Sebuah Pengertian
“Pengetahuan ada berlimpah di dunia ini sebagai pembimbing kehidupan”
Sejauh mana kau mengenali dirimu, kau akan mengetahuinya dari caramu menatap dunia. Sekuat apapun kau memahaminya, mencoba memaksakan untuk membuat dunia berubah dengan caramu, kau pasti tersesat! Tersesat dalam kebingungan dan kebodohanmu. Semakin kau mencarinya, semakin kau merasa dunia ini tak ada habisnya, semakin kau merasa kau begitu kecil dan tak ada apa-apanya. Bisakah kau memahami mengapa dunia ini terlihat tidak adil? Begitu banyaknya penderitaan yang kau alami sementara diluar sana sedang ada yang merayakan kesuksesan mereka, bisakah kau menghentikan kecemburuan itu? Hampir mustahil, tapi bukan tidak mungkin.
Ini adalah kesan yang muncul berkali-kali yang menyelimuti kesadaran dan ini disebut dengan smrti (sanskrit: ingatan, kesan). Ingatan yang dimaksud bukanlah ingatan alam sadar yang kerap digunakan dalam berpikir yang bisa diarahkan dengan sekejap, melainkan kumpulan kejadian masa lalu yang mengendap dalam alam bawah sadar. Ingatan ini dapat mencakup informasi, kenangan, dan pengalaman yang ada di dalam diri kita dan memandu beberapa tindakan kita tanpa disadari. Ingatan alam bawah sadar juga dapat disebut memori implisit, yaitu informasi yang kita ingat secara tidak sadar dan mudah, seperti cara duduk, cara berbicara, respon reflek, kegemaran, bakat, dan sebagainya. Ingatan inilah yang kerap disebut dengan cetak biru atau takdir. Artinya endapan ini membuat seseorang memiliki tujuan kehidupan yang harus dilakukan dan hal – hal yang perlu diselesaikan dalam hidupnya saat ini sebagai keberlanjutan dari kehidupannya yang terdahulu. Smrti ini kadang sulit dimengerti oleh alam sadar, karena alam sadar menggunakan otak sebagai perantaranya. Otak memiliki kecenderungan tidak mempercayai apa yang belum dialami, atau apa yang tak mampu diingat secara langsung (visual) dan menyangsikan kejadian yang baru berdasarkan apa yang pernah dialami sebelumnya.
Permasalahan manusia umumnya karena manusia melupakan kesejatian dirinya yaitu bahagia secara alami. Kebahagiaan sendiri bukan keadaan kosong atau rasa senang yang tidak berkesudahan, melainkan sebuah keadaan menjadi saksi dari setiap kejadian, dan memahami setiap sebab-akibat dari setiap kejadian diluar dan didalam dirinya. Kita mampu mengenali melalui rasa yang muncul sebagai intuisi. Intuisi adalah kemampuan mengetahui sesuatu dari dalam dirinya begitu saja, atau terdapat dorongan kuat melakukan, melihat, mendengar, atau menggali sesuatu yang menuntunnya pada penemuan jawaban atas keragu-raguan dirinya, dan terkadang intuisi terasa kuat, ketika seseorang tak lagi merasa yakin atas jawaban yang diberikan orang lain kepadanya, atau jawaban itu terasa tak mampu menyelesaikan masalahnya. Bahkan ekstremnya seseorang merasa tidak lagi nyaman akan hidupnya bahkan dalam memenuhi kebutuhan batin dari standar-standar yang telah ada. Intuisi dapat diasah dengan menyeimbangkan otak kanan dan otak kiri. Otak kanan berkaitan dengan rasa, kepekaan, seni dan keindahan, sehingga bagi yang otak kanannya tak begitu aktif maka akan kesulitan memekakan intuisinya. Bagaimana dengan otak kiri, jika hanya otak kanan yang berkaitan dengan kepekaan dan intuisi mengapa butuh keseimbangan antara otak kanan dan kiri. Alam semesta tidaklah berbicara menggunakan bahasa melainkan melalui getaran, getaran ini ditangkap dan diterima sebagai rasa. Untuk dapat menerjemahkan rasa dalam wujud visual kemudian diterjemahkan lagi dalam bentuk bahasa maka dibutuhkan kecerdasan intelegensi. Kecerdasan ini berkaitan dengan validasi data dan sinkronisitas. Sehingga rasa yang diterjemahkan baik dalam bentuk visual atau pengetahuan tersusun secara utuh dan sistematis. Susunan pengetahuan inilah yang memberi gambaran umum tentang suatu situasi atau permasalahan, sehingga seseorang mampu melihat akar masalah secara holistik, lalu menyadari setiap kejadian seapaadanya.
Uniknya, kepekaan pada diri seseorang tidak terjadi begitu saja. Seseorang yang sangat sensitif bahkan telah melatihnya menjadi intuisi yang kuat dikarenakan telah menghadapi setiap penderitaannya. Perlu digaris bawahi bahwa setiap penderitaan harus dihadapi sampai menemukan pembelajaran yang berharga di dalamnya. Pembelajaran ini mengkristal menjadi lapisan kebijaksanaan. Semakin kuat lapisan kebijaksanaan seseorang, maka sesungguhnya dia telah mengarungi lautan kelahiran dan kematian yang sangat panjang dan dalam. Penderitaan dalam kehidupan seseorang sebetulnya adalah tangan suci semesta, cinta kasih Yang Maha Kuasa, untuk membangkitkan kesadarannya kembali. Kesadaran akan sifat dasar dirinya yang sejati, kebahagiaan, dan kedamaian yang abadi.
Kreator : Luh putu sri adnyani
Comment Closed: Mulih luwih (catatan perjalanan pulang)
Sorry, comment are closed for this post.