Nabung Haji Karena Belum diberi Momongan, kisah pasangan suami istri yang memilih berhaji sebagai
Juli (28) dan Derma (30) adalah pasangan suami istri yang sudah menikah selama 3 tahun. Karena tidak kunjung hamil dan memiliki tanda-tanda hamil, Ibu Juli yang seorang bidan, menyarankan Juli untuk berhenti kerja sebagai awak media. Juli mengikuti saran ibunya tersebut. Namun, karena terbiasa sibuk, selalu ada tawarkan kerja dari teman-temannya, Juli akhirnya bekerja sebagai freelancer. Ternyata sebagai freelancer Juli makin sibuk dan jarang di rumah. Ibu Juli mengajak Derma bicara. “Ibu mau tanya, tujuan menikah itu apa Derma? Sampai kapan kamu biarkan istrimu kerja pulang malam?.” “Saya tidak ingin memaksa Juli bu, ini pernah kami bicarakan, tapi selalu ada tawarkan kerja dari teman-teman Juli, kalo tidak diambil katanya sayang, rejeki.” “Tapi sebagai suami, kamu harus ambil keputusan. Atau setidaknya, carilah pekerjaan yang tidak banyak keluar kota atau shootang shooting seperti itu,” ujar Ibu Juli.
Sebagai suami yang paham agama, Derma minta petunjuk Allah, agar diberikan jalan yang tidak menyinggung istrinya. Derma sangat memahami jiwa istrinya yang suka bekerja. Tidak lama, rekan kantor Derma memberikan informasi lowongan pekerjaan sebagai dosen. Kalau dilihat dari kebutuhannya, sangat cocok dengan Juli. Tanpa pikir panjang, Derma mengirimkan informasi itu kepada Juli dan mengajak Juli bicara. Saat diajak bicara, Juli memahami posisinya. Ia akan coba saran dari Derma dan melamar menjadi dosen. Ternyata, Kaprodi perguruan tinggi tersebut adalah teman kuliah Juli. Juli langsung disuruh masuk, dapat jadwal mengajar. Padahal sebelumnya Juli tidak pernah mengajar sama sekali, walau sudah biasa presentasi. Satu hal yang diminta Juli, agar jadwal mengajarkan tidak bentrok dengan jadwal ia program kehamilan. Dan itu dikabulkan.
Setelah sekian lama mengajar sambil berobat, belum ada juga tanda-tanda kehamilan. Juli mulai bosan dan tidak berminat lagi program. “Mas, kita ngapain nabung duit banyak-banyak, anak aja gak ada. Gimana kalo kita daftar haji aja? Setidaknya, kita gak malu sama Allah, sudah dikasih rejeki, digunakan untuk di jalan Allah,” ucap Juli pada suaminya. “Aku setuju aja, tapi emangnya ada uangnya? tanya Derma. “Yah itu, uang aku dari hasil shooting, kita daftarin haji aja yuk.”
Tidak berapa lama, Juli langsung ke bank untuk membuat Tabungan haji, mencari KBIH dan mengurus segalanya. Menurut jadwal saat itu, Juli dan Derma akan berangkat 4 tahun lagi. Juli santai saja, masih lama ini, pikirnya. Uniknya, 6 bulan setelah Juli mendaftar haji, ia hamil. Sayangnya usia kehamilan 2 bulan, Juli keguguran. Namun 6 bulan kemudian ia hamil lagi dan melahirkan bayi yang sehat 9 bulan kemudian. Allah seolah mengabulkan segala doa Juli, rejeki mengalir deras, hingga Juli bisa beli mobil baru, renovasi rumah. Hingga akhirnya saat akikah, Juli dan Derma bisa memotong 4 kambing, sebagai wujud rasa syukur. Feroz, nama bayi mungil yang tampan mewarnai keluarga kecil mereka. Hingga 3 tahun kemudian, saat cicilan mobil mereka selesai, tibalah waktunya untuk menunaikan haji. Juli, galau luar biasa, karena harus meninggalkan anak satu-satunya yang belum genap 4 tahun.
Seorang teman menguatkan Juli. “Anak ini bukan anak kamu. Ingat, kamu hanya dititipkan,” hancur hati Juli mendengar kata-kata itu, ia sadar sepenuhnya. Ucapan itu benar. Berbulan-bulan, ia habiskan waktu dengan Feroz dan memberikan pemahaman kepada putranya. “Mama sayang pada Feroz, tapi Allah lebih sayang kita. Mama sudah janji pada Allah dan harus memenuhi undangannya. Mama percaya Feroz anak yang kuat, sehat dan bisa bertahan.
Satu hari menjelang keberangkatan, Juli dan Feroz berpelukan erat sekali, “Jangan pergi haji mama. Di sini aja.” Juli mengiatkan hatinya, “Ya Allah, akupun bukan milikku, aku serahkan jiwa raga dan segalanya yang Engkau titipkan, kuatkan ya Allah agar aku, suami dan Feroz menjadi hamba yang kuat.
Selama 40 hari, Juli meninggalkan Feroz pada nenek (ibu Juli, Bibik Juli dan mertua), alhamdulillah berjalan lancar. Walau Feroz sempat sakit panas tinggi selama 1 minggu, namun Feroz kembali sehat dan ceria hingga saat Juli dan Derma kembali, mereka berkumpul lagi. Selama di Mekah, selain mohon keselamatan dunia akhirat, Juli juga ingin diberikan kesempatan untuk kembali ke Mekah bersama keluarga kecilnya. Derma juga punya keinginan, agar Allah berkenan memberikan kesempatan anak kedua. Pada saat Feroz berusia 6 tahun, lahirnya anak kedua mereka, Athar.
Tidak ada doa yang tidak dikabulkan, semua akan dijawab Allah, kita hanya menunggu waktu dan tidak menyerah.
Kreator : Nurhablisyah
Comment Closed: Nabung haji karena diberi momongan
Sorry, comment are closed for this post.