangat terbuka dan memiliki pemikiran yang jarang bisa ia temukan pada pria-pria lainnya. Sayangnya ia lupa bahwa Bara ini sulit untuk digapai sebagai pasangan sesungguhnya di dunia nyata. Namun, Sashi tidak memperdulikan itu. Ia bahkan sampai men-DM Bara dan menyatakan kalau ia mencintai Bara lebih dari sekadar fans ke idolanya.

    Bara yang sebenarnya sosok introvert itu, sangat berterima kasih pada cinta yang dimiliki Sashi. Namun ia tidak menolak dan tidak juga menerima hanya mengucapkan terima kasih. Dan setelah DM itu mereka jadi lebih sering berinteraksi dalam chat DM itu. 

    “Malam Bara, semangat latihannya. Sampai ketemu Lusa di venue,” sapa Sashi dalam DM nya.

    Namun karena Bara sedang sibuk, Bara tidak tahu ada notifikasi dari Sashi. Sashi hanya menunggu balasan Bara sambil menemani Mona scrolling social media, tidak lama kemudian Alex kakak Mona masuk ke kamar Mona tanpa mengetuk pintu.

    “Heh, kebiasaan masuk kamar orang nggak ketuk pintu dulu,” kesal Mona.

    “Biasanya juga gitu,” bantah Alex.

    “Ngapain lo?” tanya Mona.

    “Aduh ketusnya, ya gue mau isengin kalian lah kayak biasa,” kata Alex tanpa dosa.

    “Dih apaan, nggak ada. Keluar lo, masa main sama cewek,” kata Mona lagi.

    “Udah sih, Kak Alex tuh bosen main game mulu. Iseng dia,” kata Sashi mencoba mengerti.

    “Ya udah, jangan aneh-aneh lo,” kata Mona memperingatkan.

    Alex hanya menunjukkan jempolnya, sambil asik tiduran di sofa yang ada di kamar Mona sambil mulai menyalakan TV.

    “Kok Bara belum balas DM gue juga ya?” kata Sashi tiba-tiba.

    “Lo masih suka DMan sama dia?” tanya Kak Alex tiba-tiba.

    “Masih tapi belakangan udah jarang sih, kadang gue nggak inget,” jelas Sashi.

    “Lo emang secinta itu ya sama dia? Nggak takut patah hati lo?” tanya Kak Alex.

    “Risiko gue sih itu, gue juga nggak tahu kenapa gue bisa kayak gini. Tapi gue bahagia sejauh ini,”jelas Sashi.

    “Apapun lah Sas, yang penting lo bahagia,” kata Mona.

    Tiba-tiba saja Alex berbicara agak keras. Ternyata ia melihat, updatean dari manajernya Bara kalau Bara sedang bertemu dengan salah satu temannya yang pernah digosipin kalau Bara pernah mengincarnya. Namun si temannya ini menolaknya, karena teman-temannya tidak setuju dia dekat dengan Bara. Akhirnya Bara pun berhenti, namun mereka tetap berteman baik. Bara sering datang jika temannya itu sedang ada pekerjaan atau event sebagai bentuk dukungan.

    “Lah ini si Bara lagi ketemuan sama si siapa gebetannya dulu,” ujar Alex dengan suara yang cukup besar.

    “Hah masa sih?” tanya Mona sambil membuka story dari manajernya Bara.

    “Benar nih, gue udah lihat. Gapapa lah,” ujar Sashi berusaha biasa saja, padahal dalam hatinya gelisah takut kalau tiba-tiba ada berita yang tidak ia inginkan terdengar di besoknya.

    Dan benar saja, keesokkan harinya social media ramai berita Bara bertemu dengan temannya yang bekas gebetannya dulu. Bahkan beberapa fans Bara dan temannya itu membuat hastag dukung sampai jadian. Sashi pun kembali berusaha mencari tahu langsung.

    “Pagi Bara,” sapa Sashi singkat. Biasanya dia akan menyapa panjang lebar kali ini Sashi hanya menyapanya singkat sambil menunggu balasan Bara. Karena bisanya saat Sashi menyapa Bara, Bara tidak akan membalas lebih dari lima belas menit. Namun sejak kemarin malam DM nya tidak dibalas juga.

