KATEGORI
  • Adat & Budaya
  • Agrikultur
  • Aksi
  • Arsitektur
  • Artikel
  • Asmara
  • Autobiografi
  • autobiography
  • Bahasa & Sastra
  • Berita Alineaku
  • Bisnis
  • Branding
  • Catatan Harian
  • Cerita Anak
  • Cerita Pendek
  • Cerita Rakyat
  • Cerpen
  • Cinta
  • Cita – Cita dan Harapan
  • Dongeng
  • Drama
  • Ekonomi
  • Epos
  • Event
  • Fabel
  • Fantasi
  • Fiksi
  • Gaya Hidup
  • Hiburan
  • Hobi
  • Hubungan Antarpribadi
  • Hukum
  • Humanis
  • Humor
  • Ilmu Manajemen
  • Inspirasi
  • Istri
  • Kampus
  • Karir dan Kewirausahaan
  • Keagamaan
  • Keluarga
  • Kesehatan & Kecantikan
  • Kesehatan Mental
  • Ketenagakerjaan
  • Kisa Masa Kecil
  • Kisah Inspiratif
  • Kritik Media
  • Kuliner
  • Legenda
  • Lifestyle
  • Lingkungan Hidup
  • Manajemen
  • mengelola toko
  • Mental Health
  • Moralitas
  • Motivasi
  • Novel
  • Nutrisi
  • Nutrition
  • Opini
  • Organisasi
  • Otomotif
  • Parenting
  • Pemerintahan
  • Pendidikan
  • Pendidikan Karir
  • Pendidikan Keuangan
  • pengalaman hidup
  • Pengembangan Diri
  • Perjalanan Hidup
  • Pernikahan
  • Persahabatan
  • Pertemanan
  • Petualangan
  • Petualangan Alam
  • Pilih Kategori
  • Pilih Menu
  • Politik
  • Psikologi
  • Psikologi Sosial
  • Puisi
  • Romansa
  • Romantisme kehidupan
  • Rumah Tangga
  • Satir
  • SDM
  • Sejarah
  • Self-Acceptance
  • Self-Awareness
  • Seni & Budaya
  • Sosial
  • spiritual journey
  • Strategi
  • Teknologi
  • Tempat Wisata
  • Traveling
  • Uncategorized
  • Wanita
  • Beranda » Artikel » Nenek yang Hilang

    Nenek yang Hilang

    BY 21 Agu 2024 Dilihat: 100 kali
    Cerita Emon dan Emin yang Inspiratif_alineaku

    Sore itu, Emon, Emin, Pacul, dan Yanti pulang sekolah dengan ceria. Mereka berencana untuk bermain di lapangan dekat rumah. Namun, saat melintas di pos ronda, mereka melihat seorang nenek tua yang duduk termenung di bangku panjang. Wajah nenek itu terlihat sedih dan bingung.

    “Eh, ada nenek-nenek,” kata Emon sambil menunjuk ke arah nenek itu.

    “Kenapa ya, Nek, kok sendirian di sini?” tanya Yanti dengan nada lembut.

    Nenek itu hanya menggelengkan kepala dan menatap mereka dengan tatapan kosong. Pacul mencoba mengajak nenek itu bicara, “Nenek tinggal di mana, sih?”

    Nenek itu berusaha menjawab, tapi kata-katanya terdengar tidak jelas. Sepertinya beliau sedang bingung.

    “Mungkin nenek lupa jalan pulang,” ucap Emin khawatir.

    Mereka berempat saling berpandangan. Akhirnya, mereka memutuskan untuk membantu nenek itu. Mereka mencari tahu apakah ada yang mengenal nenek itu di sekitar pos ronda. Namun, sayangnya tidak ada yang tahu.

    “Kita belikan makanan untuk nenek dulu, ya,” usul Emon.

    Teman-temannya setuju. Mereka pun patungan membelikan nasi bungkus dan minuman untuk nenek itu. Dengan hati-hati, mereka menyuapi nenek itu. Nenek itu terlihat sangat senang dan akhirnya mau makan.

    Saat mereka sedang menemani nenek itu, tiba-tiba datang seorang bapak-bapak yang mereka kenal sebagai Pak Kardus. Bersama beliau ada seorang pemuda yang terlihat cemas.

    “Pak Kardus, ini nenek saya!” seru pemuda itu sambil berlari menghampiri neneknya.

    Ternyata, pemuda itu sedang mencari neneknya yang hilang sejak pagi. Neneknya menderita penyakit demensia sehingga sering lupa jalan pulang.

    “Alhamdulillah, ketemu juga, Nak,” ucap Pak Kardus lega.

    Pemuda itu mengucapkan terima kasih kepada Emon dan teman-temannya yang telah menemukan dan membantu neneknya.

