KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Nabung haji karena diberi momongan

    Nabung haji karena diberi momongan

    BY 28 Agu 2024 Dilihat: 111 kali
    Kisah-kisah Ajaib Haji dan Umroh_alineaku

    Nabung Haji Karena Belum diberi Momongan, kisah pasangan suami istri yang memilih berhaji sebagai

     

    Juli (28) dan Derma (30) adalah pasangan suami istri yang sudah menikah selama 3 tahun. Karena tidak kunjung hamil dan memiliki tanda-tanda hamil, Ibu Juli yang seorang bidan, menyarankan Juli untuk berhenti kerja sebagai awak media. Juli mengikuti saran ibunya tersebut. Namun, karena terbiasa sibuk, selalu ada tawarkan kerja dari teman-temannya, Juli akhirnya bekerja sebagai freelancer. Ternyata sebagai freelancer Juli makin sibuk dan jarang di rumah. Ibu Juli mengajak Derma bicara. “Ibu mau tanya, tujuan menikah itu apa Derma? Sampai kapan kamu biarkan istrimu kerja pulang malam?.” “Saya tidak ingin memaksa Juli bu, ini pernah kami bicarakan, tapi selalu ada tawarkan kerja dari teman-teman Juli, kalo tidak diambil katanya sayang, rejeki.” “Tapi sebagai suami, kamu harus ambil keputusan. Atau setidaknya, carilah pekerjaan yang tidak banyak keluar kota atau shootang shooting seperti itu,” ujar Ibu Juli.

    Sebagai suami yang paham agama, Derma minta petunjuk Allah, agar diberikan jalan yang tidak menyinggung istrinya. Derma sangat memahami jiwa istrinya yang suka bekerja. Tidak lama, rekan kantor Derma memberikan informasi lowongan pekerjaan sebagai dosen. Kalau dilihat dari kebutuhannya, sangat cocok dengan Juli. Tanpa pikir panjang, Derma mengirimkan informasi itu kepada Juli dan mengajak Juli bicara. Saat diajak bicara, Juli memahami posisinya. Ia akan coba saran dari Derma dan melamar menjadi dosen. Ternyata, Kaprodi perguruan tinggi tersebut adalah teman kuliah Juli. Juli langsung disuruh masuk, dapat jadwal mengajar. Padahal sebelumnya Juli tidak pernah mengajar sama sekali, walau sudah biasa presentasi. Satu hal yang diminta Juli, agar jadwal mengajarkan tidak bentrok dengan jadwal ia program kehamilan. Dan itu dikabulkan.

    Setelah sekian lama mengajar sambil berobat, belum ada juga tanda-tanda kehamilan. Juli mulai bosan dan tidak berminat lagi program. “Mas, kita ngapain nabung duit banyak-banyak, anak aja gak ada. Gimana kalo kita daftar haji aja? Setidaknya, kita gak malu sama Allah, sudah dikasih rejeki, digunakan untuk di jalan Allah,” ucap Juli pada suaminya. “Aku setuju aja, tapi emangnya ada uangnya? tanya Derma. “Yah itu, uang aku dari hasil shooting, kita daftarin haji aja yuk.”

    Tidak berapa lama, Juli langsung ke bank untuk membuat Tabungan haji, mencari KBIH dan mengurus segalanya. Menurut jadwal saat itu, Juli dan Derma akan berangkat 4 tahun lagi. Juli santai saja, masih lama ini, pikirnya. Uniknya, 6 bulan setelah Juli mendaftar haji, ia hamil. Sayangnya usia kehamilan 2 bulan, Juli keguguran. Namun 6 bulan kemudian ia hamil lagi dan melahirkan bayi yang sehat 9 bulan kemudian. Allah seolah mengabulkan segala doa Juli, rejeki mengalir deras, hingga Juli bisa beli mobil baru, renovasi rumah. Hingga akhirnya saat akikah, Juli dan Derma bisa memotong 4 kambing, sebagai wujud rasa syukur. Feroz, nama bayi mungil yang tampan mewarnai keluarga kecil mereka. Hingga 3 tahun kemudian, saat cicilan mobil mereka selesai, tibalah waktunya untuk menunaikan haji. Juli, galau luar biasa, karena harus meninggalkan anak satu-satunya yang belum genap 4 tahun. 

    Seorang teman menguatkan Juli. “Anak ini bukan anak kamu. Ingat, kamu hanya dititipkan,” hancur hati Juli mendengar kata-kata itu, ia sadar sepenuhnya. Ucapan itu benar. Berbulan-bulan, ia habiskan waktu dengan Feroz dan memberikan pemahaman kepada putranya. “Mama sayang pada Feroz, tapi Allah lebih sayang kita. Mama sudah janji pada Allah dan harus memenuhi undangannya. Mama percaya Feroz anak yang kuat, sehat dan bisa bertahan.

    Satu hari menjelang keberangkatan, Juli dan Feroz berpelukan erat sekali, “Jangan pergi haji mama. Di sini aja.” Juli mengiatkan hatinya, “Ya Allah, akupun bukan milikku, aku serahkan jiwa raga dan segalanya yang Engkau titipkan, kuatkan ya Allah agar aku, suami dan Feroz menjadi hamba yang kuat.

    Selama 40 hari, Juli meninggalkan Feroz pada nenek (ibu Juli, Bibik Juli dan mertua), alhamdulillah berjalan lancar. Walau Feroz sempat sakit panas tinggi selama 1 minggu, namun Feroz kembali sehat dan ceria hingga saat Juli dan Derma kembali, mereka berkumpul lagi. Selama di  Mekah, selain mohon keselamatan dunia akhirat, Juli juga ingin diberikan kesempatan untuk kembali ke Mekah bersama keluarga kecilnya. Derma juga punya keinginan, agar Allah berkenan memberikan kesempatan anak kedua. Pada saat Feroz berusia 6 tahun, lahirnya anak kedua mereka, Athar. 

    Tidak ada doa yang tidak dikabulkan, semua akan dijawab Allah, kita hanya menunggu waktu dan tidak menyerah. 

     

     

    Kreator : Nurhablisyah

    Bagikan ke

    Comment Closed: Nabung haji karena diberi momongan

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021