    Hingga hari dimana konser Bara dilaksanakan, Sashi dan Mona datang lebih awal. Sashi sudah tidak bisa lagi menahan diri untuk mencari tahu semuanya. Dan bertapa syoknya Sashi, saat ia sampai di venue disana juga ada teman perempuan gebetan Bara dulu. Mereka sedang berbicara bahkan bercanda sambil sesekali mengecek persiapan venue.

    Sashi yang memang memiliki akses bisa langsung masuk ke dalam. Ia dan Mona menyapa beberapa team Bara. Lalu duduk di kursi tempatnya. Ia tidak menyapa Bara yang sedang mengobrol dengan temannya itu, ia berusaha menahan diri untuk tidak emosi. Karena ia juga sadar kalau ia bukan siapa-siapa Bara. Hanya Fans yang memiliki kesempatan bisa lebih dekat dan sudah mengakui perasaannya pada Bara saja. Selebihnya Bara juga hanya menganggap Sashi teman bisa.

    Sayangnya Sashi berharap lebih, hingga ia merasa harus mendapatkan penjelasan. Mona yang mengetahui kondisi sahabatnya akhirnya meninggalkan Sashi sebentar untuk bicara dengan teamnya Bara untuk menjelaskan kondisi Sashi.

    “Mas, boleh ngomong sebentar nggak, maaf kalau aku lancing atau bagaimana,” kata Mona.

    “Silakan aja gapapa kok,” jawab manajer Bara.

    “Kalian tahu kan kalau perusahaan Papanya Sashi salah satu sponsor acara ini, bukan aku bukan mau minta apa-apa. Tapi please, kalian tahu kan gimana perasaan Sashi ke Bara. Aku nggak tega lihat Sashi murung begitu. Aku tahu Sashi juga salah karena pakai perasaannya, tapi dia juga gak bisa control itu kan. Kalau Tuhan mau begitu Sashi bisa apa?” jelas Mona sambil sesekali melirik Sashi yang masih diam di tempat duduknya.

    “Iya sih, tapi kita juga gak bisa maksa Bara kan?” ujar Team Bara yang lainnya.

    “Ya iya sih, tapi seenggaknya dia bisa kan jaga perasaan Sashi sedikit aja. Jangan tiba-tiba kayak gini,” kata Mona lagi, kali ini saat ia melirik Sashi. Sashi sudah tidak ada ditempatnya.

    “Eh ya udah aku cuma mau ngomong itu aja, aku cari Sashi dulu. Anaknya gak ada ditempatnya tuh,” kata Mona sambil menunjuk tempat Sashi duduk tadi yang telah kosong dengan dagunya.

    “Ya udah kamu cari Sashi nanti kabarin kita ya kalau ada apa-apa,”kata Mas Manajer.

    Tanpa menjawab Mona langsung berlari mencari ke kamar mandi bahkan sampai ke parkiran. Namun ia tidak juga menemukan Sashi. Ia pun mencoba menghubungi Sashi, namun Sashi tak juga mengangkat panggilannya. Mona akhirnya mau tidak mau menemui kembali team Bara dan mengabari kalau tidak menemukan Sashi dimanapun, bahkan ia sudah tanya ke pekerja disana tidak ada yang melihat kemana perginya Sashi.

    “Ya Tuhan, Sashi lo kemana sih?” tanya Mona pada dirinya sendiri sambil terus berusaha menghubungi Sashi.

    “Gimana Sashi sudah bisa dihubungi?” tanya salah satu team Bara.

    “Duh belum nih,” jawab Mona mulai panic bahkan hampir menangis.

    Tiba-tiba Bara dan teman perempuannya menghampiri Mona dan team Bara yang sedang mengelilingi Mona.

    “Ada apaan sih, panic banget kayaknya. Sashi mana?” tanyanya.

    “Hilang,” kata Mona tanpa menatap Bara.

    “Hilang gimana?” tanya teman perempuan Bara.

    “Aku juga nggak tahu, kalau tahu aku nggak mungkin sepanik ini, aishhhh….” Jawab Mona.

    “Kamu tenang kita bantu cari kok pasti,” ujar team Bara.

    “Iya, aku Cuma takut kalau papa mamanya nanyain Sashi aku harus bilang apa?” ujar Mona matanya mulai memerah menahan air mata.

    “Aduh lo kemana sih Sas, jangan bikin gue panik dong,” batin Mona.