    “Terima kasih banyak, ya. Nenek saya sudah hilang sejak pagi dan kami sangat khawatir,” kata pemuda itu.

    Emon, Emin, Pacul, dan Yanti merasa senang karena telah membantu orang lain. Mereka juga belajar bahwa kita harus selalu peduli terhadap sesama, terutama kepada orang-orang yang membutuhkan.

    Akhirnya, nenek itu dibawa pulang oleh cucunya. Mereka semua merasa lega karena nenek itu sudah kembali ke rumah dengan selamat.

    Pesan Moral:

    • Kita harus selalu peduli terhadap sesama.
    • Orang tua kita perlu kita jaga dan sayangi.
    • Penyakit demensia bisa menyerang siapa saja. Kita harus sabar dan penuh kasih sayang dalam menghadapi orang yang mengidap penyakit ini.

    Cerita ini mengajarkan kita tentang pentingnya kepedulian dan kasih sayang terhadap sesama. Meskipun kita masih kecil, kita bisa melakukan banyak hal untuk membantu orang lain.

     

     

    Kreator : arif fauriyuddin

    Bagikan ke

    Comment Closed: Nenek yang Hilang

    Sorry, comment are closed for this post.

    Popular News

    • Part 15: Warung Kopi Klotok  Sesampainya di tempat tujuan, Rama mencari tempat ternyaman untuk parkir. Bude langsung mengajak Rani dan Rama segera masuk ke warung Kopi Klotok. Rama sudah reservasi tempat terlebih dahulu karena tempat ini selalu banyak pengunjung dan saling berebut tempat yang ternyaman dan posisi view yang pas bagi pengunjung. Bude langsung memesan […]

      Okt 01, 2024
    • Part 16 : Alun – Alun  Kidul Keesokan paginya seperti biasa Bude sudah bangun dan melaksanakan ibadah sholat subuh. Begitupun dengan Rani yang juga melaksanakan sholat subuh. Rani langsung ke dapur setelah menunaikan ibadah sholat subuh. Tidak lama disusul oleh Bude dan langsung mengambil bahan masakan serta mengiris bahan untuk memasak. Rani dan Bude sangat […]

      Okt 16, 2024
    • Part 14: Kopi Klotok Pagi hari yang cerah, secerah hati Rani dan semangat yang tinggi menyambut keseruan hari ini. Ia bersenandung dan tersenyum sambil mengiris bahan untuk membuat nasi goreng. Tante, yang berada di dekat Rani, ikut tersenyum melihat Rani yang bersenandung dengan bahagia. “Rani, kamu ada rasa tidak sama Rama? Awas, ya. Jangan suka […]

      Sep 18, 2024
    • Part 13 : Candi Borobudur Keesokan harinya Rama sibuk mencari handphone yang biasa membangunkannya untuk berolahraga disaat Rama berada di Jogja. Rama tersenyum dan semangat untuk bangun, membersihkan diri dan segera membereskan kamarnya. Tidak lupa Rama juga menggunakan pakaian yang Rapih untuk menemui Rani hari ini. Sementara Rani seperti biasa masih bermalas-malasan di dalam kamarnya […]

      Sep 07, 2024
    • Part 12 : Cemburu Rama langsung memukul Jaka saat Jaka baru saja masuk ke ruang kerjanya Rama. Jaka yang meringis bukannya marah namun malah tersenyum terhadap Rama karena Jaka tahu bahwa Rama lagi cemburu terhadapnya. Rama males menjawab salam dari Jaka namun sebagai orang yang punya adab Rama harus menjawab salam dari Jaka dengan sopan. […]

      Sep 05, 2024

    Latest News

    Buy Pin Up Calendar E-book On-line At Low Prices In India After the installation is complete, you’ll have the flexibility […]

    Jun 21, 2021

    Karya Nurlaili Alumni KMO Alineaku Hampir 10 bulan, Pandemi Covid -19 telah melanda dunia dengan cepat dan secara tiba-tiba. Hal […]

    Des 07, 2021

    Karya Lailatul Muniroh, S.Pd Alumni KMO Alineaku Rania akhirnya menikah juga kamu,,,  begitu kata teman2nya menggoda, Yaa,,,Rania bukan anak.yang cantik […]

    Des 07, 2021

    Karya Marsella. Mangangantung Alumni KMO Alineaku Banyak anak perempuan mengatakan bahwa sosok pria yang menjadi cinta pertama mereka adalah Ayah. […]

    Des 07, 2021

    Karya Any Mewa Alumni KMO Alineaku Bukankah sepasang sejoli memutuskan bersatu dalam ikatan pernikahan demi menciptakan damai bersama? Tetapi bagaimana […]

    Des 07, 2021