“Njulll, panjuuulll, kemari, ada yang mo ku sampaikan ke kamu njul” Panggil danang. “ Apaan sih nang, keburu magrib ni, aku ntar kena omel lagi ma ibu” Jawab panji yang sering banget di panggil panjul ma teman-temannya.
“ Gini toh njul, klien denger ya, ibunya panjul hebat sekarang, udah jadi tailor terkenal di desa kita ini, naik daun. Bangga dong ko njul. “ Goda danang.
“Assalamualaikum “ Salam panji yang melihat ayah sedang duduk membaca koran di teras rumah.
“Wa’alaikumussalam warahmatullahi wabarakatuh. Dari mana panji? “ tanya ayah
“Main di lapangan yah. Ayah ibu mana? “
“Biasa lah, jahit orderan orang”.
Panji duduk di samping ayah, terkulai malas di kursi setengah tempurung, tatapannya tajam lekat di dahan-dahan tanaman yang ada di halaman.
Ada pohon mangga, tanaman kelor, pohon rambutan, tanaman bidara, dan tanaman hias kesukaan ayah. Satu persatu dari kejauhan dipandangnya hanya di bagian dahan saja.
Sejenak ia bangkit dari kursi malas nya menuju pohon satu persatu, dipungutinya dedaunan yang berjatuhan dari aneka ragam yang ada.
Mondar mandir teras halaman ia berjalan sembari mengernyitkan dahinya. Melihat itu ayah Panji bertanya “ Apa yang kamu lakukan Panji? “
Panji hanya menggeleng, ada keraguan untuk diutarakan olehnya.
Duduk kembali memperhatikan pungutan dedaunan itu. Kedua tangan Panji pun mulai menopang pipi-pipinya “Hhhmmmm” helanya.
“Berat amat sih beban anak ayah “ dengan senyum menggoda ayah ke Panji.
“Ayah, Panji heran, kata teman-teman Panji ibu jadi taik telor terkenal di kampung kita, padahal ibu kan tukang jahit ya ayah? “ tanya Panji
“Bukan taik telor tapi tailor , itu bahasa Inggris artinya tukang jahit “ jelas ayah dengan tawa gelinya.
“Oh ya ya,… Hihihihi… “ jawab Panji
“Trus ngapain kamu pungut daun daun itu?”
“Nah itu dia yah, Panji bingung daun-daun di rumah kita ini gak ada yang besar dan lebar kan yah ? “ Ucap Panji dengan polosnya.
“ Trus? Apa maksudnya”
“Iya ayah, kolo daun-daun segini ukurannya, gimana cara ibu menaikinya? “ Tanya Panji keheranan.
Ayah bengong mendengar pertanyaan Panji, tak mampu menafsirkan apa yang diutarakan putra sulungnya itu. “ Maksud nya apa sih Panji kok bertanya seperti itu”
“ Kata teman-teman Panji lagi yah, ibu selain menjadi taik telur itu tadi yah, ibu juga naik daun yah, jadi Panji selidiki lah yah, daun mana yang ibu naiki” pungkas Panji dengan semangatnya.
“ @#$&*”:_@” ayah menggaruk-garuk kepala, tersenyum geli melihat kepolosan anaknya.
“ Benar tuh nji, ibu sekarang lagi naik daun, Panji hebat” sahut ibu dari dalam ruangan yang sedari tadi mengikuti separuh hati percakapan ayah dan Panji.
“Tuh kan yah, ibu saja uda mengakuinya”
Ayah menarik nafas panjang dan tertawa lepas menikmati percakapan yang tak tentu arah ini. 😅😅😅😅
Kreator : Noer maya
Comment Closed: NAIK DAUN
Sorry, comment are closed for this post.