KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Natal Pertama Tanpa Orangtua

    Natal Pertama Tanpa Orangtua

    BY 11 Jan 2023 Dilihat: 193 kali

    Penulis : Patrisia Carolina (Member KMO Alineaku)

    Bagi umat Kristen Natal merupakan sebuah momen yang sangat penting. Natal bukan hanya menyambut sang bayi Yesus, yang dilahirkan oleh Bunda Maria. Natal juga bukan hanya sekedar aksesoris yang menghiasi rumah dan jalan. Natal juga bukan sekedar bunyian petasan dan lagu jingle bells yang didengarkan dimana mana. Namun, natal merupakan momen seluruh anggota keluarga berkumpul. Merajut kembali tali kasih yang renggang. Momen dimana kita saling memaafkan dan memperbaiki segala kesalahan kita. Momen dimana canda tawa terdengar. 

    Namun, tidak untuk aku dan adikku. Disaat tetangga tertawa bersama, aku dan adikku hanya berdua. Kami hanya sendirian, tanpa orang tua. Apalagi ini kami penduduk baru. Yup, kami baru pindah disini enam bulan yang lalu, ketika aku masuk SMP. Kami kesepian. Tak ada tawa dan canda yang terdengar. Aku dan adikku ke gereja sendirian. Ada perasaan tak biasa, ketika melihat di kiri dan kanan, orang tua mengapit anaknya. Walaupun demikian kami berdua merasa bersyukur karena masih diberi kesempatan untuk merayakan Natal. Sepulang dari gereja kami makan malam dan masuk kamar. Meringkuk di dalam selimut dan menangis. Pada waktu itu kami hanya mempunyai hp Nokia senter yang hanya bisa menerima telepon dan SMS. 

    Sebelum menutup mata, adikku bertanya ” bapa dan mama belum telepon? Kemarin bilang mau telpon, tapi sampai sekarang belum telpon-telpon. Apa mereka sudah lupa kalau kita disini sendiri?” Aku hanya bisa menenangkan adikku.

    ” Tunggu sebentar lagi, mungkin mereka masih di gereja. Di kampung umatnya banyak, lagi pula ini masih jam sembilan tunggu sampai jam sepuluh. Kalau mereka tidak telpon kita tidur saja, besok pasti mereka telpon,” ucapku. Jam sudah menunjukkan pukul sepuluh namun, tidak ada tanda-tanda orang tua kami menelpon. Aku pun menyuruh adikku untuk tidur, dengan bujuk rayuanku akhirnya adikku menurut. 

    Namun, belum juga aku tertidur, dering telpon menyadarkan aku kembali. Di sana tertulis bapa memanggil. Tanpa pikir panjang aku langsung memencet tombol hijau.

    “Halo, selamat natal,” sapaan pertama yang kudengar di seberang. Tangisan ku langsung pecah. Karena terganggu adikku yang tadinya nyenyak kembali terbangun. Kami menangis bersama.

    “Kenapa barusan telpon dari tadi kemana saja. Kalian sudah lupa dengan kami,” ucap adikku.

    “Bapa dan mama tidak lupa, tadi ada keluarga besar yang datang. Hp mama lupa bawa. Kalian sudah makan?” itu suara mamaku.

    “Kalian disitu rame, kami hanya sendirian di sini. Kami orang baru. Tidak ada siapapun yang kami kenal di kompleks ini. Om Lukas terlalu jauh dari rumah. Tidak ada yang memperhatikan kami. Semua anak merayakan natal dengan orang tuan dengab keluarga kami hanya sendirian,” air mata kembali mengalir.

    “Tidak apa-apa. Bapa dan mama pulang bukan karena mau meninggalkan kalian. Disini ada urusan penting yang bapa mama tidak bisa tinggalkan. Tidak apa-apa. Mama dan bapa nanti pulang sebelum tahun baru. Jangan lupa berdoa, tidur sadar-sadar. Kalau ada yang ketuk pintu jangan buka, lihat dulu di jendela,” akhirnya kami menghabiskan waktu untuk mengobrol sampai mengantuk dan tertidur. Itulah pengalaman pertama aku dan adikku merayakan natal sendirian di tempat yang baru. Rasa sedih, gembira, takut dan cemas bercampur menjadi satu.


    “Naskah ini merupakan kiriman dari peserta KMO Alineaku, isi naskah sepenuhnya merupakan tanggungjawab penulis”

    Bagikan ke

    Comment Closed: Natal Pertama Tanpa Orangtua

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021