    Tiba-tiba saja ada ramai-ramai di depan venue, lalu tak lama ada seorang mas-mas berlarian sambil menggendong tubuh Sashi yang terlihat lemas digendongannya.

    “Maaf, ini bukan orang yang kalian cari?” tanyanya sambil meletakkan Sashi di sofa yang ditata sedemikian rupa untuk meletakkan tubuh Sashi.

    “Iya benar, dia kenapa?” tanya Mona makin panik.

    “Tadi kami menemukan dia pingsan di pinggir jalan,” jelas mas-mas yang menggendong Sashi.

    “Pingsan, di pinggir jalan, ya Tuhan Sashi,” ujar Mona.

    “Tolong kalau ada teh hangat sama minyak kayu putih atau apapun ya,” pinta Mona.

    Mona segera membuka sepatu dan membuka ikatan sabuk dan membuka sedikit kaitan celananya agar Sashi bisa bernafas lebih lega. Mona tak tahu apa yang terjadi pada Sashi sampai bisa pingsan dipinggir jalan. Untung saja mas-mas team konser mencari Sashi hingga keluar venue kalau tidak. Tidak tahu apa yang akan terjadi pada Sashi.

    Tak lama kemudian Sashi bangun, ia langsung memeluk Bara yang ada di dekatnya. Ia merasa senang karena saat ia membuka matanya yang ia lihat pertama adalah Bara orang yang ia cintai. 

    “Aku cinta sama kamu Bara, aku nggak apa-apa kamu sama dia yang penting kamu bahagia. Aku juga pasti akan bahagia, meskipun aku mungkin sulit untuk menerima tapi akum au kamu bahagia.” Kata Sashi sambil terus memeluk Bara dengan erat, seperti ia tak ingin melepasnya.

    “Terima kasih, Sashi. Aku sayang kamu tapi sebagai Adikku. Maaf ya,” ujar Bara.

    Sashi kemudian bangkit dari posisinya sebelumnya dan langsung menggandeng Mona untuk pergi. Tanpa pernah lagi mengucapkan kata apapun. Ia berusaha meninggalkan kondisi dimana dia harus melupakan semuanya. Maka ia memutuskan meninggalkan tanpa kata. Dan mulai saat itu ia sadar, ia harus jatuh pada orang, hati dan di waktu yang tepat agar tidak lagi merasa sakit.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Mudah Jatuh Cinta

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Kecuali? a. To Live b. To Love c. To Listen d. To Leave the Legacy Jawaban: c. To Listen Menurut Stephen Covey Manusia Memiliki Kebutuhan Dasar, Berikut Pembahasannya: Stephen Covey, seorang penulis dan konsultan manajemen terkenal, dalam karya-karyanya sering membahas tentang kebutuhan dasar manusia. Dalam bukunya yang terkenal, […]

      Jun 25, 2024
    • Hari sudah menunjukkan pukul 14.30. Suasana di sekolah tempat Ustadz Hamdi mengabdikan diri sudah mulai sepi. Anak-anak sudah banyak yang pulang. Ustadz Hamdi masih duduk di meja kerjanya sambil memeriksa satu persatu tugas murid-muridnya. Saat itu tiba-tiba HP Ustadz Hamdi berdering “Kriiing, kriiing, kriiing…”  “Halo…., Assalamu alaikum !”  “Wa alaikum salam. Ini Lisa, pak Ustadz.” […]

      Jun 06, 2024
    • Aku adalah teman sekelas Sky di SMP, kami berada dikelas yang sama selama 3 tahun. Sekarang setelah masuk SMA kami berada di sekolah dan kelas yang sama. Sky selalu menjadi orang terpopuler di sekolah, Sky tinggi,  tampan, dan sangat ramah. Namun sayangnya aku merasa dia selalu dingin hanya padaku, aku bahkan tidak tau alasan dibalik […]

      Jun 10, 2024
    • Mahaga Belom Bahadat adalah bahasa Dayak Ngaju yang mempunyai makna yaitu menjaga kehidupan yang saling menghargai, menghormati serta menjunjung tinggi kehidupan Adat Istiadat maupun tradisi kearifan lokal di wilayah yang kita tempati. Era zaman sekarang ini sudah banyak sekali para generasi yang melupakan prinsif-prinsif hidup yang telah dulu ditinggalkan para leluhur(nenek moyang) kita, padahal banyak […]

      Jun 02, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021